Home > News > Beauty and Health > Daftar Obat yang Direkomendasikan untuk Pasien COVID-19
Daftar Obat yang Direkomendasikan untuk Pasien COVID-19
17 July 2021 10:25 WIB News COVID-19 ObatKementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merilis obat yang direkomendasikan untuk COVID-19 selama masa isolasi mandiri atau perawatan. Berbagai obat tersebut dapat dikonsumsi oleh pasien COVID-19 untuk mengatasi gejala ringan hingga berat.
Bagi kamu yang sedang menjalani isoman atau membutuhkannya untuk orang terdekat, obat yang direkomendasikan Kemenkes ini dianjurkan untuk perawatan gejala sedang hingga berat. Berikut ini adalah rekomendasinya:
Baca juga: Telemedicine dan Obat Gratis Pasien Isoman akan Diperluas ke Bodetabek
Daftar Obat yang Direkomendasikan untuk COVID-19
1. Vitamin C
Vitamin C diketahui mengandung antioksidan tinggi dan memiliki efek inflamasi. Lalu, vitamin untuk COVID isolasi mandiri ini juga membantu meningkatkan imun tubuh yang sangat dibutuhkan oleh pasien untuk mematikan virus.
Mengutip dari Kompas, sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi vitamin C selama rata-rata enam hari dapat mengurangi gejala hingga 50 persen.
2. Vitamin D
Sebuah jurnal penelitian yang dikakukan NCBI menunjukkan, bahwa vitamin D dapat meningkatkan kadar limfosit T dalam tubuh yang berperan melawan virus. Pastikan kamu tidak kekurangan vitamin D karena dapat meningkatkan sitokin yang memicu pneumonia dan memicu gejala COVID-19 semakin parah.
3. Zinc
Konsentrasi Zinc yang tinggi pada intraseluler mampu memperlambat replikasi RNA virus. Sebuah penelitian terbatas menunjukkan, bahwa kombinasi konsumsi vitamin C dan Zinc dapat mengurangi gejala COVID-19 hingga 50 persen hanya dalam waktu lima hari.
4. Favipiravir
Obat ini dikenal sebagai antivirus yang mampu mengobati influenza dan Ebola. Cara kerjanya adalah menghambat RNA dependent RNA polymerase, sehingga replikasi virus menjadi terganggu. Penggunaan obat ini juga dianggap efektif untuk mengobati pasien COVID-19.
Baca juga: Kemenkes Akan Luncurkan Aplikasi Farma Plus untuk Cek Ketersediaan Obat Covid-19
Sayangnya, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai efek sampingnya. Biasanya, obat antivirus untuk COVID ini digunakan oleh pasien dengan gejala berat. Jadi, penggunaannya akan dipilih oleh dokter dan menyesuaikan dengan gejala yang dialami pasien.
5. Remdesivir
Obat yang satu ini tersedia dalam bentuk vial, sehingga penggunaannya hanya diberikan bagi pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Umumnya, obat ini hanya diberikan bagi pasien dengan gejala sedang, berat, hingga kritis dengan saturasi oksigen di bawah 94 persen.
Remdesivir ini terbukti cukup efektif dalam mengurangi angka kematian kasus berat COVID-19. Selain itu, cara kerjanya kurang lebih mirip dengan Fapiravir, yaitu mengambat RNA dependent RNA polymerase dan membuat replikasi virus menjadi terganggu.
6. Kortikosteroid
Obat yang berperan sebagai anti-inflamasi ini mengandung steroid yang berfungsi mematikan zat, kemudian dapat melepaskan senyawa pemicu peradangan. Obat ini terbukti efektif pada pasien dengan gejala sedang hingga berat. Lalu, dapat menurunkan risiko penggunaan ventilasi mekanik.
Namun, penggunaan Kortikoseroid pada pasien dengan gejala ringan justru tidak direkomendasikan. Sebab, pada beberapa kasus obat ini malah dapat meningkatkan risiko kematian. Pastikan kamu sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk penggunaan Kortikosteroid.
7. Actemra dan Kevzara
Actemra dan Kevzara baru saja masuk ke dalam daftar obat yang direkomendasikan oleh WHO untuk penanganan pasien COVID-19. Actemra memiliki kandungan Tocilizuma, lalu Kevzara mengandung Sarilumab yang keduanya berperan sebagai antibodi monoklonal dan berfungsi menurunkan interleukin 6.
Interleukin 6 tersebut ditemukan dalam jumlah tinggi di dalam tubuh pasien Covid-19 dengan gejala berat hingga kritis. Kemudian, dapat menyebabkan badai sitokin dan memicu acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Sebelumnya, ada dua obat untuk penyakit COVID-19 yang direvisi, yaitu Oseltamivir dan Azhitromycin. Kedua obat ini direvisi oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Oseltamivir digunakan untuk pengobatan infeksi influenza tipe A dan tipe B. Sedangkan untuk Azhitromycin, digunakan untuk mengobati infeksi yang menyebabkan beberapa gejala, seperti radang paru, radang tenggorokan, dan lainnya.
Itulah daftar obat yang direkomendasikan untuk COVID-19 berdasarkan anjuran Kemenkes dan WHO untuk. Pastikan kamu sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk setiap obat dan vitamin yang akan dikonsumsi. (WAF)
Baca juga: Tak Perlu ke Luar Rumah, Pakai Aplikasi Apotek Online Ini!
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Beauty and Health > Daftar Obat yang Direkomendasikan untuk Pasien COVID-19
Daftar Obat yang Direkomendasikan untuk Pasien COVID-19
17 July 2021 10:25 WIBNews COVID-19 Obat
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merilis obat yang direkomendasikan untuk COVID-19 selama masa isolasi mandiri atau perawatan. Berbagai obat tersebut dapat dikonsumsi oleh pasien COVID-19 untuk mengatasi gejala ringan hingga berat.
Bagi kamu yang sedang menjalani isoman atau membutuhkannya untuk orang terdekat, obat yang direkomendasikan Kemenkes ini dianjurkan untuk perawatan gejala sedang hingga berat. Berikut ini adalah rekomendasinya:
Baca juga: Telemedicine dan Obat Gratis Pasien Isoman akan Diperluas ke Bodetabek
Daftar Obat yang Direkomendasikan untuk COVID-19
1. Vitamin C
Vitamin C diketahui mengandung antioksidan tinggi dan memiliki efek inflamasi. Lalu, vitamin untuk COVID isolasi mandiri ini juga membantu meningkatkan imun tubuh yang sangat dibutuhkan oleh pasien untuk mematikan virus.
Mengutip dari Kompas, sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi vitamin C selama rata-rata enam hari dapat mengurangi gejala hingga 50 persen.
2. Vitamin D
Sebuah jurnal penelitian yang dikakukan NCBI menunjukkan, bahwa vitamin D dapat meningkatkan kadar limfosit T dalam tubuh yang berperan melawan virus. Pastikan kamu tidak kekurangan vitamin D karena dapat meningkatkan sitokin yang memicu pneumonia dan memicu gejala COVID-19 semakin parah.
3. Zinc
Konsentrasi Zinc yang tinggi pada intraseluler mampu memperlambat replikasi RNA virus. Sebuah penelitian terbatas menunjukkan, bahwa kombinasi konsumsi vitamin C dan Zinc dapat mengurangi gejala COVID-19 hingga 50 persen hanya dalam waktu lima hari.
4. Favipiravir
Obat ini dikenal sebagai antivirus yang mampu mengobati influenza dan Ebola. Cara kerjanya adalah menghambat RNA dependent RNA polymerase, sehingga replikasi virus menjadi terganggu. Penggunaan obat ini juga dianggap efektif untuk mengobati pasien COVID-19.
Baca juga: Kemenkes Akan Luncurkan Aplikasi Farma Plus untuk Cek Ketersediaan Obat Covid-19
Sayangnya, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai efek sampingnya. Biasanya, obat antivirus untuk COVID ini digunakan oleh pasien dengan gejala berat. Jadi, penggunaannya akan dipilih oleh dokter dan menyesuaikan dengan gejala yang dialami pasien.
5. Remdesivir
Obat yang satu ini tersedia dalam bentuk vial, sehingga penggunaannya hanya diberikan bagi pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Umumnya, obat ini hanya diberikan bagi pasien dengan gejala sedang, berat, hingga kritis dengan saturasi oksigen di bawah 94 persen.
Remdesivir ini terbukti cukup efektif dalam mengurangi angka kematian kasus berat COVID-19. Selain itu, cara kerjanya kurang lebih mirip dengan Fapiravir, yaitu mengambat RNA dependent RNA polymerase dan membuat replikasi virus menjadi terganggu.
6. Kortikosteroid
Obat yang berperan sebagai anti-inflamasi ini mengandung steroid yang berfungsi mematikan zat, kemudian dapat melepaskan senyawa pemicu peradangan. Obat ini terbukti efektif pada pasien dengan gejala sedang hingga berat. Lalu, dapat menurunkan risiko penggunaan ventilasi mekanik.
Namun, penggunaan Kortikoseroid pada pasien dengan gejala ringan justru tidak direkomendasikan. Sebab, pada beberapa kasus obat ini malah dapat meningkatkan risiko kematian. Pastikan kamu sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk penggunaan Kortikosteroid.
7. Actemra dan Kevzara
Actemra dan Kevzara baru saja masuk ke dalam daftar obat yang direkomendasikan oleh WHO untuk penanganan pasien COVID-19. Actemra memiliki kandungan Tocilizuma, lalu Kevzara mengandung Sarilumab yang keduanya berperan sebagai antibodi monoklonal dan berfungsi menurunkan interleukin 6.
Interleukin 6 tersebut ditemukan dalam jumlah tinggi di dalam tubuh pasien Covid-19 dengan gejala berat hingga kritis. Kemudian, dapat menyebabkan badai sitokin dan memicu acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Sebelumnya, ada dua obat untuk penyakit COVID-19 yang direvisi, yaitu Oseltamivir dan Azhitromycin. Kedua obat ini direvisi oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Oseltamivir digunakan untuk pengobatan infeksi influenza tipe A dan tipe B. Sedangkan untuk Azhitromycin, digunakan untuk mengobati infeksi yang menyebabkan beberapa gejala, seperti radang paru, radang tenggorokan, dan lainnya.
Itulah daftar obat yang direkomendasikan untuk COVID-19 berdasarkan anjuran Kemenkes dan WHO untuk. Pastikan kamu sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk setiap obat dan vitamin yang akan dikonsumsi. (WAF)
Baca juga: Tak Perlu ke Luar Rumah, Pakai Aplikasi Apotek Online Ini!