Institute Le Rosey Jadi Sekolah Paling Mahal di Dunia!
04 April 2022 14:03 WIB Features MerahputihInstitute Le Rosey atau "Sekolah Raja" menjadi sekolah paling mahal di dunia. Sekolah yang berada di Swiss ini mematok biaya pendidikan sebesar USD 130 ribu atau sekitar Rp 1,8 miliar selama satu tahun per.
Seperti dilansir MerahPutih.com, negara-negara di Eropa merupakan rumah bagi sejumlah sekolah paling mahal dan eksklusif di dunia. Setidaknya, terdapat 10 sekolah di Eropa yang biaya tahunannya lebih dari USD 75 ribu atau sekitar Rp1 miliar, namun yang termahal Institut Le Rosay.
Baca juga: Universitas Pradita dan Kedubes Prancis Resmikan Institut Francais d’Indonesie
Institute Le Rosey merupakan sekolah asrama tua dan terkenal dengan daftar alumni yang mengesankan. Bahkan, ada sebutan bahwa Le Rosey dikenal sebagai 'sekolah para raja'. Seperti Raja Juan Carlos dari Spanyol, Raja Fuad II dari Mesir, Raja Albert II dari Belgia, Syah Iran, Aga Khan, dan Putri Marie-Chantal dari Yunani.
Le Rosey telah mendidik sejumlah keluarga paling terkenal di Eropa selama lebih dari satu abad. Tidak ayal bila Institut Le Rosey memiliki biaya kuliah tahunan lebih dari Rp1,8 miliar per siswa.
Sekolah tersebut didirikan pada 1880 oleh Paul Carnal. Institut Le Rosey adalah satu-satunya sekolah asrama dengan dua kampus, kompleks yang luas di Le Rolle, di Tepi Danau Jenewa.
Sekolah itu dilengkapi dengan kolam renang ukuran Olimpiade, lapangan tenis, lapangan tembak, pusat berkuda, dan gedung konser senilai Rp753 miliar, dan kampus musim dingin di Gstaad, tempat para siswa menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bermain ski di sore hari.
Baca juga: Serunya Membedah Personal Branding yang Kreatif di Sosial Media
Meski memiliki fasilitas yang mengesankan, perbandingan guru dan siswa 150 guru per 420 siswa. Setiap kelas rata-rata memiliki kurang dari 10 siswa. Ini untuk memastikan setiap siswa mendapat perhatian yang layak. Lembaga pendidikan ini hanya menerima keturunan paling cerdas dari keluarga terkaya di dunia atau hanya 10 persen mahasiswa dari satu negara.
Dari 420 tempat yang tersedia untuk siswa berusia tujuh hingga 18 tahun, 30 siswa bisa menghadiri kelas di Institut Le Rosey karena orang tua mereka mengajar di sana, dan hanya tiga orang yang menerima beasiswa setiap tahun. Sisanya harus membayar biaya kuliah penuh lebih dari Rp 1,8 miliar per tahun.
Kepala sekolah ke-5 Institut Le Rosey, Christoph Goodin, menjelaskan, bahwa biaya sekolah yang tinggi tak selalu memberikan keuntungan yang lebih tinggi bagi institusi, tapi lebih kepada kemandirian serta kebebasan untuk bertindak dalam keadaan apapun.
"Saya bisa saja menghilangkan 10% dari pengeluaran dan menambahkan 30% ke biaya. Tetapi tujuan kami bukan untuk menghasilkan uang," jelas Goodin kepada SMAPSE Education, seperti yang dikutip dari laman Odditycentral.
Goodin menjelaskan, bahwa pihak sekolah menentang donasi, karena ingin tetap sepenuhnya independen. Pihak sekolah ingin melakukan apa yang diinginkan tanpa batas.
"Saya berbicara dengan banyak pemimpin bahwa tidak bisa mengecualikan anak karena orangtuanya adalah donatur," tegas Goodin.
Menariknya, biaya kuliah tahunan sebesar Rp1,8 miliar di Le Rosay, tidak sekadar menyediakan akses ke dua kampus dan berbagai fasilitas serta pendidikan yang luar biasa, tapi juga uang saku yang dikelola oleh staf. (PAB)
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Institute Le Rosey Jadi Sekolah Paling Mahal di Dunia!
04 April 2022 14:03 WIBFeatures Merahputih
Institute Le Rosey atau "Sekolah Raja" menjadi sekolah paling mahal di dunia. Sekolah yang berada di Swiss ini mematok biaya pendidikan sebesar USD 130 ribu atau sekitar Rp 1,8 miliar selama satu tahun per.
Seperti dilansir MerahPutih.com, negara-negara di Eropa merupakan rumah bagi sejumlah sekolah paling mahal dan eksklusif di dunia. Setidaknya, terdapat 10 sekolah di Eropa yang biaya tahunannya lebih dari USD 75 ribu atau sekitar Rp1 miliar, namun yang termahal Institut Le Rosay.
Baca juga: Universitas Pradita dan Kedubes Prancis Resmikan Institut Francais d’Indonesie
Institute Le Rosey merupakan sekolah asrama tua dan terkenal dengan daftar alumni yang mengesankan. Bahkan, ada sebutan bahwa Le Rosey dikenal sebagai 'sekolah para raja'. Seperti Raja Juan Carlos dari Spanyol, Raja Fuad II dari Mesir, Raja Albert II dari Belgia, Syah Iran, Aga Khan, dan Putri Marie-Chantal dari Yunani.
Le Rosey telah mendidik sejumlah keluarga paling terkenal di Eropa selama lebih dari satu abad. Tidak ayal bila Institut Le Rosey memiliki biaya kuliah tahunan lebih dari Rp1,8 miliar per siswa.
Sekolah tersebut didirikan pada 1880 oleh Paul Carnal. Institut Le Rosey adalah satu-satunya sekolah asrama dengan dua kampus, kompleks yang luas di Le Rolle, di Tepi Danau Jenewa.
Sekolah itu dilengkapi dengan kolam renang ukuran Olimpiade, lapangan tenis, lapangan tembak, pusat berkuda, dan gedung konser senilai Rp753 miliar, dan kampus musim dingin di Gstaad, tempat para siswa menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bermain ski di sore hari.
Baca juga: Serunya Membedah Personal Branding yang Kreatif di Sosial Media
Meski memiliki fasilitas yang mengesankan, perbandingan guru dan siswa 150 guru per 420 siswa. Setiap kelas rata-rata memiliki kurang dari 10 siswa. Ini untuk memastikan setiap siswa mendapat perhatian yang layak. Lembaga pendidikan ini hanya menerima keturunan paling cerdas dari keluarga terkaya di dunia atau hanya 10 persen mahasiswa dari satu negara.
Dari 420 tempat yang tersedia untuk siswa berusia tujuh hingga 18 tahun, 30 siswa bisa menghadiri kelas di Institut Le Rosey karena orang tua mereka mengajar di sana, dan hanya tiga orang yang menerima beasiswa setiap tahun. Sisanya harus membayar biaya kuliah penuh lebih dari Rp 1,8 miliar per tahun.
Kepala sekolah ke-5 Institut Le Rosey, Christoph Goodin, menjelaskan, bahwa biaya sekolah yang tinggi tak selalu memberikan keuntungan yang lebih tinggi bagi institusi, tapi lebih kepada kemandirian serta kebebasan untuk bertindak dalam keadaan apapun.
"Saya bisa saja menghilangkan 10% dari pengeluaran dan menambahkan 30% ke biaya. Tetapi tujuan kami bukan untuk menghasilkan uang," jelas Goodin kepada SMAPSE Education, seperti yang dikutip dari laman Odditycentral.
Goodin menjelaskan, bahwa pihak sekolah menentang donasi, karena ingin tetap sepenuhnya independen. Pihak sekolah ingin melakukan apa yang diinginkan tanpa batas.
"Saya berbicara dengan banyak pemimpin bahwa tidak bisa mengecualikan anak karena orangtuanya adalah donatur," tegas Goodin.
Menariknya, biaya kuliah tahunan sebesar Rp1,8 miliar di Le Rosay, tidak sekadar menyediakan akses ke dua kampus dan berbagai fasilitas serta pendidikan yang luar biasa, tapi juga uang saku yang dikelola oleh staf. (PAB)