Saat ini Kota Tangerang sudah menjadi salah satu tujuan kaum urban. Tak sedikit juga masyarakat dari daerah lain yang ingin datang ke kota yang dijuluki seribu industri ini. Kedatangan mereka tentunnya untuk mengadu nasib dan menetap di Kota Tangerang.

Sehingga, pertumbuhan penduduknya menjadi pesat di penunjang ibukota Jakarta ini. Dilansir dari tangerangnews.com, Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Provisi Banten dr. KIiky menuturkan, peningkatan laju penduduk di Kota Tangerang tak hanya dipicu oleh kelahiran, melainkan juga karena migrasi.

Dari data yang ada, pada tahun 2014, penduduk di Kota Tangerang mencapai 1,9 juta jiwa dan tahun 2019 ini bertambah mencapai angka 2,2 juta jiwa. "Kita tentunya mengatur angka pertumbuhan penduduk lewat program ber-KB dan harus berjangka panjang. Makanya kita selalu mensosialisasikan benefit dari KB," jelasnya dalam acara Sosialisasi Advokasi Program KKBPK, pada (29/3/2019).

Dirinya menambahkan, program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu solusi untuk mengendalikan laju penduduk. Menurutnya, masyarakat yang sudah berkeluarga harus memahami dampak dari laju penduduk yang begitu pesat.

Maka dari itu, pihaknya tengah menggencarkan program KB ini supaya masyarakat turut serta berperan dengan menjadi partisipan. Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Marinus Gea mengatakan, perpindahan penduduk ke Kota Tangerang memang tak bisa dihindari.

“Perpindahan memang itu terjadi dan tentunya tidak bisa dihindari serta dampaknya banyak. Tapi harapan kita bahwa dengan program pemerintah melalui BKKBN masyarakat diedukasi dan diberikan informasi bahwa masyarakat turut serta untuk mengendalikan kependudukan ini," tuturnya.