Home > News > Entertainment > Speak Out, Kunci Utama untuk Melawan Pelecehan Seksual
Speak Out, Kunci Utama untuk Melawan Pelecehan Seksual
24 September 2022 13:33 WIB News Pelecehan SeksualKasus kekerasan dan pelecehan seksual makin marak terjadi, mulai dari verbal hingga nonverbal. Sexual harassment mencakup segala bentuk kegiatan seksual yang tidak diharapkan oleh korban sekaligus menimbulkan rasa trauma.
Perilaku tak menyenangkan ini bisa terjadi di mana saja, seperti tansportasi umum, ruang publik, sekolah, lingkungan kerja, dan rumah. Bahkan, 59,5 persen kasus kekerasan seksual terjadi di rumah. Kemudian, 92 persen di antaranya terjadi pada perempuan.
Baca juga: Pentingnya Creative Thinking untuk Menciptakan Inovasi di Era Digital
Hal itu disampaikan oleh aktivis feminis, penulis, produser dan penasihat terkait hak wanita Olin Monteiro, dalam sesi sharing webinar 'Sexual Harassment, Speak Out!', Sabtu (24/9).
Sesi sharing ini sendiri diadakan oleh Merah Putih Media dan didukung oleh Lotte Xylitol sebagai langkah untuk mengurangi tingkat kejadian sexual harassment di Indonesia.
Menurut Olin, penyebab terjadinya kekerasan seksual yang dominan pada perempuan adalah karena adanya relasi kuasa, budaya patriarki, nilai adat yang tidak sesuai, serta konstruksi sosial. Olin juga menyebut dalam beberapa lembaga, perempuan kerap dilecehkan karena dipandang lebih rendah dibanding laki-laki.
Alasan mengapa angka pelecehan seksual semakin tinggi juga disebabkan kurangnya pengetahuan di masyarakat awam. Terlebih lagi, korban pelecehan biasanya enggan untuk berbicara atau speak out mengenai hal ini. Entah karena rasa khawatir, takut, trauma, dan lain-lain.
"Apa benar semua korban harus dan bisa bicara? Kalau iya, dia harus bicara apa, ke mana, dan apakah lingkungannya mendukung? Ini harus kita pikirkan ya," tanya Olin, memantik diskusi.
Meski begitu, Olin memang menyebutkan bahwa salah satu kunci penting dalam mengatasi kekerasan seksual adalah dengan speak out. Meski itu tak mudah bagi semua orang karena banyak hal seperti tekanan psikologis, tekanan sosial, pengalaman traumatis, dan struktur sosial.
Kekerasan seksual akan semakin menyebar dan dianggap biasa jika didiamkan. Pelaku kekerasan akan merasa aman dan menormalisasi perilaku buruknya. Seiring berjalannya waktu, perilaku kekerasan seksual juga akan bervariasi. Oleh sebab itu, speak out dibutuhkan guna berbagi informasi dan meringankan rasa takut serta khawatir korban kekerasan seksual.
Sex educator dan TikTok digital content creator sekaligus pembicara kedua Jennifer Elim Santoso, menyampaikan beberapa langkah yang diperlukan kala berbicara atau speak out soal kekerasan seksual.
Pertama, menyiapkan diri sendiri. Setelah yakin ingin berbicara, pilihlah orang yang dipercaya dan dapat mendengarkan cerita dengan baik. Carilah bantuan profesional, baik dalam bidang psikologi maupun hukum. Terlebih saat ini sudah ada undang-undang resmi yang mengatur tentang pelecehan dan kekerasan seksual di Indonesia.
Baca juga: Temukan Kekerasan Seksual di Kampus, Harus Mengadu ke Mana?
Sesi pembicaraan ini mengangkat tema "Humans are not to be seen as objects". Tagline ini, seperti namanya, dimaknai bahwa manusia bukanlah sebuah objek yang dapat diperlakukan sesuka hati. Maka dari itu, Jeniffer menegaskan bahwa perilaku kekerasan seksual harus dihapuskan.
"Satu kejadian pelecehan seksual itu bisa mengubah seluruh masa hidup seseorang. Karena dampaknya bisa besar banget, secara fisik maupun secara psikologi," terang Jennifer.
Sesi sharing dan webinar mengenai speak out ini diharapkan dapat membuat banyak orang, terutama perempuan, lebih memahami sexual harassment. Ditambah lagi, kini ada jenis pelecehan seksual fisik dan digital yang tentu memiliki cara penanganan berbeda.
Webinar ini sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh Merah Putih Media. Tema yang diangkat juga merupakan hasil survei di media sosial tentang topik yang ingin dibahas bersama oleh masyarakat. (MCL)
Baca juga: Serunya Membedah Personal Branding yang Kreatif di Sosial Media
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Entertainment > Speak Out, Kunci Utama untuk Melawan Pelecehan Seksual
Speak Out, Kunci Utama untuk Melawan Pelecehan Seksual
24 September 2022 13:33 WIBNews Pelecehan Seksual
Kasus kekerasan dan pelecehan seksual makin marak terjadi, mulai dari verbal hingga nonverbal. Sexual harassment mencakup segala bentuk kegiatan seksual yang tidak diharapkan oleh korban sekaligus menimbulkan rasa trauma.
Perilaku tak menyenangkan ini bisa terjadi di mana saja, seperti tansportasi umum, ruang publik, sekolah, lingkungan kerja, dan rumah. Bahkan, 59,5 persen kasus kekerasan seksual terjadi di rumah. Kemudian, 92 persen di antaranya terjadi pada perempuan.
Baca juga: Pentingnya Creative Thinking untuk Menciptakan Inovasi di Era Digital
Hal itu disampaikan oleh aktivis feminis, penulis, produser dan penasihat terkait hak wanita Olin Monteiro, dalam sesi sharing webinar 'Sexual Harassment, Speak Out!', Sabtu (24/9).
Sesi sharing ini sendiri diadakan oleh Merah Putih Media dan didukung oleh Lotte Xylitol sebagai langkah untuk mengurangi tingkat kejadian sexual harassment di Indonesia.
Menurut Olin, penyebab terjadinya kekerasan seksual yang dominan pada perempuan adalah karena adanya relasi kuasa, budaya patriarki, nilai adat yang tidak sesuai, serta konstruksi sosial. Olin juga menyebut dalam beberapa lembaga, perempuan kerap dilecehkan karena dipandang lebih rendah dibanding laki-laki.
Alasan mengapa angka pelecehan seksual semakin tinggi juga disebabkan kurangnya pengetahuan di masyarakat awam. Terlebih lagi, korban pelecehan biasanya enggan untuk berbicara atau speak out mengenai hal ini. Entah karena rasa khawatir, takut, trauma, dan lain-lain.
"Apa benar semua korban harus dan bisa bicara? Kalau iya, dia harus bicara apa, ke mana, dan apakah lingkungannya mendukung? Ini harus kita pikirkan ya," tanya Olin, memantik diskusi.
Meski begitu, Olin memang menyebutkan bahwa salah satu kunci penting dalam mengatasi kekerasan seksual adalah dengan speak out. Meski itu tak mudah bagi semua orang karena banyak hal seperti tekanan psikologis, tekanan sosial, pengalaman traumatis, dan struktur sosial.
Kekerasan seksual akan semakin menyebar dan dianggap biasa jika didiamkan. Pelaku kekerasan akan merasa aman dan menormalisasi perilaku buruknya. Seiring berjalannya waktu, perilaku kekerasan seksual juga akan bervariasi. Oleh sebab itu, speak out dibutuhkan guna berbagi informasi dan meringankan rasa takut serta khawatir korban kekerasan seksual.
Sex educator dan TikTok digital content creator sekaligus pembicara kedua Jennifer Elim Santoso, menyampaikan beberapa langkah yang diperlukan kala berbicara atau speak out soal kekerasan seksual.
Pertama, menyiapkan diri sendiri. Setelah yakin ingin berbicara, pilihlah orang yang dipercaya dan dapat mendengarkan cerita dengan baik. Carilah bantuan profesional, baik dalam bidang psikologi maupun hukum. Terlebih saat ini sudah ada undang-undang resmi yang mengatur tentang pelecehan dan kekerasan seksual di Indonesia.
Baca juga: Temukan Kekerasan Seksual di Kampus, Harus Mengadu ke Mana?
Sesi pembicaraan ini mengangkat tema "Humans are not to be seen as objects". Tagline ini, seperti namanya, dimaknai bahwa manusia bukanlah sebuah objek yang dapat diperlakukan sesuka hati. Maka dari itu, Jeniffer menegaskan bahwa perilaku kekerasan seksual harus dihapuskan.
"Satu kejadian pelecehan seksual itu bisa mengubah seluruh masa hidup seseorang. Karena dampaknya bisa besar banget, secara fisik maupun secara psikologi," terang Jennifer.
Sesi sharing dan webinar mengenai speak out ini diharapkan dapat membuat banyak orang, terutama perempuan, lebih memahami sexual harassment. Ditambah lagi, kini ada jenis pelecehan seksual fisik dan digital yang tentu memiliki cara penanganan berbeda.
Webinar ini sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh Merah Putih Media. Tema yang diangkat juga merupakan hasil survei di media sosial tentang topik yang ingin dibahas bersama oleh masyarakat. (MCL)
Baca juga: Serunya Membedah Personal Branding yang Kreatif di Sosial Media