Mooncake Mulai Ramai Dijual di Gading Serpong, Bagaimana Sejarahnya?
29 September 2020 18:30 WIB Mooncake Serpong Features lifestyleSejak beberapa waktu lalu, Gading Serpong diramaikan dengan penjualan mooncake atau kue bulan. Mooncake merupakan kue atau sajian wajib berupa sesajian untuk persembahan leluhur saat Festival Musim Gugur yang dirayakan setiap tahun oleh masyarakat Tionghoa.
Festival Musim Gugur atau yang dikenal Mooncake Festival adalah sebuah perayaan untuk mensyukuri awal panen masyarakat sebelum memasuki musim dingin.
Baca juga: Cake Garden Gading Serpong: Kafe Unik dengan Beragam Camilan Khas Jepang
Perayaan ini dirayakan setiap tanggal 15 pada bulan ke-8 berdasarkan penanggalan Tionghoa yang jatuh antara minggu ketiga pada September hingga minggu kedua Oktober kalender masehi.
Apa Itu Kue Bulan?
Mooncake terdiri dari kulit berbahan dasar tepung gandum dengan isi yang beragam. Isian dari kue ini tergantung dari pembuatnya, namun biasanya terdapat tausa kacang merah, kuning telur, atau kacang hijau. Rasa dari mooncake pun beragam, tetapi rasa mooncake yang paling populer di Indonesia adalah manis.
Bentuknya sendiri bundar atau persegi dengan lebar 10 cm dan tebal 4-5 cm. Bagian tausa kacang merahnya dilapisi oleh kulit yang memiliki ketebalan sekitar 2-3 mm. Teksturnya pun cukup berat, tidak seperti makanan manis pada umumnya.
Terdapat banyak makna dibalik kelezatan kue bulan, seperti isian kuning telur yang melambangkan bulan purnama dan uang emas. Dalam budaya Tionghoa, kedua simbol tersebut dihubungkan dengan makna kesejahteraan, kemakmuran, kebahagiaan, panjang umur, dan kesehatan.
Sedangkan untuk kulit kue bulan, biasanya dicetak dengan berbagai jenis bentuk, seperti bulan, kelinci, bunga, dan lainnya. Beberapa pembuat kue bulan juga menggunakan aksara Mandarin dengan tulisan “longevity”, “harmony,” atau pun nama pembuatnya.
Pada 2020 ini, perayaan Festival Musim Gugur ini akan jatuh pada 1 Oktober 2020 mendatang. Ternyata, ada legenda dari Mooncake Festival yang menjelaskan tentang budaya ini. Lalu, seperti apa ceritanya?
Sejarah dan Mitos Tentang Kue Bulan
Sudah banyak versi yang diangkat sebagai legenda dari Festival Musim Gugur ini, namun yang paling terkenal adalah legenda tentang 10 matahari. Dahulu kala, terdapat 10 matahari di atas bumi dan Kaisar Langit melakukan sayembara bagi siapa saja yang berhasil memanah 9 matahari tersebut dan meninggalkan 1 untuk bumi.
Salah satu pemanah bernama Hou Yi berhasil memenangkan sayembara tersebut dan diberikan satu kesempatan untuk mengajukan permintaan. Hou Yi pun meminta agar bisa menikahi gadis yang dicintainya, yaitu Chang E.
Setelah itu, Kaisar Langit berencana untuk memugarkan (memperbaiki) Istana Langit. Tidak hanya pandai memanah, Hou Yi juga bisa membantu perbaikan istana tersebut.
Sebagai balas budi, Kaisar Langit menghadiahkan sebuah ramuan untuk Hou Yi agar bisa hidup abadi. Syaratnya, ia harus berbagi dengan istrinya. Kaisar Langit memberkan ramuan tersebut agar mereka bisa hidup bersama selamanya.
Hou Yi membagikan kabar gembira tersebut kepada istrinya. Sayangnya, Chang E menghabiskan satu botol ramuannya, karena ia terlalu senang dengan kabar itu. Setelah itu, tubuhnya terasa semakin ringan dan terus melayang. Ia menangkap segala barang untuk berpegangan, tetapi ia hanya bisa menggapai kandang kelinci putih miliknya.
Tidak terselamatkan, akhirnya Chang E dengan kelinci putihnya terdampar di bulan dan menjadi Dewi Bulan. Untungnya, keajaiban masih berpihak pada pasangan ini.
Baca juga: Cobain 85 Menu Lezat Sate Ala Tiongkok dari Shao Kao!
Setiap tanggal 15 di bulan ke-8 penanggalan Tionghoa, nantinya ada jembatan antara bumi dan bulan yang menjadi jalan agar Hou Yi dan Chang E bertemu kembali. Maka dari itu, masyarakat merayakan kebahagiaan mereka dengan kue bulan pada tanggal tersebut.
Legenda ini hanya terdengar sebagai hikayat belaka. Versi lain dari sejarah dan mitos kue bulan adalah pernah dijadikan sebagai media pesan rahasia oleh pemberontak bawah tanah saat Dinasti Yuan mengambil alih kekuasaan mereka.
Sebagai pemimpin pemberontakan, Zhu menyebarkan desas-desus bahwa ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dicegah oleh kue bulan yang dibagikan pada tanggal 15 bulan ke-8 penanggalan Tionghoa.
Kue bulan yang dibagikan tersebut memiliki pesan, jika ada empat kue yang dibagi menjadi empat potong dalam satu kotak. Ada juga masyarakat yang percaya, bahwa terdapat pesan yang disisipkan dalam kue tersebut. Berkat pesan tersembunyi tersebut, pemberontakan berhasil dijalankan.
Dinasti Yuan akhirnya runtuh dan digantikan oleh Dinasti Ming yang dipimpin oleh Zhu pada saat itu. Sebagai bentuk perayaan, Festival Pertengahan Musim Gugur dirayakan secara rutin hingga hari ini.
Bagi kamu yang penasaran dengan rasa kue bulan, maka sudah banyak yang membuat dan menjualnya di Serpong. Salah satu tempat yang menjual kue bulan adalah The Duck King Summarecon Mall Serpong dengan varian rasa Pandan Lotus Paste with Single Egg Yolk seharga Rp58.000/pcs atau Rp348.000/6 pcs.
Biasanya, ada banyak toko kue yang menjual mooncake. Selama pandemi COVID-19, kamu bisa membeli mooncaek secara online di berbagai online marketplace, seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan lainnya. (Valentine)
Baca juga: Royal Eight, Restoran Chinese Food dengan Nuansa Tiongkok di Gading Serpong
Soffi Amira P.
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Mooncake Mulai Ramai Dijual di Gading Serpong, Bagaimana Sejarahnya?
29 September 2020 18:30 WIBMooncake Serpong Features lifestyle
Sejak beberapa waktu lalu, Gading Serpong diramaikan dengan penjualan mooncake atau kue bulan. Mooncake merupakan kue atau sajian wajib berupa sesajian untuk persembahan leluhur saat Festival Musim Gugur yang dirayakan setiap tahun oleh masyarakat Tionghoa.
Festival Musim Gugur atau yang dikenal Mooncake Festival adalah sebuah perayaan untuk mensyukuri awal panen masyarakat sebelum memasuki musim dingin.
Baca juga: Cake Garden Gading Serpong: Kafe Unik dengan Beragam Camilan Khas Jepang
Perayaan ini dirayakan setiap tanggal 15 pada bulan ke-8 berdasarkan penanggalan Tionghoa yang jatuh antara minggu ketiga pada September hingga minggu kedua Oktober kalender masehi.
Apa Itu Kue Bulan?
Mooncake terdiri dari kulit berbahan dasar tepung gandum dengan isi yang beragam. Isian dari kue ini tergantung dari pembuatnya, namun biasanya terdapat tausa kacang merah, kuning telur, atau kacang hijau. Rasa dari mooncake pun beragam, tetapi rasa mooncake yang paling populer di Indonesia adalah manis.
Bentuknya sendiri bundar atau persegi dengan lebar 10 cm dan tebal 4-5 cm. Bagian tausa kacang merahnya dilapisi oleh kulit yang memiliki ketebalan sekitar 2-3 mm. Teksturnya pun cukup berat, tidak seperti makanan manis pada umumnya.
Terdapat banyak makna dibalik kelezatan kue bulan, seperti isian kuning telur yang melambangkan bulan purnama dan uang emas. Dalam budaya Tionghoa, kedua simbol tersebut dihubungkan dengan makna kesejahteraan, kemakmuran, kebahagiaan, panjang umur, dan kesehatan.
Sedangkan untuk kulit kue bulan, biasanya dicetak dengan berbagai jenis bentuk, seperti bulan, kelinci, bunga, dan lainnya. Beberapa pembuat kue bulan juga menggunakan aksara Mandarin dengan tulisan “longevity”, “harmony,” atau pun nama pembuatnya.
Pada 2020 ini, perayaan Festival Musim Gugur ini akan jatuh pada 1 Oktober 2020 mendatang. Ternyata, ada legenda dari Mooncake Festival yang menjelaskan tentang budaya ini. Lalu, seperti apa ceritanya?
Sejarah dan Mitos Tentang Kue Bulan
Sudah banyak versi yang diangkat sebagai legenda dari Festival Musim Gugur ini, namun yang paling terkenal adalah legenda tentang 10 matahari. Dahulu kala, terdapat 10 matahari di atas bumi dan Kaisar Langit melakukan sayembara bagi siapa saja yang berhasil memanah 9 matahari tersebut dan meninggalkan 1 untuk bumi.
Salah satu pemanah bernama Hou Yi berhasil memenangkan sayembara tersebut dan diberikan satu kesempatan untuk mengajukan permintaan. Hou Yi pun meminta agar bisa menikahi gadis yang dicintainya, yaitu Chang E.
Setelah itu, Kaisar Langit berencana untuk memugarkan (memperbaiki) Istana Langit. Tidak hanya pandai memanah, Hou Yi juga bisa membantu perbaikan istana tersebut.
Sebagai balas budi, Kaisar Langit menghadiahkan sebuah ramuan untuk Hou Yi agar bisa hidup abadi. Syaratnya, ia harus berbagi dengan istrinya. Kaisar Langit memberkan ramuan tersebut agar mereka bisa hidup bersama selamanya.
Hou Yi membagikan kabar gembira tersebut kepada istrinya. Sayangnya, Chang E menghabiskan satu botol ramuannya, karena ia terlalu senang dengan kabar itu. Setelah itu, tubuhnya terasa semakin ringan dan terus melayang. Ia menangkap segala barang untuk berpegangan, tetapi ia hanya bisa menggapai kandang kelinci putih miliknya.
Tidak terselamatkan, akhirnya Chang E dengan kelinci putihnya terdampar di bulan dan menjadi Dewi Bulan. Untungnya, keajaiban masih berpihak pada pasangan ini.
Baca juga: Cobain 85 Menu Lezat Sate Ala Tiongkok dari Shao Kao!
Setiap tanggal 15 di bulan ke-8 penanggalan Tionghoa, nantinya ada jembatan antara bumi dan bulan yang menjadi jalan agar Hou Yi dan Chang E bertemu kembali. Maka dari itu, masyarakat merayakan kebahagiaan mereka dengan kue bulan pada tanggal tersebut.
Legenda ini hanya terdengar sebagai hikayat belaka. Versi lain dari sejarah dan mitos kue bulan adalah pernah dijadikan sebagai media pesan rahasia oleh pemberontak bawah tanah saat Dinasti Yuan mengambil alih kekuasaan mereka.
Sebagai pemimpin pemberontakan, Zhu menyebarkan desas-desus bahwa ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dicegah oleh kue bulan yang dibagikan pada tanggal 15 bulan ke-8 penanggalan Tionghoa.
Kue bulan yang dibagikan tersebut memiliki pesan, jika ada empat kue yang dibagi menjadi empat potong dalam satu kotak. Ada juga masyarakat yang percaya, bahwa terdapat pesan yang disisipkan dalam kue tersebut. Berkat pesan tersembunyi tersebut, pemberontakan berhasil dijalankan.
Dinasti Yuan akhirnya runtuh dan digantikan oleh Dinasti Ming yang dipimpin oleh Zhu pada saat itu. Sebagai bentuk perayaan, Festival Pertengahan Musim Gugur dirayakan secara rutin hingga hari ini.
Bagi kamu yang penasaran dengan rasa kue bulan, maka sudah banyak yang membuat dan menjualnya di Serpong. Salah satu tempat yang menjual kue bulan adalah The Duck King Summarecon Mall Serpong dengan varian rasa Pandan Lotus Paste with Single Egg Yolk seharga Rp58.000/pcs atau Rp348.000/6 pcs.
Biasanya, ada banyak toko kue yang menjual mooncake. Selama pandemi COVID-19, kamu bisa membeli mooncaek secara online di berbagai online marketplace, seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan lainnya. (Valentine)
Baca juga: Royal Eight, Restoran Chinese Food dengan Nuansa Tiongkok di Gading Serpong