SHARE
Home > News > Features > Serpong, dari Hutan Karet Menjadi Magnet Baru

Serpong, dari Hutan Karet Menjadi Magnet Baru

04 July 2018 18:59 WIB Features

Sebelum tahun 1989, Serpong dulunya hanya semak belukar dan hamparan hutan karet. Nama Serpong mulai disebut ketika adanya Peringatan Pertempuran Lengkong setiap bulan Januari dan saat Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) diresmikan pada tahun 1984.

Pada tahun 1986, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat, Dr. Ateng Syfrudin menyatakan bahwa Serpong akan dikembangkan menjadi kawasan pemukiman dan kota baru untuk menampung beban dari Kota Jakarta yang semakin padat. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membentuk konsorsium real estate yang diketuai oleh Menteri Negara Urusan Perumahan Rakyat.

Sebanyak 11 real estate yang bergabung dalam Bumi Serpong Damai (BSD) membuat perencanaan untuk mengembangkan 6.000 hektar tanah menjadi pemukiman baru. Kebun karet seluas 1.131 hektar milik PTP XI ini dikorbankan untuk pembangunan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai (BSD). Semak belukar yang ada di Kecamatan Serpong dan Legok, Kabupaten Tangerang, juga digunakan untuk kepentingan Kota baru Serpong.

PT BSD didirikan pada 16 Januari yang terdiri dari beberapa perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha Sinar Mas, Salim, Metropolitan, dan Pembangunan Jaya. Pada 16 Januari 1989, Menteri Dalam Negeri, Rudini meresmikan dimulainya proyek pembangunan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Pada tahap pertama (1989-1996), dibangun sekitar 29.565 rumah yang terdiri dari 15.000 rumah kecil, 11.000 rumah menengah, dan sisanya adalah rumah besar.

Saat itu, banyak konsumen yang membatalkan pembelian rumah, karena tidak percaya dengan promosi BSD sebagai Kota Mandiri setelah melihat lokasi rumahnya yang terbilang jauh dari mana pun. Pada tahun tersebut, hanya ada satu jalan Tol, yakni Tol Kebon Jeruk – Merak yang menghubungkan BSD melalui Jalan Raya Serpong ke kawasan barat Jakarta. Lalu, juga ada satu jalur kereta dan stasiun-stasiun kecil. Akses utama lainnya adalah jalan yang menghubungkan BSD dengan kawasan selatan Jakarta melalui Lebak Bulus, Pondok Cabe, Pamulang, dan Serpong.

Jalan raya Serpong dulunya masih dua jalur dan sangat sepi. Setelah krisis moneter tahun 1998, Sinar Mas membeli saham-saham lainnya dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan saat ini menjadi pemilik paling mayoritas. Serpong saat ini telah menjadi magnet baru, bukan hanya kawasan BSD, tetapi juga Alam Sutera dan Gading Serpong. Beberapa pengembang telah membangun fasilitas seperti sekolah, universitas, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan hiburan serta pasar modern.

Bisa kita lihat dengan adanya Summarecon Mall Serpong, Living World, Mal Alam Sutera, The Breeze, AEON Mall, Q-Big BSD, Indonesia Convention Exhibition (ICE), serta hotel dan apartemen. Serpong memang sudah berubah. Lahan-lahan yang dulunya tidak terpakai, sekarang sudah menjadi lahan emas dengan nilai yang tinggi. Semak belukar, galian pasir, dan hutan karet Serpong sekarang sudah berubah menjadi magnet baru dan kota mandiri.

Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Serpong, dari Hutan Karet Menjadi Magnet Baru

Serpong, dari Hutan Karet Menjadi Magnet Baru

04 July 2018 18:59 WIB
Features

Sebelum tahun 1989, Serpong dulunya hanya semak belukar dan hamparan hutan karet. Nama Serpong mulai disebut ketika adanya Peringatan Pertempuran Lengkong setiap bulan Januari dan saat Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) diresmikan pada tahun 1984.

Pada tahun 1986, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat, Dr. Ateng Syfrudin menyatakan bahwa Serpong akan dikembangkan menjadi kawasan pemukiman dan kota baru untuk menampung beban dari Kota Jakarta yang semakin padat. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membentuk konsorsium real estate yang diketuai oleh Menteri Negara Urusan Perumahan Rakyat.

Sebanyak 11 real estate yang bergabung dalam Bumi Serpong Damai (BSD) membuat perencanaan untuk mengembangkan 6.000 hektar tanah menjadi pemukiman baru. Kebun karet seluas 1.131 hektar milik PTP XI ini dikorbankan untuk pembangunan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai (BSD). Semak belukar yang ada di Kecamatan Serpong dan Legok, Kabupaten Tangerang, juga digunakan untuk kepentingan Kota baru Serpong.

PT BSD didirikan pada 16 Januari yang terdiri dari beberapa perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha Sinar Mas, Salim, Metropolitan, dan Pembangunan Jaya. Pada 16 Januari 1989, Menteri Dalam Negeri, Rudini meresmikan dimulainya proyek pembangunan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Pada tahap pertama (1989-1996), dibangun sekitar 29.565 rumah yang terdiri dari 15.000 rumah kecil, 11.000 rumah menengah, dan sisanya adalah rumah besar.

Saat itu, banyak konsumen yang membatalkan pembelian rumah, karena tidak percaya dengan promosi BSD sebagai Kota Mandiri setelah melihat lokasi rumahnya yang terbilang jauh dari mana pun. Pada tahun tersebut, hanya ada satu jalan Tol, yakni Tol Kebon Jeruk – Merak yang menghubungkan BSD melalui Jalan Raya Serpong ke kawasan barat Jakarta. Lalu, juga ada satu jalur kereta dan stasiun-stasiun kecil. Akses utama lainnya adalah jalan yang menghubungkan BSD dengan kawasan selatan Jakarta melalui Lebak Bulus, Pondok Cabe, Pamulang, dan Serpong.

Jalan raya Serpong dulunya masih dua jalur dan sangat sepi. Setelah krisis moneter tahun 1998, Sinar Mas membeli saham-saham lainnya dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan saat ini menjadi pemilik paling mayoritas. Serpong saat ini telah menjadi magnet baru, bukan hanya kawasan BSD, tetapi juga Alam Sutera dan Gading Serpong. Beberapa pengembang telah membangun fasilitas seperti sekolah, universitas, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan hiburan serta pasar modern.

Bisa kita lihat dengan adanya Summarecon Mall Serpong, Living World, Mal Alam Sutera, The Breeze, AEON Mall, Q-Big BSD, Indonesia Convention Exhibition (ICE), serta hotel dan apartemen. Serpong memang sudah berubah. Lahan-lahan yang dulunya tidak terpakai, sekarang sudah menjadi lahan emas dengan nilai yang tinggi. Semak belukar, galian pasir, dan hutan karet Serpong sekarang sudah berubah menjadi magnet baru dan kota mandiri.

Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!