Transaksi Trade Expo Indonesia 2023 Tebus Rp 401,5 Triliun
23 October 2023 12:00 WIB Event Trade Expo Indonesia NewsMenteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, Resmi menutup Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 pada Minggu (23/10). Tercatat, volume transaksi sementara TEI 2023 mencapai US$25,3 miliar atau Rp 401,5 triliun, angka itu lebih tinggi dari target yang sebesar US$11 miliar.
Zulhas menjelaskan, volume transaksi sementara TEI 2023 juga tercatat dua kali lipat meningkat jika dibandingkan dengan 2022, yakni lebih dari US$15 miliar.
"Alhamdulillah, di tengah melambatnya ekonomi dunia, karena kerja sama dan dukungan semua pihak, volume transaksi sementara TEI 2023 mencapai dua kali lipat dari transaksi tahun sebelumnya, yaitu tercatat sebesar US$25,3 miliar atau Rp 401,5 triliun," kata Zulhas.
Baca juga: Pilar Saga Ichsan: Tangsel Punya Potensi sebagai Pusat Industri Ekonomi Kreatif
Ia menyebutkan, capaian transaksi sementara TEI 2023 meliputi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan nilai sebesar US$18,31 miliar, transaksi harian sebesar US$4,17 juta, di mana penjajakan kerja sama bisnis (business matching) sebesar US$18,90 juta. Selain itu, ada transaksi investasi senilai US$2,81 miliar, yaitu investasi di bidang kesehatan dan kerja sama pendidikan dengan Tiongkok.
Zulkifli mengungkapkan, tahun ini TEI diikuti 1.232 pelaku bisnis dan dikunjungi 32.966 pengunjung. Pengunjung tersebut terdiri atas pengunjung luring sebanyak 29.873 yang 3.162 di antaranya merupakan buyer dari 114 negara serta pengunjung daring sebanyak 3.093.
Dia mengatakan, terdapat 10 negara dengan transaksi barang dan jasa terbesar pada TEI 2023 yaitu Malaysia sebesar US$6,29 miliar dengan persentase 27,95 persen, India sebesar US$6,23 miliar atau 27,68 persen. Tiongkok sebesar US$5,58 miliar atau 24,82 persen.
Baca juga: Iconix Studio Loft BSD, Pusat Bisnis Premium di Lokasi Strategis
Lalu, Vietnam sebesar US$811,28 juta atau 3,61 persen, Belanda sebesar US$696,28 juta atau 3,09 persen, Mesir sebesar US$591,72 juta atau 3,09 persen, Filipina sebesar US$526,95 juta atau 2,34 persen. Serta Amerika Serikat sebesar US$423,7 juta atau 1,88 persen, Jepang sebesar US$330,89 juta atau 1,47 persen, dan Persatuan Emirat Arab sebesar US$295,84 juta atau 1,31 persen.
Sementara itu, 10 produk dengan transaksi terbesar selama TEI 2023, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, antara lain batu bara sebesar US$13,26 miliar dengan persentase 58,93 persen, produk kimia dan organik sebesar US$2,92 miliar (12,98 persen), industri strategis sebesar US$2,73 miliar (12,18 persen), produk elektronik sebesar US$612,32 juta (2,72 persen).
Berikutnya makanan olahan sebesar US$449,88 juta (2,00 persen), produk pertanian sebesar US$407,43 juta (1,81 persen), kertas dan produk kertas sebesar US$382,85 juta (1,70 persen), kopi dan teh sebesar US$370,39 juta (1,65 persen), perhiasan sebesar US$280,44 juta (1,25 persen), serta produk ikan dan makanan laut sebesar US$164,19 juta (0,73 persen).
Zulhas mengatakan, meskipun pameran sudah resmi ditutup secara offline. Namun, pameran yang juga digelar secara secara daring ini akan tetap berlangsung hingga hingga 18 Desember 2023 melalui website resmi. (*)
Baca juga: Cisco: Tren Bisnis dan Teknologi Teratas yang Dorong Perekonomian Indonesia di 2023
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Transaksi Trade Expo Indonesia 2023 Tebus Rp 401,5 Triliun
23 October 2023 12:00 WIBEvent Trade Expo Indonesia News
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, Resmi menutup Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 pada Minggu (23/10). Tercatat, volume transaksi sementara TEI 2023 mencapai US$25,3 miliar atau Rp 401,5 triliun, angka itu lebih tinggi dari target yang sebesar US$11 miliar.
Zulhas menjelaskan, volume transaksi sementara TEI 2023 juga tercatat dua kali lipat meningkat jika dibandingkan dengan 2022, yakni lebih dari US$15 miliar.
"Alhamdulillah, di tengah melambatnya ekonomi dunia, karena kerja sama dan dukungan semua pihak, volume transaksi sementara TEI 2023 mencapai dua kali lipat dari transaksi tahun sebelumnya, yaitu tercatat sebesar US$25,3 miliar atau Rp 401,5 triliun," kata Zulhas.
Baca juga: Pilar Saga Ichsan: Tangsel Punya Potensi sebagai Pusat Industri Ekonomi Kreatif
Ia menyebutkan, capaian transaksi sementara TEI 2023 meliputi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan nilai sebesar US$18,31 miliar, transaksi harian sebesar US$4,17 juta, di mana penjajakan kerja sama bisnis (business matching) sebesar US$18,90 juta. Selain itu, ada transaksi investasi senilai US$2,81 miliar, yaitu investasi di bidang kesehatan dan kerja sama pendidikan dengan Tiongkok.
Zulkifli mengungkapkan, tahun ini TEI diikuti 1.232 pelaku bisnis dan dikunjungi 32.966 pengunjung. Pengunjung tersebut terdiri atas pengunjung luring sebanyak 29.873 yang 3.162 di antaranya merupakan buyer dari 114 negara serta pengunjung daring sebanyak 3.093.
Dia mengatakan, terdapat 10 negara dengan transaksi barang dan jasa terbesar pada TEI 2023 yaitu Malaysia sebesar US$6,29 miliar dengan persentase 27,95 persen, India sebesar US$6,23 miliar atau 27,68 persen. Tiongkok sebesar US$5,58 miliar atau 24,82 persen.
Baca juga: Iconix Studio Loft BSD, Pusat Bisnis Premium di Lokasi Strategis
Lalu, Vietnam sebesar US$811,28 juta atau 3,61 persen, Belanda sebesar US$696,28 juta atau 3,09 persen, Mesir sebesar US$591,72 juta atau 3,09 persen, Filipina sebesar US$526,95 juta atau 2,34 persen. Serta Amerika Serikat sebesar US$423,7 juta atau 1,88 persen, Jepang sebesar US$330,89 juta atau 1,47 persen, dan Persatuan Emirat Arab sebesar US$295,84 juta atau 1,31 persen.
Sementara itu, 10 produk dengan transaksi terbesar selama TEI 2023, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, antara lain batu bara sebesar US$13,26 miliar dengan persentase 58,93 persen, produk kimia dan organik sebesar US$2,92 miliar (12,98 persen), industri strategis sebesar US$2,73 miliar (12,18 persen), produk elektronik sebesar US$612,32 juta (2,72 persen).
Berikutnya makanan olahan sebesar US$449,88 juta (2,00 persen), produk pertanian sebesar US$407,43 juta (1,81 persen), kertas dan produk kertas sebesar US$382,85 juta (1,70 persen), kopi dan teh sebesar US$370,39 juta (1,65 persen), perhiasan sebesar US$280,44 juta (1,25 persen), serta produk ikan dan makanan laut sebesar US$164,19 juta (0,73 persen).
Zulhas mengatakan, meskipun pameran sudah resmi ditutup secara offline. Namun, pameran yang juga digelar secara secara daring ini akan tetap berlangsung hingga hingga 18 Desember 2023 melalui website resmi. (*)
Baca juga: Cisco: Tren Bisnis dan Teknologi Teratas yang Dorong Perekonomian Indonesia di 2023