Belum selesai dengan masalah pandemi COVID-19, salah satu wadah untuk para pengiat seni yang berada wilayah Cikokol, Kota Tangerang yakni Semanggi dikabarkan akan digusur oleh Pemerintah Kota Tangerang.

Diketahui awal mulanya setelah dilakukan penyerahan aset lahan dari Pemkab Tangerang kepada Pemkot Tangerang pada awal 2019 kemarin.

Ketika dihubungi oleh Side.id pada Senin (29/6/2020), salah satu pengurus Semanggi Foundation, Mukafi Solihin menjelaskan, pihaknya telah menerima surat terkait pengosongan lahan tersebut. Bahkan surat itu sudah dua kali diterima kepada pengiat seni Semanggi.

“Surat yang kami terima berisi perintah pengosongan gedung dan lahan, yang ditandatangani oleh sekretaris daerah Kota Tangerang. Kami diminta untuk segera mengosongkan tempat yang sudah kami gunakan bertahun-tahun,” jelas pria yang akrab disapa Miing tersebut.

Semanggi merupakan akronim dari Semangat Berbagi. Tempat ini merupakan komunitas nirlaba yang dalam setiap kegiatannya bekerja untuk mewarnai kota dalam bidang pendidikan, seni dan budaya. Salah satu kegiatan rutin yang masih dijalankan oleh Semanggi Foundation adalah program pendidikan gratis untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak.

“Semanggi ini juga memiliki program pelatihan keterampilan pemuda. Mulai dari melukis, desain, kerajinan kayu, konveksi sepatu hingga sablon,” lanjutnya.

Selain itu, Semanggi menjadi tempat untuk berkumpulnya para seniman lokal di Tangerang Raya. Meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

“Kami juga melakukan sejumlah kajian mulai dari budaya hingga beberapa kegiatan sosial,” jelas Miing.

Berdasar kondisi demikian, pihak Semanggi Foundation telah membuat gerakan melalui sosial media Instagram, Twitter dan Facebook dengan menaikan tagar #savesemanggicentercikokol #kotatangerang #infotangerang dan #pemkottangerang.

Sampai saat ini, pihak Semanggi Foundation masih belum mengetahui secara spesifik alasan Pemkot Tangerang perihal pengosongan lahan tersebut. Miing juga mengemukakan harapannya kepada Pemerintah dalam melindungi aset kebudayaan yang dimiliki Kota Tangerang ini.

“Kami berharap tetap diizinkan untuk menggunakan tempat ini, jika perlu tempat ini di perbaiki pun kami siap membangun ulang dengan dana kami sendiri yang penting lahan tetap diizinkan,” tutupnya.