SHARE
Home > News > Features > Hari Buruh 2019: Apa Kabar Buruh di Indonesia?

Hari Buruh 2019: Apa Kabar Buruh di Indonesia?

01 May 2019 17:28 WIB Features Hari Buruh

Hari Buruh merupakan hari perayaan keberhasilan dan kerja keras dari para pekerja serta buruh atas kemajuan ekonomi dan sosial di seluruh dunia. Hari Buruh juga sering disebut May Day, karena selalu dirayakan pada 1 Mei setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, peringatan Hari Butuh sempat dilarang saat era kepemimpinan Presiden Soeharto. Kemudian, Hari Buruh kembali menjadi hari libur nasional setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menetapkannya pada 2014 silam.

Hari Buruh di Era Modern Saat Ini

Isu ketenagakerjaan dan demonstrasi buruh diprediksi bakal kembali menghiasi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada 1 Mei 2019. Aksi demonstrasi tersebut bertujuan untuk menyuarakan tuntutan mereka terhadap berbagai masalah ketenagakerjaan, seperti status kekaryawanan, pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), dan hal-hal yang berkaitan dengan hak buruh.

Seperti yang kita tahu, Indonesia dihadapkan dengan masalah ketersediaan lapangan kerja, kualitas sumber daya manusia, tingkat upah, dan jaminan sosial. Sejak Indonesia merdeka, Pemerintah terus berupaya untuk membangun ekonomi sosial di berbagai sektor kehidupan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 ada sebanyak 133,94 juta orang, naik 2,39 juta orang dibanding Februari 2017. Sementara itu, penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta orang, dan bertambah 2,53 juta orang dibanding Februari 2017. Dari total 127,07 juta orang yang bekerja, sebanyak 7,64 persen masuk kategori setengah menganggur dan 23,83 persen adalah pekerja paruh waktu (part-time).

Rata-rata upah buruh pada Februari 2018 adalah Rp 2,65 juta, tertinggi di kategori Jasa Keuangan dan Asuransi, yakni sebesar Rp 4,13 juta. Sedangkan yang terendah di kategori Jasa lainnya adalah Rp 1,44 juta.

Ditambah lagi, nasib para pekerja perempuan pada era sekarang, masih jauh dari kata modern lho. Kaum perempuan pada saat ini bisa dikatakan masih rentan dalam segala hal. Dari sisi pekerjaan, masih banyak hak-hak perempuan yang tidak dipenuhi, baik dari pekerjaan formal maupun pekerjaan informal.

Berdasarkan penelitian dari Never Okay terhadap 1.240 responden di 34 Provinsi, ada sekitar 44 persen buruh perempuan Indonesia yang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, di mana 89,84 persen dalam bentuk pelecehan lisan, 87,98 persen pelecehan fisik, dan sekitar 70,65 persen pelecehan isyarat. Selain itu, pelecehan seksual juga menimpa pekerja laki-laki, yakni sebesar 40 persen.

KSPI Bakal Menyuarakan Beberapa Isu Saat May Day

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan kembali mengadakan aksi dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2019. Sejumlah buruh dan guru honorer kabarnya bakal menyuarakan beberapa isu, yang kurang lebih sama dengan tuntutan mereka sebelumnya.

Ketua Harian KSPI, Muhamamad Rusdi menjelaskan, ada beberapa isu dari tuntutan mereka kepada Presiden yang terpilih nanti. Dilansir dari berbagai sumber, beberapa isu yang akan disuarakan adalah :

Pertama, mereka menuntut penghapusan sistem outsouching. Sistem ini dianggap merugikan kaum buruh, karena mereka bisa di-PHK kapan saja dan tidak diberikan pesangon saat pemutusan hak kerja.

Kedua, KSPI menuntut penghapusan sistem pemagangan yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 2017 lalu. Menurut KSPI, pemagangan lebih parah dari pada outsourching, karena mereka memperkerjakan para lulusan sekolah tetapi masih dikenakan status magang selama beberapa bulan.

Ketiga, KSPI menolak sistem tenaga kerja honorer yang diterapkan oleh Pemerintah. Contohnya, para pekerja atau buruh sudah bekerja selama belasan tahun, namun gajinya masih tidak seberapa.

Keempat, KSPI meminta Pemerintah memperbaiki BPJS Ketenagakerjaan secara serius. Hal ini mengingat belum 100 persen buruh dan tenaga honorer yang sudah mendapatkan akses jaminan BPJS.

Kelima, mereka meminta kepada presiden yang terpilih, untuk memastikan adanya penurunan tarif listrik bagi rakyat kecil. Menurut Rusdi, ketika upah murah dibatasi, maka Pemerintah harus bisa menekan biaya pengeluarannya.

Terakhir, kesejahteraan pengemudi ojek online. Rudi mengatakan, jumlah pengemudi ojek online saat ini telah mencapai jutaan orang. Keputusan suspend atau putus mitra (PM) sering dilakukan secara sepihak oleh operator. Maka dari itu, KSPI meminta Pemerintah untuk membuat kebijakan yang lebih adil untuk pengaturan operator dan pengemudi.

Itulah beberapa isu yang akan disuarakan pada Hari Buruh Internasional 2019 nanti. Di era modern saat ini, bagaimana nasib para buruh di Indonesia? Saat ini, upah yang diterima oleh para buruh terbilang masih belum layak.

Semoga para buruh di Indonesia mendapatkan upah yang lebih layak dan hak-haknya terpenuhi. Selamat Hari Buruh Internasional (May Day) 2019!

Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Hari Buruh 2019: Apa Kabar Buruh di Indonesia?

Hari Buruh 2019: Apa Kabar Buruh di Indonesia?

01 May 2019 17:28 WIB
Features Hari Buruh

Hari Buruh merupakan hari perayaan keberhasilan dan kerja keras dari para pekerja serta buruh atas kemajuan ekonomi dan sosial di seluruh dunia. Hari Buruh juga sering disebut May Day, karena selalu dirayakan pada 1 Mei setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, peringatan Hari Butuh sempat dilarang saat era kepemimpinan Presiden Soeharto. Kemudian, Hari Buruh kembali menjadi hari libur nasional setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menetapkannya pada 2014 silam.

Hari Buruh di Era Modern Saat Ini

Isu ketenagakerjaan dan demonstrasi buruh diprediksi bakal kembali menghiasi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada 1 Mei 2019. Aksi demonstrasi tersebut bertujuan untuk menyuarakan tuntutan mereka terhadap berbagai masalah ketenagakerjaan, seperti status kekaryawanan, pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), dan hal-hal yang berkaitan dengan hak buruh.

Seperti yang kita tahu, Indonesia dihadapkan dengan masalah ketersediaan lapangan kerja, kualitas sumber daya manusia, tingkat upah, dan jaminan sosial. Sejak Indonesia merdeka, Pemerintah terus berupaya untuk membangun ekonomi sosial di berbagai sektor kehidupan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 ada sebanyak 133,94 juta orang, naik 2,39 juta orang dibanding Februari 2017. Sementara itu, penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta orang, dan bertambah 2,53 juta orang dibanding Februari 2017. Dari total 127,07 juta orang yang bekerja, sebanyak 7,64 persen masuk kategori setengah menganggur dan 23,83 persen adalah pekerja paruh waktu (part-time).

Rata-rata upah buruh pada Februari 2018 adalah Rp 2,65 juta, tertinggi di kategori Jasa Keuangan dan Asuransi, yakni sebesar Rp 4,13 juta. Sedangkan yang terendah di kategori Jasa lainnya adalah Rp 1,44 juta.

Ditambah lagi, nasib para pekerja perempuan pada era sekarang, masih jauh dari kata modern lho. Kaum perempuan pada saat ini bisa dikatakan masih rentan dalam segala hal. Dari sisi pekerjaan, masih banyak hak-hak perempuan yang tidak dipenuhi, baik dari pekerjaan formal maupun pekerjaan informal.

Berdasarkan penelitian dari Never Okay terhadap 1.240 responden di 34 Provinsi, ada sekitar 44 persen buruh perempuan Indonesia yang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, di mana 89,84 persen dalam bentuk pelecehan lisan, 87,98 persen pelecehan fisik, dan sekitar 70,65 persen pelecehan isyarat. Selain itu, pelecehan seksual juga menimpa pekerja laki-laki, yakni sebesar 40 persen.

KSPI Bakal Menyuarakan Beberapa Isu Saat May Day

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan kembali mengadakan aksi dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2019. Sejumlah buruh dan guru honorer kabarnya bakal menyuarakan beberapa isu, yang kurang lebih sama dengan tuntutan mereka sebelumnya.

Ketua Harian KSPI, Muhamamad Rusdi menjelaskan, ada beberapa isu dari tuntutan mereka kepada Presiden yang terpilih nanti. Dilansir dari berbagai sumber, beberapa isu yang akan disuarakan adalah :

Pertama, mereka menuntut penghapusan sistem outsouching. Sistem ini dianggap merugikan kaum buruh, karena mereka bisa di-PHK kapan saja dan tidak diberikan pesangon saat pemutusan hak kerja.

Kedua, KSPI menuntut penghapusan sistem pemagangan yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 2017 lalu. Menurut KSPI, pemagangan lebih parah dari pada outsourching, karena mereka memperkerjakan para lulusan sekolah tetapi masih dikenakan status magang selama beberapa bulan.

Ketiga, KSPI menolak sistem tenaga kerja honorer yang diterapkan oleh Pemerintah. Contohnya, para pekerja atau buruh sudah bekerja selama belasan tahun, namun gajinya masih tidak seberapa.

Keempat, KSPI meminta Pemerintah memperbaiki BPJS Ketenagakerjaan secara serius. Hal ini mengingat belum 100 persen buruh dan tenaga honorer yang sudah mendapatkan akses jaminan BPJS.

Kelima, mereka meminta kepada presiden yang terpilih, untuk memastikan adanya penurunan tarif listrik bagi rakyat kecil. Menurut Rusdi, ketika upah murah dibatasi, maka Pemerintah harus bisa menekan biaya pengeluarannya.

Terakhir, kesejahteraan pengemudi ojek online. Rudi mengatakan, jumlah pengemudi ojek online saat ini telah mencapai jutaan orang. Keputusan suspend atau putus mitra (PM) sering dilakukan secara sepihak oleh operator. Maka dari itu, KSPI meminta Pemerintah untuk membuat kebijakan yang lebih adil untuk pengaturan operator dan pengemudi.

Itulah beberapa isu yang akan disuarakan pada Hari Buruh Internasional 2019 nanti. Di era modern saat ini, bagaimana nasib para buruh di Indonesia? Saat ini, upah yang diterima oleh para buruh terbilang masih belum layak.

Semoga para buruh di Indonesia mendapatkan upah yang lebih layak dan hak-haknya terpenuhi. Selamat Hari Buruh Internasional (May Day) 2019!

Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!