Ketika Spanduk Lukis Pecel Lele Jadi Branding Epik Kuliner Nusantara!
06 June 2021 20:21 WIB Feature Spanduk Lukis Pecel LeleSiapa yang belum pernah liat spanduk Pecel Lele Lamongan di pinggir jalan. Hadir dengan warna ngejreng disertai gambar lele dan ayaam Jago yang epik, spanduk pecel lele Lamongan berhasil menarik minat bagi pengendara yang ingin makan dipinggir jalan.
Tapi, siapa yang menyangka spanduk menyilaukan mata dengan desain epik ini, ternyata tidak hanya sebagai penanda dagangan dipinggir jalan, namun juga sebagai karya seni, komunikasi non-verbal, dan Identitas sosial budaya pemilik lukisan tersebut.
Bertahan Selama Tiga Dekade
Meski memiliki desain sederhana dan apa adanya, spanduk pecel lele dengan 'khas lamongan-nya' sudah mengaspal ditepi jalan selama lebih dari tiga dekade, dengan evolusi yang tetap mempertahankan ciri khasnya. Terlepas dari desain yang khas, spanduk pecel lele, tidak akan ada tanpa lahirnya menu andalan yaitu pecel lele yang pertama muncul pada tahun 70-an.
Menjadi menu dagang yang hits pada tahun 80-an, kehadirannya berdampak pada banyaknya permintaan dan penggunaan spanduk lukis sebagai penanda warung makan pinggir jalan tersebut. Uniknya, keseragaman warna, dan gaya lukisan sepanduk yang sama tercipta tanpa adanya unsur kesengajaan, seolah menjadi bukti satu hati, jiwa, dan pikiran para pengerajin dan pengusaha warung makan Pecel Lele lamongan kala itu.
Selain itu, spanduk yang dibuat dengan belajar secara otodidak. Seakan, menunjukan kecerdasan budaya masyarakat Lamongan, yang merupakan salah satu kota di Jawa Timur.
Ada Komunitas Pengerajin Spanduk Pecel Lele Lamongan
Menyebarnya pedagang Pecel Lele Lamongan, ke berbagai penjuru Indonesia. Berdampak pada bertambahnya pengerajin spanduk lukis dan metode pemasaran yang dilakukan. Salah satunya, adalah dengan hadirnya Komunitas Spanduk Lukis Lamongan di media sosial Facebook. Namun, kini nama komunitas tersebut telah berubah menjadi Komunitas Pecel Lele Lamongan.
Sama Sama Pakai Spanduk Lukis, Tapi Tak Serupa
Siapa sangka, gak cuma Pecel Lele lamongan yang menggunakan spanduk lukis. Ada juga Pecel Lele Brebes yang juga menggunakan spanduk lukis sebagai branding dagangannya.
Pecel lele Lamongan, identik dengan warna hijau muda, oranye, kuning, dan juga merah muda, terdapat nama warung di bagian atas, dengan tiga gradasi warna merah, kuning, oranye dilengkapi garis bingkai di tepi spanduk, ditambah dengan gambar, hewan, yang mewakili menu warung makan tersebut.
Sedangkan, untuk pecel lele Brebes, sebagian besar tidak memiliki gambar hewan seperti pecel lele Lamongan dan hanya menggunakan tiga warna pada spanduknya yaitu, merah dan biru.
Branding Pecel Lele khas Lamongan, menjadi salah satu bukti branding sederhana. Dengan budaya seni lokal yang tinggi, dan mampu melekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang penuh makna. Tanpa, mengurangi lezatnya cita rasa kuliner khas Nusantara. (PAB)
Pradia Eggi
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Ketika Spanduk Lukis Pecel Lele Jadi Branding Epik Kuliner Nusantara!
06 June 2021 20:21 WIBFeature Spanduk Lukis Pecel Lele
Siapa yang belum pernah liat spanduk Pecel Lele Lamongan di pinggir jalan. Hadir dengan warna ngejreng disertai gambar lele dan ayaam Jago yang epik, spanduk pecel lele Lamongan berhasil menarik minat bagi pengendara yang ingin makan dipinggir jalan.
Tapi, siapa yang menyangka spanduk menyilaukan mata dengan desain epik ini, ternyata tidak hanya sebagai penanda dagangan dipinggir jalan, namun juga sebagai karya seni, komunikasi non-verbal, dan Identitas sosial budaya pemilik lukisan tersebut.
Bertahan Selama Tiga Dekade
Meski memiliki desain sederhana dan apa adanya, spanduk pecel lele dengan 'khas lamongan-nya' sudah mengaspal ditepi jalan selama lebih dari tiga dekade, dengan evolusi yang tetap mempertahankan ciri khasnya. Terlepas dari desain yang khas, spanduk pecel lele, tidak akan ada tanpa lahirnya menu andalan yaitu pecel lele yang pertama muncul pada tahun 70-an.
Menjadi menu dagang yang hits pada tahun 80-an, kehadirannya berdampak pada banyaknya permintaan dan penggunaan spanduk lukis sebagai penanda warung makan pinggir jalan tersebut. Uniknya, keseragaman warna, dan gaya lukisan sepanduk yang sama tercipta tanpa adanya unsur kesengajaan, seolah menjadi bukti satu hati, jiwa, dan pikiran para pengerajin dan pengusaha warung makan Pecel Lele lamongan kala itu.
Selain itu, spanduk yang dibuat dengan belajar secara otodidak. Seakan, menunjukan kecerdasan budaya masyarakat Lamongan, yang merupakan salah satu kota di Jawa Timur.
Ada Komunitas Pengerajin Spanduk Pecel Lele Lamongan
Menyebarnya pedagang Pecel Lele Lamongan, ke berbagai penjuru Indonesia. Berdampak pada bertambahnya pengerajin spanduk lukis dan metode pemasaran yang dilakukan. Salah satunya, adalah dengan hadirnya Komunitas Spanduk Lukis Lamongan di media sosial Facebook. Namun, kini nama komunitas tersebut telah berubah menjadi Komunitas Pecel Lele Lamongan.
Sama Sama Pakai Spanduk Lukis, Tapi Tak Serupa
Siapa sangka, gak cuma Pecel Lele lamongan yang menggunakan spanduk lukis. Ada juga Pecel Lele Brebes yang juga menggunakan spanduk lukis sebagai branding dagangannya.
Pecel lele Lamongan, identik dengan warna hijau muda, oranye, kuning, dan juga merah muda, terdapat nama warung di bagian atas, dengan tiga gradasi warna merah, kuning, oranye dilengkapi garis bingkai di tepi spanduk, ditambah dengan gambar, hewan, yang mewakili menu warung makan tersebut.
Sedangkan, untuk pecel lele Brebes, sebagian besar tidak memiliki gambar hewan seperti pecel lele Lamongan dan hanya menggunakan tiga warna pada spanduknya yaitu, merah dan biru.
Branding Pecel Lele khas Lamongan, menjadi salah satu bukti branding sederhana. Dengan budaya seni lokal yang tinggi, dan mampu melekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang penuh makna. Tanpa, mengurangi lezatnya cita rasa kuliner khas Nusantara. (PAB)