SHARE
Home > News > Features > Siapa Bilang E-Commerce Untung Terus, Bakar Uang Juga Cara Survive

Siapa Bilang E-Commerce Untung Terus, Bakar Uang Juga Cara Survive

13 December 2020 12:23 WIB E-Commerce Strategi Desember Survive

Memasuki era revolusi industri 4.0 yang ramai diucapkan para ekonom dan berbagai pakar, menjadi bukti penggunaan internet di Indonesia menunjukan data yang tidak kecil. Menurut Global Web Index sebanyak 86 persen pengguna Internet di negeri ini melakukan aktifitas belanja online melalui perangkat apapun.Sedangkan 14 persennya terhitung pasif untuk melakukan belanja online.

Tidak heran ketika berselancar di dunia maya, iklan belanja online menjadi sebuah iklan yang ramai bermunculan dengan promo menarik, dari mulai diskon besar-besaran, iming-iming cashback, hingga gempar aktivitas Harbolnas pada tanggal-tanggal tertentu, membuat para pecandu belanja online ramai-ramai singgah di berbagai situs e-commerce.

Berbelanja online merupakan cara belanja yang menguntungkan. (Unsplash)

Belanja online memang menawarkan sejumlah kemudahan, karena pengguna bisa menemukan harga murah, cepat, praktis, lengkap, efisien daripada harus berkunjung ke warung, pasar dan toko kelontong.

Apakah pernah terpikir oleh kamu, berbagai situs e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Blibli dan yang lainnya menawarkan harga barang yang lebih murah ketimbang harga di offline store, bahkan online store dan startup unicorn melakukan hal yang sama dengan cara membakar uang demi konsumen.

Cashback, diskon, harga murah

Jurus-jurus penawaran keuntungan seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah jika menjumpai situs-situs e-commerce, konsumen bisa menikmati keuntungan karena banyak biaya yang dapat ditekan dari toko konvensional pada suatu produk.

Biasanya biaya itu ditekan karena tanpa pengeluaran sewa gedung untuk offline store, biaya operasional toko dan minim gaji pegawai. Sehingga, penawaran cashback dan diskon semakin menarik para pelanggan terhadap barang yang ditawarkan.

Keuntungan cashback dan diskon adalah senjata utama e-commerce dalam mendapatkan pelanggan. (Unsplash)

Tren menguntungkan konsumen ini sudah berlangsung sejak pertengahan tahun 2018. Hal ini dipicu maraknya kehadiran e-commerce dengan jenis pasar dan persaingan segmen yang sama membuat para e-commerce terus memutar otak untuk mendapatkan loyalitas pelanggan. Salah satunya dengan meberikan cashback dan diskon yang jor-joran.

Dilansir dari Analisa.id, Tercatat pada akhir tahun 2019 ada 47 pemain besar e-commerce di tanah air yang aktif melakukan penjualan barang berbagai jenis. Dengan adanya promo besar-besaran, cashback dan diskon, terus-menerus membuat banyak muncul pertanyaan mengapa toko online masih terus membakar uang? demi mendapatkan pelanggan atau mencari untung?

Sampai kapan bakar uang akan selesai

Tahun 2020 dan 2021 diperkirakan akan menjadi tahun awal mulai menurunnya aktivitas bakar uang yang dilakukan e-commerce. Berbagai nama perusahaan yang survive pada bidang ini dinilai sudah cukup bersaing di pasar ini.

Promo pada waktu tertentu sudah dilakukan perusahaan e-commerce. (Unsplash)

Bukan hanya membakar uang demi meraih pelanggan, mereka juga sudah mulai kehilangan suntikan dana. Seperti yang terjadi pada Uber yang kian merampingkan perusahahaannya hingga akhirnya memutuskan cabut dari Indonesia karena kehilangan kekuatan bersaing dengan cara bakar uang.

Selamat tinggal diskon dan cashback

Meski memasuki tahun stop membakar uang diskon dan cashback yang diberikan e-commerce atau startup unicorn tidak hilang sepenuhnya. Kemungkinan hal ini masih dilakukan untuk menjaga pangsa pasar, hanya saja diskon dan cashback diberikan pada waktu tertentu saja.

Ekosistem digital mendorong perdagangan skala kecil untuk bisa ikut bersaing. (Unsplash)

Ketika para pelaku ini menghentikan aktifitas bakar uang, apakah konsumen akan tetap terbiasa dan tergiur belanja online? Kemungkinan besar masih, karena pada fase bakar uang, konsumen dibiasakan dengan iklim belanja dengan metode baru sehingga hal ini mendorong terbentuknya ekosistem perdagangan yang kian menawarkan kemudahan.


Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Siapa Bilang E-Commerce Untung Terus, Bakar Uang Juga Cara Survive

Siapa Bilang E-Commerce Untung Terus, Bakar Uang Juga Cara Survive

13 December 2020 12:23 WIB
E-Commerce Strategi Desember Survive

Memasuki era revolusi industri 4.0 yang ramai diucapkan para ekonom dan berbagai pakar, menjadi bukti penggunaan internet di Indonesia menunjukan data yang tidak kecil. Menurut Global Web Index sebanyak 86 persen pengguna Internet di negeri ini melakukan aktifitas belanja online melalui perangkat apapun.Sedangkan 14 persennya terhitung pasif untuk melakukan belanja online.

Tidak heran ketika berselancar di dunia maya, iklan belanja online menjadi sebuah iklan yang ramai bermunculan dengan promo menarik, dari mulai diskon besar-besaran, iming-iming cashback, hingga gempar aktivitas Harbolnas pada tanggal-tanggal tertentu, membuat para pecandu belanja online ramai-ramai singgah di berbagai situs e-commerce.

Berbelanja online merupakan cara belanja yang menguntungkan. (Unsplash)

Belanja online memang menawarkan sejumlah kemudahan, karena pengguna bisa menemukan harga murah, cepat, praktis, lengkap, efisien daripada harus berkunjung ke warung, pasar dan toko kelontong.

Apakah pernah terpikir oleh kamu, berbagai situs e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Blibli dan yang lainnya menawarkan harga barang yang lebih murah ketimbang harga di offline store, bahkan online store dan startup unicorn melakukan hal yang sama dengan cara membakar uang demi konsumen.

Cashback, diskon, harga murah

Jurus-jurus penawaran keuntungan seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah jika menjumpai situs-situs e-commerce, konsumen bisa menikmati keuntungan karena banyak biaya yang dapat ditekan dari toko konvensional pada suatu produk.

Biasanya biaya itu ditekan karena tanpa pengeluaran sewa gedung untuk offline store, biaya operasional toko dan minim gaji pegawai. Sehingga, penawaran cashback dan diskon semakin menarik para pelanggan terhadap barang yang ditawarkan.

Keuntungan cashback dan diskon adalah senjata utama e-commerce dalam mendapatkan pelanggan. (Unsplash)

Tren menguntungkan konsumen ini sudah berlangsung sejak pertengahan tahun 2018. Hal ini dipicu maraknya kehadiran e-commerce dengan jenis pasar dan persaingan segmen yang sama membuat para e-commerce terus memutar otak untuk mendapatkan loyalitas pelanggan. Salah satunya dengan meberikan cashback dan diskon yang jor-joran.

Dilansir dari Analisa.id, Tercatat pada akhir tahun 2019 ada 47 pemain besar e-commerce di tanah air yang aktif melakukan penjualan barang berbagai jenis. Dengan adanya promo besar-besaran, cashback dan diskon, terus-menerus membuat banyak muncul pertanyaan mengapa toko online masih terus membakar uang? demi mendapatkan pelanggan atau mencari untung?

Sampai kapan bakar uang akan selesai

Tahun 2020 dan 2021 diperkirakan akan menjadi tahun awal mulai menurunnya aktivitas bakar uang yang dilakukan e-commerce. Berbagai nama perusahaan yang survive pada bidang ini dinilai sudah cukup bersaing di pasar ini.

Promo pada waktu tertentu sudah dilakukan perusahaan e-commerce. (Unsplash)

Bukan hanya membakar uang demi meraih pelanggan, mereka juga sudah mulai kehilangan suntikan dana. Seperti yang terjadi pada Uber yang kian merampingkan perusahahaannya hingga akhirnya memutuskan cabut dari Indonesia karena kehilangan kekuatan bersaing dengan cara bakar uang.

Selamat tinggal diskon dan cashback

Meski memasuki tahun stop membakar uang diskon dan cashback yang diberikan e-commerce atau startup unicorn tidak hilang sepenuhnya. Kemungkinan hal ini masih dilakukan untuk menjaga pangsa pasar, hanya saja diskon dan cashback diberikan pada waktu tertentu saja.

Ekosistem digital mendorong perdagangan skala kecil untuk bisa ikut bersaing. (Unsplash)

Ketika para pelaku ini menghentikan aktifitas bakar uang, apakah konsumen akan tetap terbiasa dan tergiur belanja online? Kemungkinan besar masih, karena pada fase bakar uang, konsumen dibiasakan dengan iklim belanja dengan metode baru sehingga hal ini mendorong terbentuknya ekosistem perdagangan yang kian menawarkan kemudahan.

Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!