Home > News > Entertainment > Teater KataK UMN Gelar Pentas Virtual Berjudul "Paman Doblang"
Teater KataK UMN Gelar Pentas Virtual Berjudul "Paman Doblang"
25 January 2021 13:28 WIB Gading Serpong Pentas Virtual UMN Teater KataKTeater KataK merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bawah naungan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Teater KataK sendiri sudah berdiri sejak 2009 lalu dengan lebih dari 400 anggota yang aktif.
Selama 11 tahun berdiri, Teater KataK telah menggelar lebih dari 60 pementasan, mulai dari skala kecil hingga besar. Setiap tahunnya, Teater KataK selalu mengadakan Pementasan Inagurasi untuk menyambut Kecebong atau calon anggota KataK.
Baca juga: UMN, Kampus Unik di Serpong yang Punya Jurusan Anti-Mainstream!
Tidak hanya menampilkan teater, namun pementasan tersebut menggunakan perpaduan dari berbagai unsur artistik, seperti set properti, musik, makeup, kostum, dan lighting.
Bertemakan patriotisme, Teater KataK UMN kembali hadir dengan Pementasan Inagurasi yang berjudul "Paman Doblang". Kisah tersebut terinspirasi dari karya puisi W.S. Rendra. Tujuannya adalah untuk menghibur dan menanamkan nilai cinta terhadap Tanah Air.
Selain itu, pementasan ini dikemas secara kreatif dan inovatif dalam bentuk virtual. Pementasan "Paman Doblang" berlangsung pada Sabtu (23/1/2021) pada pukul 19.00 WIB melalui platform KaryaKarsa Teater KataK. Dengan adanya pementasan ini, generasi muda diharapkan dapat mengingat dan mengambil inspirasi dari kisah penjajahan Jepang yang direalisasikan dalam kehidupan saat ini.
Teater KataK menceritakan tentang kisah Paman Doblang yang mendekam di sel tikus akibat sikap dan tingkah lakunya yang cukup mengesalkan. Hal tersebut membuat inspektur yang menginterogasinya marah dan mengurung Paman Doblang di sel tikus.
Terinspirasi dari puisi berjudul "Paman Doblang" karya W.S. Rendra, kisah ini juga dituangkan menjadi lagu oleh Kantata Takwa. Jadi, kisah Paman Doblang mengambil peristiwa saat W.S. Rendra dipenjara, lalu ia menulis puisi tersebut setelah keluar dari sana.
W.S. Rendra sendiri mengambil dua set waktu dalam puisinya, yaitu demonstrasi dan pemberontakan Pemerintahan Orde Baru pada 1978. Kemudian, masa penjajahan Jepang di Indonesia terkait Romusha dan Lanfu pada 1943 silam.
Baca juga: Kuliah Saat COVID-19? E-Learning UMN Siap Menemani Kamu Saat #DirumahAja
Produksi pementasan "Paman Doblang" dipimpin langsung oleh Ita Cindy Tania dan disutradarai oleh Khenny Garcia. Lalu, dibantu dengan 19 pemain dan 258 kru dalam berbagai divisi artistik dan non artistik.
Setelah melakukan persiapan selama lima bulan, Teater KataK tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi COVID-19. Menariknya, pementasan "Paman Doblang" berhasil ditonton oleh sekitar 1.450 orang secara online dan offline.
"Situasi pandemi yang kurang mendukung proses pra produksi pementasan membuat kami tertantang untuk terus berinovasi dan berkarya. Lalu, lahirlah "Paman Doblang" yang digelar dengan konsep virtual dan menjadikannya sebagai pementasan virtual ketiga dari Teater KataK," ujar Ita dalam keterangan resminya, Senin (23/1/2021).
Harga e-ticket pentas virtual "Paman Doblang" dibanderol Rp25.000 saja. Melalui KaryaKarsa Teater KataK, sebanyak 699 e-ticket berhasil terjual.
Berakhirnya pentas virtual "Paman Doblang", Teater KataK berharap agar generasi bangsa Indonesia bisa terus berkarya dengan berlandaskan cinta Tanah Air dalam kehidupan.
”Semoga pementasan Inaugurasi "Paman Doblang" ini dapat menjadi hiburan bagi para penonton di rumah dan bisa menjadi penyemangat untuk semua orang agar tetap terus berkarya dan produktif. Meskipun berada dalam kondisi serba terbatas, jangan jadikan pandemi sebagai sebuah penghalang untuk tetap berkarya, tetapi jadikan itu sebagai pembentuk inovasi baru untuk dapat melangkah lebih jauh,” tambah Ita. (Andrew)
Baca juga: UMN Dinobatkan Sebagai Kampus dengan Pengelola Energi dan Air Terbaik di Indonesia
Soffi Amira P.
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Entertainment > Teater KataK UMN Gelar Pentas Virtual Berjudul "Paman Doblang"
Teater KataK UMN Gelar Pentas Virtual Berjudul "Paman Doblang"
25 January 2021 13:28 WIBGading Serpong Pentas Virtual UMN Teater KataK
Teater KataK merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bawah naungan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Teater KataK sendiri sudah berdiri sejak 2009 lalu dengan lebih dari 400 anggota yang aktif.
Selama 11 tahun berdiri, Teater KataK telah menggelar lebih dari 60 pementasan, mulai dari skala kecil hingga besar. Setiap tahunnya, Teater KataK selalu mengadakan Pementasan Inagurasi untuk menyambut Kecebong atau calon anggota KataK.
Baca juga: UMN, Kampus Unik di Serpong yang Punya Jurusan Anti-Mainstream!
Tidak hanya menampilkan teater, namun pementasan tersebut menggunakan perpaduan dari berbagai unsur artistik, seperti set properti, musik, makeup, kostum, dan lighting.
Bertemakan patriotisme, Teater KataK UMN kembali hadir dengan Pementasan Inagurasi yang berjudul "Paman Doblang". Kisah tersebut terinspirasi dari karya puisi W.S. Rendra. Tujuannya adalah untuk menghibur dan menanamkan nilai cinta terhadap Tanah Air.
Selain itu, pementasan ini dikemas secara kreatif dan inovatif dalam bentuk virtual. Pementasan "Paman Doblang" berlangsung pada Sabtu (23/1/2021) pada pukul 19.00 WIB melalui platform KaryaKarsa Teater KataK. Dengan adanya pementasan ini, generasi muda diharapkan dapat mengingat dan mengambil inspirasi dari kisah penjajahan Jepang yang direalisasikan dalam kehidupan saat ini.
Teater KataK menceritakan tentang kisah Paman Doblang yang mendekam di sel tikus akibat sikap dan tingkah lakunya yang cukup mengesalkan. Hal tersebut membuat inspektur yang menginterogasinya marah dan mengurung Paman Doblang di sel tikus.
Terinspirasi dari puisi berjudul "Paman Doblang" karya W.S. Rendra, kisah ini juga dituangkan menjadi lagu oleh Kantata Takwa. Jadi, kisah Paman Doblang mengambil peristiwa saat W.S. Rendra dipenjara, lalu ia menulis puisi tersebut setelah keluar dari sana.
W.S. Rendra sendiri mengambil dua set waktu dalam puisinya, yaitu demonstrasi dan pemberontakan Pemerintahan Orde Baru pada 1978. Kemudian, masa penjajahan Jepang di Indonesia terkait Romusha dan Lanfu pada 1943 silam.
Baca juga: Kuliah Saat COVID-19? E-Learning UMN Siap Menemani Kamu Saat #DirumahAja
Produksi pementasan "Paman Doblang" dipimpin langsung oleh Ita Cindy Tania dan disutradarai oleh Khenny Garcia. Lalu, dibantu dengan 19 pemain dan 258 kru dalam berbagai divisi artistik dan non artistik.
Setelah melakukan persiapan selama lima bulan, Teater KataK tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi COVID-19. Menariknya, pementasan "Paman Doblang" berhasil ditonton oleh sekitar 1.450 orang secara online dan offline.
"Situasi pandemi yang kurang mendukung proses pra produksi pementasan membuat kami tertantang untuk terus berinovasi dan berkarya. Lalu, lahirlah "Paman Doblang" yang digelar dengan konsep virtual dan menjadikannya sebagai pementasan virtual ketiga dari Teater KataK," ujar Ita dalam keterangan resminya, Senin (23/1/2021).
Harga e-ticket pentas virtual "Paman Doblang" dibanderol Rp25.000 saja. Melalui KaryaKarsa Teater KataK, sebanyak 699 e-ticket berhasil terjual.
Berakhirnya pentas virtual "Paman Doblang", Teater KataK berharap agar generasi bangsa Indonesia bisa terus berkarya dengan berlandaskan cinta Tanah Air dalam kehidupan.
”Semoga pementasan Inaugurasi "Paman Doblang" ini dapat menjadi hiburan bagi para penonton di rumah dan bisa menjadi penyemangat untuk semua orang agar tetap terus berkarya dan produktif. Meskipun berada dalam kondisi serba terbatas, jangan jadikan pandemi sebagai sebuah penghalang untuk tetap berkarya, tetapi jadikan itu sebagai pembentuk inovasi baru untuk dapat melangkah lebih jauh,” tambah Ita. (Andrew)
Baca juga: UMN Dinobatkan Sebagai Kampus dengan Pengelola Energi dan Air Terbaik di Indonesia