Kali ini perlombaan Capoeira hadir di UMN sebagai bentuk apresiasi terhadap seni bela diri dari Brazil dan upaya mengangkat Capoeira untuk lebih dikenal oleh masyarakat. Kompetisi ini merupakan sesuatu yang sangat dinanti oleh komunitas Capoeira di Indonesia karena untuk menggangkat kembali seni bela diri yang berasal dari Brazil ini.

Yoga Adrian, pelatih UKM (unit kegiatan mahasiswa) Capoeira di Universitas Multimedia Nusantara menjelaskan, “Ini merupakan lomba dimana teman-teman capoeira melakukan movement yang bebas gerak dan tidak ditentukan agar mereka bisa lebih berkreasi dengan sistem lomba individu”.

Kompetisi yang diadakan pada Sabtu (27/10) ini diikuti peserta dari berbagai sekolah, TK SD Sekolah Cita Buana, Sanggar Asri Welas tingkat SD, SMA Gonzaga. Dari daerah Bogor, Medan tentu saja dari tuan rumah UMN. Pemenang ditentukan oleh 2 orang juri yang telah berpengalaman dalam olahraga Capoeira di Indonesia yaitu Verdy Bhawanta dan Yudhi Leao

“Sekarang ini seni bela diri capoeira perlu banyak diangkat dan event ini salah satu cara mengangkat komunitas capoeira sendiri, selain itu event ini sangat positif sekali karena dari gerakannya bisa memacu kreatifitas, jadi saya pasti ngebantu banget kalo ada event seperti ini,” Jelas Verdy Bhawanta.

Acara ini dimulai pukul 08.00 hingga 14.00, diawali dengan pendaftaran ulang peserta, sambutan dari ketua dan pelatih Capoeira, kemudian pemanasan bersama dengan Verdy sebelum memulai kompetisi. Disediakan juga air minum dan pisang untuk peserta dan pengunjung yang telah datang.

Dengan bantuan dari ketua UKM Capoeira UMN, Jason Kuanca, dan anggota lainnya, kompetisi dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan, Pemenangnya antara lain:

• Kategori Perempuan, 3 SD Juara 1 Quarra Arzora
• Kategori Perempuan, 6 SD Juara 1 Kansa Khalisa
• Kategori Laki, 6 SD Juara 1 Azriel Tria Fajar
• Kategori Laki, SMA Juara 1 Marcho Setiawan
• Kategori Pria, Universitas Juara 1 Fajar Ramadhan Kategori SMA
• Kategori Wanita, Universitas Juara 1 Nur Fitriana

Setelah pengumuman pemenang, dilanjutkan dengan penampilan Roda (dibaca: hoda). Roda adalah iringan musik yang terbentuk dari instrument dan nyanyian yang dilakukan untuk menemani capoeira, karena capoeira bergerak sesuai dengan iringan musik. Temponya bisa cepat maupun lambat tergantung dari gaya roda.

All Photo by Febrica Side.id

Dengan adanya roda, sebelum menyelesaikan acara. Para peserta lomba beserta dengan juri dapat mengekspresikan bela diri capoeira dengan cara tradisional. Terlihat seperti menari, tetapi mereka juga seolah sedang bertarung, kuncinya adalah menghentikan gerakan lawan untuk bergerak. Harapan dari Juri dan pelatih Capoeira agar Capoeira semakin dikenal oleh masyarakat dari sisi positifnya, berkembang sehingga dapat diperlombakan dengan taraf Olympic atau sejenisnya.

(Febrica Side.id)