Milenial dan Gen Z Harus Terhindar dari Pinjol Kalau Mau Maju
15 June 2023 17:00 WIB Pinjol FeaturePerkembangan teknologi mampu mengubah kebiasaaan hidup manusia. Berbagai inovasi terus bermunculan dan kian digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya layanan pinjaman online (Pinjol) yang semakin menjamur keberadaannya.
Sekilas memang tidak ada beda, pinjol merupakan lembaga peminjaman uang seperti yang lainnya namun diklaim lebih cepat proses pencairannya. Para peminjam uang tidak membutuhkan prosedur yang sulit ketika dan tidak dihadapkan dengan birokrasi yang berbelit.
Oleh karena itu, candu pinjol justru menjadi jembatan yang salah dalam gaya hidup kaum milenial dan gen z saat ini. Dengan alih-alih mudah mendapatkan fresh money, padahal pinjol menjadi ancaman serius sektor keuangan para penggunanya.
Saking asyiknya seseorang dengan pola pinjaman tersebut, masalah yang dihadapi dan cara peneyelesaiannya biasanya dengan cara yang sama yakni gali lubang tutup lubang, bayar jatuh tempo dan pada akhirnya terbelit dilingkaran setan yang entah kapan usainya.
Generasi milenial, yang berusia antara 19 hingga 34 tahun, kini memimpin dalam daftar outstanding kredit macet pinjol (pinjaman online) dalam industri financial technology (fintech) lending. Rata-rata durasi pinjaman lebih dari 90 hari pada April 2023.
Melansir Finansialku, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pinjaman macet generasi milenial mencapai Rp655,75 miliar selama empat bulan pertama tahun 2023, naik 13,90% YoY dibandingkan dengan April 2022 yang mencatat Rp575,74 miliar. Statistik Fintech Lending April 2023 yang diterbitkan oleh OJK pada 31 Mei 2023 menunjukkan peningkatan jumlah rekening penerima pinjaman aktif di usia 19-34 tahun sebesar 1,73% YoY, dari 217.087 menjadi 236.358 rekening pada April 2023.
Baca Juga: Waspada Pinjaman Online Muncul di Google Play Store!
OJK menjelaskan bahwa pada April 2023, pinjaman macet lebih dari 90 hari untuk jumlah rekening penerima pinjaman aktif di usia 19-34 tahun mencapai 236.358 dengan outstanding pinjaman Rp655,75 miliar. Namun, jika dibandingkan secara bulanan, outstanding pinjaman macet di usia 19-34 tahun menurun 2,42% mtm dari Maret 2023 yang mencapai Rp672 miliar.
Rentang usia 35-54 tahun memiliki outstanding kredit macet pinjol lebih dari 90 hari sebesar Rp402,14 miliar, naik 102,02% YoY dari April 2022 yang mencapai Rp199,06 miliar. Sementara itu, outstanding pinjaman macet di atas 54 tahun juga meningkat 20,15% YoY, dari Rp22,82 miliar menjadi Rp27,42 miliar. Namun, outstanding pinjaman macet di bawah 19 tahun menurun 81,08% YoY, menjadi Rp1,71 miliar, turun dari Rp9,04 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Total outstanding pinjaman macet perseorangan di industri fintech lending mencapai Rp1,08 triliun, naik 34,76% YoY dari Rp806,66 miliar. Laki-laki mendominasi outstanding kredit macet pinjol dengan total Rp607,75 miliar, naik 56% YoY, belum termasuk generasi milenial.
Angka yang fantastis bukan? Padahal, pinjol hadir sebagai solusi untuk orang yang membutuhkan uang dalam waktu yang mendesak. Mengharuskan dia untuk bergerak cepat agar permasalahan tidak melebar ke mana-mana. Khusunya bagi mereka yang tidak memiliki dana darurat.
Sialnya, pinjol malah jadi andalan bagi orang-orang untuk memenuhi keinginan yang di kamuflase sebagai kebutuhan bahkan memenuhi keinginan tanpa memikirkan kemampuan membayarnya.
Didorong atas sebuah validasi, kehidupan bersosial yang membuat orang serta merta ingin menunjukkan kelas justru membuat mereka terseret jauh ke dalam kubangan hutang piutang. Keadaan ini pun dimanfaatkan oleh banyak oknum yang ingin meraup keuntungan seperti menyediakan layanan pinjol dengan bunga yang tinggi.
Bagaimana cara keluar dari lingkaran setan (pinjol)?
Jadilah diri sendiri tanpa harus ingin menjadi seperti orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan finansial yang berbeda, daya beli yang berbeda, akan menjadi salah apabila kemampuan kita mengimbangi orang yang ternyata pendapatannya lebih dari kita. Ini akan menjadi pola hidup dan cara bergaul yang salah sehingga memicu timbulnya berbagai keinginan dengan cara yang instan.
Langkah selanjutnya tinggalkan kebiasaan buruk dalam mengatur keuangan tanpa ada ukuran yang jelas dan tercatat. Perhitungkan seluruh pengeluaran bulananmu agar mengetahui lebih jelas untuk dijadikan patokan pada bulan selanjutnya.
Kemudian berusaha secara konsisten untuk tidak membuat pengeluaran melebihi ambang batas perhitungan awal. Lalu pastikan dan mantapkan diri dalam meraih keinginan dibutuhkan kemauan menabung yang keras bukan dengan menghalalkan segala cara yang melampaui batas kemampuan seperti pinjol.
Pradia Eggi
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Milenial dan Gen Z Harus Terhindar dari Pinjol Kalau Mau Maju
15 June 2023 17:00 WIBPinjol Feature
Perkembangan teknologi mampu mengubah kebiasaaan hidup manusia. Berbagai inovasi terus bermunculan dan kian digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya layanan pinjaman online (Pinjol) yang semakin menjamur keberadaannya.
Sekilas memang tidak ada beda, pinjol merupakan lembaga peminjaman uang seperti yang lainnya namun diklaim lebih cepat proses pencairannya. Para peminjam uang tidak membutuhkan prosedur yang sulit ketika dan tidak dihadapkan dengan birokrasi yang berbelit.
Oleh karena itu, candu pinjol justru menjadi jembatan yang salah dalam gaya hidup kaum milenial dan gen z saat ini. Dengan alih-alih mudah mendapatkan fresh money, padahal pinjol menjadi ancaman serius sektor keuangan para penggunanya.
Saking asyiknya seseorang dengan pola pinjaman tersebut, masalah yang dihadapi dan cara peneyelesaiannya biasanya dengan cara yang sama yakni gali lubang tutup lubang, bayar jatuh tempo dan pada akhirnya terbelit dilingkaran setan yang entah kapan usainya.
Generasi milenial, yang berusia antara 19 hingga 34 tahun, kini memimpin dalam daftar outstanding kredit macet pinjol (pinjaman online) dalam industri financial technology (fintech) lending. Rata-rata durasi pinjaman lebih dari 90 hari pada April 2023.
Melansir Finansialku, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pinjaman macet generasi milenial mencapai Rp655,75 miliar selama empat bulan pertama tahun 2023, naik 13,90% YoY dibandingkan dengan April 2022 yang mencatat Rp575,74 miliar. Statistik Fintech Lending April 2023 yang diterbitkan oleh OJK pada 31 Mei 2023 menunjukkan peningkatan jumlah rekening penerima pinjaman aktif di usia 19-34 tahun sebesar 1,73% YoY, dari 217.087 menjadi 236.358 rekening pada April 2023.
Baca Juga: Waspada Pinjaman Online Muncul di Google Play Store!
OJK menjelaskan bahwa pada April 2023, pinjaman macet lebih dari 90 hari untuk jumlah rekening penerima pinjaman aktif di usia 19-34 tahun mencapai 236.358 dengan outstanding pinjaman Rp655,75 miliar. Namun, jika dibandingkan secara bulanan, outstanding pinjaman macet di usia 19-34 tahun menurun 2,42% mtm dari Maret 2023 yang mencapai Rp672 miliar.
Rentang usia 35-54 tahun memiliki outstanding kredit macet pinjol lebih dari 90 hari sebesar Rp402,14 miliar, naik 102,02% YoY dari April 2022 yang mencapai Rp199,06 miliar. Sementara itu, outstanding pinjaman macet di atas 54 tahun juga meningkat 20,15% YoY, dari Rp22,82 miliar menjadi Rp27,42 miliar. Namun, outstanding pinjaman macet di bawah 19 tahun menurun 81,08% YoY, menjadi Rp1,71 miliar, turun dari Rp9,04 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Total outstanding pinjaman macet perseorangan di industri fintech lending mencapai Rp1,08 triliun, naik 34,76% YoY dari Rp806,66 miliar. Laki-laki mendominasi outstanding kredit macet pinjol dengan total Rp607,75 miliar, naik 56% YoY, belum termasuk generasi milenial.
Angka yang fantastis bukan? Padahal, pinjol hadir sebagai solusi untuk orang yang membutuhkan uang dalam waktu yang mendesak. Mengharuskan dia untuk bergerak cepat agar permasalahan tidak melebar ke mana-mana. Khusunya bagi mereka yang tidak memiliki dana darurat.
Sialnya, pinjol malah jadi andalan bagi orang-orang untuk memenuhi keinginan yang di kamuflase sebagai kebutuhan bahkan memenuhi keinginan tanpa memikirkan kemampuan membayarnya.
Didorong atas sebuah validasi, kehidupan bersosial yang membuat orang serta merta ingin menunjukkan kelas justru membuat mereka terseret jauh ke dalam kubangan hutang piutang. Keadaan ini pun dimanfaatkan oleh banyak oknum yang ingin meraup keuntungan seperti menyediakan layanan pinjol dengan bunga yang tinggi.
Bagaimana cara keluar dari lingkaran setan (pinjol)?
Jadilah diri sendiri tanpa harus ingin menjadi seperti orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan finansial yang berbeda, daya beli yang berbeda, akan menjadi salah apabila kemampuan kita mengimbangi orang yang ternyata pendapatannya lebih dari kita. Ini akan menjadi pola hidup dan cara bergaul yang salah sehingga memicu timbulnya berbagai keinginan dengan cara yang instan.
Langkah selanjutnya tinggalkan kebiasaan buruk dalam mengatur keuangan tanpa ada ukuran yang jelas dan tercatat. Perhitungkan seluruh pengeluaran bulananmu agar mengetahui lebih jelas untuk dijadikan patokan pada bulan selanjutnya.
Kemudian berusaha secara konsisten untuk tidak membuat pengeluaran melebihi ambang batas perhitungan awal. Lalu pastikan dan mantapkan diri dalam meraih keinginan dibutuhkan kemauan menabung yang keras bukan dengan menghalalkan segala cara yang melampaui batas kemampuan seperti pinjol.