Balai Besar Teknologi Konversi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (B2TKE-BPPT) kini memiliki laboratorium baru, yaitu tempat pengujian kualitas modul fotovoltaik atau panel tenaga surya. Kepala B2TKE-BPPT, Mohammad Mustafa Sarinanto mengatakan, laboratorium ini adalah yang pertama di Indonesia dan diperuntukkan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terkait.

Untuk menjamin kualitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terpasang di Indonesia, diperlukan pengujian terhadap komponen sistem PLTS. “Utamanya adalah modul surya atau PV. Pengujian modul PV ini merupakan kewajiban standar di pasar internasional,” kata Sarinanto dalam keterangan resminya.

Ia juga menjelaskan, potensi pemanfaatan fotovoltaik itu sebagai sumber energi terbarukan yang cukup signifikan. Sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan energi nasional, menargetkan adanya peningkatan bauran energi terbarukan dari 5 persen pada 2015 menjadi 23 persen pada 2025 mendatang.

Dari target ini, proyeksi PLTS sebesar 5000 MWp di 2019 dan 6400 MWp pada 2025. “Dengan adanya laboratorium pengujian modul PV BPPT ini, akan memberikan nilai tambah bukan hanya untuk BPPT saja, tetapi juga akan berdampak secara nasional bagi seluruh pemangku kepentingan yang bergerak dibidang PLTS terutama industri, khususnya produsen modul PV,”ujarnya.

Laboratorium ini juga menyediakan fasilitas yang lengkap. Terlebih lagi, penggunaan teknologi panel surya saat ini semakin marak di Indonesia. Oleh karena itu, laboratorium ini bisa dijadikan rujukan nasional bagi industri modul surya, sehingga akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas modul surya dalam negeri.