Rafa Jafar, Remaja yang Menerbitkan 2 Buku Tentang Sampah Elektronik
10 July 2018 18:34 WIB FeaturesSeorang remaja lelaki berusia 15 tahun yang bernama Rafa Jafar atau RJ telah menerbitkan buku perdananya yang berjudul E-Waste. Awalnya, ponsel milik RJ rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Lalu, ia merasa bingung ke mana harus membuang sampah elektronik tersebut.
“Dari rasa penasaran itulah saya mencoba untuk menggali informasi. Setelah memahami aspek-aspeknya, saya memberanikan diri untuk membuat buku,” kata RJ, saat berusia 11 tahun berhasil meluncurkan buku perdananya, di Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Sampah elektronik atau e-waste merupakan barang-barang elektronik yang sudah tidak bisa digunakan lagi, sehingga menjadi barang-barang bekas. Menurut Electronic Take Back Coalition 2016, setidaknya ada 20 sampai 50 juta metrik ton e-waste yang setiap tahunnya dibuang di dunia. Dikutip dari buku milik RJ, baterai disebut menggunakan logam berat seperti timbal, merkuri, mangan, nikel, lithium, dan kadmium. Baterai bekas tersebut masuk ke dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
RJ juga meluncurkan buku keduanya yang diberi judul ‘Sampah Baterai’. Kedua buku ini diakui oleh RJ, saling berkesinambungan.
“Seperti halnya semua jenis sampah elektronik, baterai yang dibuang di tempat sampah bisa berpotensi meracuni lingkungan sekitar dan bisa berakibat fatal. Seharusnya, baterai ditampung secara khusus untuk diolah secara tepat,” tambahnya.
Ia juga berharap masyarakat mengadakan dropbox khusus untuk baterai bekas. Dropbox tersebut bisa menjadi solusi yang tepat, karena wadahnya bisa dibuat menggunakan kayu dengan ukuran yang disesuaikan.
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Rafa Jafar, Remaja yang Menerbitkan 2 Buku Tentang Sampah Elektronik
10 July 2018 18:34 WIBFeatures
Seorang remaja lelaki berusia 15 tahun yang bernama Rafa Jafar atau RJ telah menerbitkan buku perdananya yang berjudul E-Waste. Awalnya, ponsel milik RJ rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Lalu, ia merasa bingung ke mana harus membuang sampah elektronik tersebut.
“Dari rasa penasaran itulah saya mencoba untuk menggali informasi. Setelah memahami aspek-aspeknya, saya memberanikan diri untuk membuat buku,” kata RJ, saat berusia 11 tahun berhasil meluncurkan buku perdananya, di Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Sampah elektronik atau e-waste merupakan barang-barang elektronik yang sudah tidak bisa digunakan lagi, sehingga menjadi barang-barang bekas. Menurut Electronic Take Back Coalition 2016, setidaknya ada 20 sampai 50 juta metrik ton e-waste yang setiap tahunnya dibuang di dunia. Dikutip dari buku milik RJ, baterai disebut menggunakan logam berat seperti timbal, merkuri, mangan, nikel, lithium, dan kadmium. Baterai bekas tersebut masuk ke dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
RJ juga meluncurkan buku keduanya yang diberi judul ‘Sampah Baterai’. Kedua buku ini diakui oleh RJ, saling berkesinambungan.
“Seperti halnya semua jenis sampah elektronik, baterai yang dibuang di tempat sampah bisa berpotensi meracuni lingkungan sekitar dan bisa berakibat fatal. Seharusnya, baterai ditampung secara khusus untuk diolah secara tepat,” tambahnya.
Ia juga berharap masyarakat mengadakan dropbox khusus untuk baterai bekas. Dropbox tersebut bisa menjadi solusi yang tepat, karena wadahnya bisa dibuat menggunakan kayu dengan ukuran yang disesuaikan.