SHARE
Home > News > Features > 3 Tips Merawat Radio Vintage Menurut Kris Jänssen Werks

3 Tips Merawat Radio Vintage Menurut Kris Jänssen Werks

11 December 2022 12:17 WIB Alam Sutera Audio Fest 2022 Broadway Alam Sutera

Radio adalah salah satu produk elektronik yang lebih dulu ada sebelum televisi dan komputer. Mendengarkan radio juga mampu meningkatkan imajinasi karena seluruh audiens hanya mendengar suara tanpa mendapatkan sajian visual, hal ini juga biasa disebut sebagai "Theater Of Mind".

Teknologi yang memancarkan gelombang elektromagnetik ini juga berperan penting bagi Indonesia. Pada tahun 1945 proklamasi kemerdekaan RI dapat didengarkan di seluruh dunia dengan menggunakan pemancar radio.

Seperti sudah terlupakan, radio kian sepi peminat di tengah perkembangan era digital saat ini. Walau demikian bukan berarti radio tandas begitu saja, justru eksistensi radio kian dipertahankan dan diperbaharui kualitasnya.

Radio Telefunken Caprice yang diproduksi Jerman tahun 1960-an. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Melalui Alam Sutera Audio Fest 2022, para penggemar serta kolektor radio berkesempatan melihat kembali radio yang pernah diproduksi oleh berbagai negara. Produk radio besar seperti Telefunken, Grundig, Braun dan Midinnete 61 keluaran tahun 1960-an secara mengejutkan mejeng dengan antiknya disetiap sudut pameran yang ada di Vintage Vibes, Broadway Alam Sutera, Tangerang Selatan.

Salah satu penyedia jasa restorasi radio vintage bernama Kris Jänssen Werks memberikan tips merawat radio vintage yang baik dan benar. Pria asal Prancis ini, mengaku sudah menggeluti speaker vintage selama 7 tahun kemudian ia berinovasi membuat speaker vintage aktif dengan tambahan koneksi bluetooth.

Selain merestorasi, pria yang sudah menetap di Indonesia lebih dari 20 tahun ini juga menerima servis serta pembuatan radio lemari speaker.

Baca Juga: Nostalgia Bersama Radio Antik nan Klasik di Alam Sutera Audio Fest 2022

Lalu apa saja yang harus diperhatikan untuk merawat radio vintage?

1. Ada batasan waktu dalam menggunakan radio vintage

Radio Grundig Stereomeister asal Jerman yang dibuat pada tahun 1964-1965. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Radio vintage berbeda dengan radio modern, tentunya kedua radio ini punya cara yang berbeda pula ketika digunakan. Durasi pemakaian radio tabung lebih terbatas yakni hanya 2 jam. Sedangkan radio modern bisa digunakan dengan durasi yang lebih lama.

"Kita hidup di jaman digital program di radio ada 24 jam, kalau jaman dulu siaran hanya ada 2 jam saja habis itu selesai, supaya enggak terlalu panas radio kecil digunakan 2 jam, radio besar ya bisa sampai 4 jam," ujar Kris saat ditemui Side.id di Alam Sutera Audio Fest 2022, Sabtu (10/12).

Baca Juga: Tidak Hanya Menjual Barang Seken, Vintage Vibes Juga Punya Spot Foto Kece!

Perlu diketahui, komponen yang digunakan pada radio vintage memiliki masa pakai yang terbatas, dengan kata lain tabung pada radio vintage tidak bisa digunakan secara terus menerus dengan durasi pemakaian yang lama.

2. Lakukan servis jika ada kerusakan

Dibutuhkan perhatian khusus untuk merawat radio vintage. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Kris menjelaskan, radio vintage yang rusak biasanya terletak pada komponen yang harus diservis atau diganti. Setelah servis komponen, radio bisa dipakai bertahun-tahun. Namun, khusus komponen tabung mengandung tidak bisa sembarangan, komponen tabung memiliki gas emisi yang mempengaruhi kualitas suara.

"Emisinya bisa diukur dengan alat, kalau dipakai makin lama emisinya makin sedikit seperti ban mobil, ada tabung kalau sudah 80% harus diganti karena suaranya akan berubah semakin menurun," ujarnya.

Baca Juga: Cara Masuk ke Broadway Alam Sutera Terbaru, Cek di Sini!

Kris menambahkan, radio tabung harus dinyalakan minimal setiap 1 kali dalam 2 minggu, selain itu tingkat kelembaban juga mempengaruhi kesehatan komponen yang ada pada radio.

Suku cadang untuk elco, kapasitor, resistor dan dioda memiliki bermacam-macam jenis namun fungsinya sama.

"Tabung yang digunakan di Indonesia mudah ditemukan, namun untuk beberapa tipe radio berukuran besar yang diproduksi tahun 1960-an harus membeli komponen dari luar negeri, dikarenakan komponen tabung tersebut tidak umum di pasaran Indonesia," imbuhnya.

3. Bersihkan radio secara berkala

Radio Balupunkt Toledo buatan Jerman tahun 1954-1955. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Memiliki radio vintage atau radio tabung tentunya harus memperhatikan kebersihan, pasalnya radio vintage cukup rentan oleh kelembaban. Radio harus dibersihkan pada bagian luar agar body tetap bersih dan terjaga. Pastikan alat pembersih aman bagi body radio tabung supaya tidak merusak lapisan cat maupun bahan lainnya.

Berbagai merek komponen tabung juga tersedia di pameran radio klasik ini, seperti Mullard, GE, RSD, Telefunken, Siemens, ITT Lorenz, Ei dll. Menurut Kris tabung juga memiliki karakter yang berbeda khususnya dari segi suara. Selain itu, ukuran komponen tabung juga diperuntukan pada radio yang berbeda, semakin tua usia radio tersebut maka ukuran tabung yang dibutuhkan akan semakin besar.

Kris menambahkan untuk radio tahun 1960-an yang direstorasi, tabung adalah komponen penting untuk diperhatikan. Tabung yang sudah dalam keadaan kritis dapat mempengaruhi power preamp, gelombang FM, mata kucing, namun kondisi ini tetap bisa diganti dengan tabung new old stock (NOS) dengan kata lain produksi lama namun kondisi baru.

Kris Jänssen Werks. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Bagi kamu penggemar radio vintage bisa mengunjungi Alam Sutera Audio Fest 2022, 9-18 Desember 2022 di Flavor Bliss, Vintage Vibes, Alam Sutera, Tangerang Selatan. Jangan lupa kunjungi Kris Jänssen Werks untuk mendapatkan berbagai koleksi radio lainnya.


Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > 3 Tips Merawat Radio Vintage Menurut Kris Jänssen Werks

3 Tips Merawat Radio Vintage Menurut Kris Jänssen Werks

11 December 2022 12:17 WIB
Alam Sutera Audio Fest 2022 Broadway Alam Sutera

Radio adalah salah satu produk elektronik yang lebih dulu ada sebelum televisi dan komputer. Mendengarkan radio juga mampu meningkatkan imajinasi karena seluruh audiens hanya mendengar suara tanpa mendapatkan sajian visual, hal ini juga biasa disebut sebagai "Theater Of Mind".

Teknologi yang memancarkan gelombang elektromagnetik ini juga berperan penting bagi Indonesia. Pada tahun 1945 proklamasi kemerdekaan RI dapat didengarkan di seluruh dunia dengan menggunakan pemancar radio.

Seperti sudah terlupakan, radio kian sepi peminat di tengah perkembangan era digital saat ini. Walau demikian bukan berarti radio tandas begitu saja, justru eksistensi radio kian dipertahankan dan diperbaharui kualitasnya.

Radio Telefunken Caprice yang diproduksi Jerman tahun 1960-an. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Melalui Alam Sutera Audio Fest 2022, para penggemar serta kolektor radio berkesempatan melihat kembali radio yang pernah diproduksi oleh berbagai negara. Produk radio besar seperti Telefunken, Grundig, Braun dan Midinnete 61 keluaran tahun 1960-an secara mengejutkan mejeng dengan antiknya disetiap sudut pameran yang ada di Vintage Vibes, Broadway Alam Sutera, Tangerang Selatan.

Salah satu penyedia jasa restorasi radio vintage bernama Kris Jänssen Werks memberikan tips merawat radio vintage yang baik dan benar. Pria asal Prancis ini, mengaku sudah menggeluti speaker vintage selama 7 tahun kemudian ia berinovasi membuat speaker vintage aktif dengan tambahan koneksi bluetooth.

Selain merestorasi, pria yang sudah menetap di Indonesia lebih dari 20 tahun ini juga menerima servis serta pembuatan radio lemari speaker.

Baca Juga: Nostalgia Bersama Radio Antik nan Klasik di Alam Sutera Audio Fest 2022

Lalu apa saja yang harus diperhatikan untuk merawat radio vintage?

1. Ada batasan waktu dalam menggunakan radio vintage

Radio Grundig Stereomeister asal Jerman yang dibuat pada tahun 1964-1965. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Radio vintage berbeda dengan radio modern, tentunya kedua radio ini punya cara yang berbeda pula ketika digunakan. Durasi pemakaian radio tabung lebih terbatas yakni hanya 2 jam. Sedangkan radio modern bisa digunakan dengan durasi yang lebih lama.

"Kita hidup di jaman digital program di radio ada 24 jam, kalau jaman dulu siaran hanya ada 2 jam saja habis itu selesai, supaya enggak terlalu panas radio kecil digunakan 2 jam, radio besar ya bisa sampai 4 jam," ujar Kris saat ditemui Side.id di Alam Sutera Audio Fest 2022, Sabtu (10/12).

Baca Juga: Tidak Hanya Menjual Barang Seken, Vintage Vibes Juga Punya Spot Foto Kece!

Perlu diketahui, komponen yang digunakan pada radio vintage memiliki masa pakai yang terbatas, dengan kata lain tabung pada radio vintage tidak bisa digunakan secara terus menerus dengan durasi pemakaian yang lama.

2. Lakukan servis jika ada kerusakan

Dibutuhkan perhatian khusus untuk merawat radio vintage. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Kris menjelaskan, radio vintage yang rusak biasanya terletak pada komponen yang harus diservis atau diganti. Setelah servis komponen, radio bisa dipakai bertahun-tahun. Namun, khusus komponen tabung mengandung tidak bisa sembarangan, komponen tabung memiliki gas emisi yang mempengaruhi kualitas suara.

"Emisinya bisa diukur dengan alat, kalau dipakai makin lama emisinya makin sedikit seperti ban mobil, ada tabung kalau sudah 80% harus diganti karena suaranya akan berubah semakin menurun," ujarnya.

Baca Juga: Cara Masuk ke Broadway Alam Sutera Terbaru, Cek di Sini!

Kris menambahkan, radio tabung harus dinyalakan minimal setiap 1 kali dalam 2 minggu, selain itu tingkat kelembaban juga mempengaruhi kesehatan komponen yang ada pada radio.

Suku cadang untuk elco, kapasitor, resistor dan dioda memiliki bermacam-macam jenis namun fungsinya sama.

"Tabung yang digunakan di Indonesia mudah ditemukan, namun untuk beberapa tipe radio berukuran besar yang diproduksi tahun 1960-an harus membeli komponen dari luar negeri, dikarenakan komponen tabung tersebut tidak umum di pasaran Indonesia," imbuhnya.

3. Bersihkan radio secara berkala

Radio Balupunkt Toledo buatan Jerman tahun 1954-1955. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Memiliki radio vintage atau radio tabung tentunya harus memperhatikan kebersihan, pasalnya radio vintage cukup rentan oleh kelembaban. Radio harus dibersihkan pada bagian luar agar body tetap bersih dan terjaga. Pastikan alat pembersih aman bagi body radio tabung supaya tidak merusak lapisan cat maupun bahan lainnya.

Berbagai merek komponen tabung juga tersedia di pameran radio klasik ini, seperti Mullard, GE, RSD, Telefunken, Siemens, ITT Lorenz, Ei dll. Menurut Kris tabung juga memiliki karakter yang berbeda khususnya dari segi suara. Selain itu, ukuran komponen tabung juga diperuntukan pada radio yang berbeda, semakin tua usia radio tersebut maka ukuran tabung yang dibutuhkan akan semakin besar.

Kris menambahkan untuk radio tahun 1960-an yang direstorasi, tabung adalah komponen penting untuk diperhatikan. Tabung yang sudah dalam keadaan kritis dapat mempengaruhi power preamp, gelombang FM, mata kucing, namun kondisi ini tetap bisa diganti dengan tabung new old stock (NOS) dengan kata lain produksi lama namun kondisi baru.

Kris Jänssen Werks. (Foto: Pradia Eggi/Side.id)

Bagi kamu penggemar radio vintage bisa mengunjungi Alam Sutera Audio Fest 2022, 9-18 Desember 2022 di Flavor Bliss, Vintage Vibes, Alam Sutera, Tangerang Selatan. Jangan lupa kunjungi Kris Jänssen Werks untuk mendapatkan berbagai koleksi radio lainnya.

Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 00:00 - 00:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!