Mengenal Tari Cukin, Tarian Khas Kabupaten Tangerang
25 January 2023 14:51 WIB Tari Cukin Budaya Merahputih FeaturesSetiap daerah tentunya memiliki ciri khas masing-masing, mulai dari pakaian adat, makanan, atau adat istiadat. Dari sekian banyaknya budaya tersebut, salah satunya adalah tari tradisional. Sebagai wilayah multikultural, tari tradisional Tangerang menyerap seni budaya tradisional Jawa, Sunda, Cina, dan Betawi.
Tari tradisional ini biasanya digunakan untuk meramaikan acara-acara pemerintahan resmi atau dalam rangka penyambutan tamu. Tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Tangerang ini bernama Tari Cukin.
Baca juga: Bupati Tangerang Kenalkan Topi Bambu, Budaya Lokal Khas Kabupaten Tangerang
Tarian tersebut merupakan hasil kreasi masyarakat yang mengembangkan Tari Selendang Betawi dengan memadukan unsur-unsur kebudayaan yang ada di Tangerang.
Istilah Cukin berasal dari bahasa Betawi-Cina yang artinya selendang tari. Cukin juga digunakan oleh para penari wanita dalam tari-tari pergaulan, seperti Cokek, Joget, Ronggeng, dan Tandak.
Sebenarnya, terciptanya tarian ini timbul dari rasa khawatir dari sejumlah pihak di wilayah Kabupaten Tangerang yang merasa tidak memiliki identitas lokal. Kemudian, masalah ini dibicarakan dalam kegiatan workshop pengembangan kreasi seni Kabupaten Tangerang yang diadakan pada 1 Agustus 2006. Lalu, tarian ini melibatkan para seniman dari Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung.
Baca juga: Gabungkan Alat Musik dengan Budaya Indonesia ala Batiksoul Guitar
Setelah perundingan dan pembuatan koreografi tarian, akhirnya pada 17 Agustus 2006 disahkan oleh Bupati Tangerang Ismet Iskandar, bahwa Tari Cukin menjadi tarian tradisional Kabupaten Tangerang.
Mengutip situs resmi Pemkab Tangerang, Tari Cukin merupakan drama tari bertema pergaulan. Tari ini mengisahkan lima orang “nong” (gadis) yang sedang bersenda gurau dan bergembira menikmati malam yang indah.
Kegembiraan dilepaskan dalam bentuk gerak tari yang sangat indah sehingga seorang laki-laki (kang) tergerak untuk ikut serta di dalamnya. Di akhir kisah, para nong meninggalkan kang yang sedang terhanyut dengan tarian dan alunan musik. Saat tersadar, penari laki-laki kemudian mengejar ldan menarik selendang salah satu nong hingga terjadi tarik-menarik yang mengakibatkan penari laki-laki terjatuh.
Musik yang mengiri Tari Cukin diawali dengan alunan musik khas Tionghoa yang digabungkan dengan gamabang kromong dan alat musik tradional lainnya. Lalu, busana yang dipakai oleh penari biasanya berwarna merah ditambah dengan selendang yang menjuntai panjang sebagai penutup muka pada gerakan awal. (FDS)
Baca juga: Debus: Budaya Khas Banten yang Sering Dianggap Ilmu Hitam
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Mengenal Tari Cukin, Tarian Khas Kabupaten Tangerang
25 January 2023 14:51 WIBTari Cukin Budaya Merahputih Features
Setiap daerah tentunya memiliki ciri khas masing-masing, mulai dari pakaian adat, makanan, atau adat istiadat. Dari sekian banyaknya budaya tersebut, salah satunya adalah tari tradisional. Sebagai wilayah multikultural, tari tradisional Tangerang menyerap seni budaya tradisional Jawa, Sunda, Cina, dan Betawi.
Tari tradisional ini biasanya digunakan untuk meramaikan acara-acara pemerintahan resmi atau dalam rangka penyambutan tamu. Tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Tangerang ini bernama Tari Cukin.
Baca juga: Bupati Tangerang Kenalkan Topi Bambu, Budaya Lokal Khas Kabupaten Tangerang
Tarian tersebut merupakan hasil kreasi masyarakat yang mengembangkan Tari Selendang Betawi dengan memadukan unsur-unsur kebudayaan yang ada di Tangerang.
Istilah Cukin berasal dari bahasa Betawi-Cina yang artinya selendang tari. Cukin juga digunakan oleh para penari wanita dalam tari-tari pergaulan, seperti Cokek, Joget, Ronggeng, dan Tandak.
Sebenarnya, terciptanya tarian ini timbul dari rasa khawatir dari sejumlah pihak di wilayah Kabupaten Tangerang yang merasa tidak memiliki identitas lokal. Kemudian, masalah ini dibicarakan dalam kegiatan workshop pengembangan kreasi seni Kabupaten Tangerang yang diadakan pada 1 Agustus 2006. Lalu, tarian ini melibatkan para seniman dari Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung.
Baca juga: Gabungkan Alat Musik dengan Budaya Indonesia ala Batiksoul Guitar
Setelah perundingan dan pembuatan koreografi tarian, akhirnya pada 17 Agustus 2006 disahkan oleh Bupati Tangerang Ismet Iskandar, bahwa Tari Cukin menjadi tarian tradisional Kabupaten Tangerang.
Mengutip situs resmi Pemkab Tangerang, Tari Cukin merupakan drama tari bertema pergaulan. Tari ini mengisahkan lima orang “nong” (gadis) yang sedang bersenda gurau dan bergembira menikmati malam yang indah.
Kegembiraan dilepaskan dalam bentuk gerak tari yang sangat indah sehingga seorang laki-laki (kang) tergerak untuk ikut serta di dalamnya. Di akhir kisah, para nong meninggalkan kang yang sedang terhanyut dengan tarian dan alunan musik. Saat tersadar, penari laki-laki kemudian mengejar ldan menarik selendang salah satu nong hingga terjadi tarik-menarik yang mengakibatkan penari laki-laki terjatuh.
Musik yang mengiri Tari Cukin diawali dengan alunan musik khas Tionghoa yang digabungkan dengan gamabang kromong dan alat musik tradional lainnya. Lalu, busana yang dipakai oleh penari biasanya berwarna merah ditambah dengan selendang yang menjuntai panjang sebagai penutup muka pada gerakan awal. (FDS)
Baca juga: Debus: Budaya Khas Banten yang Sering Dianggap Ilmu Hitam