Tren Thrifting Bantu Selamatkan Lingkungan
12 September 2021 15:15 WIB Feature ThriftingFesyen termasuk salah satu industri yang bergerak cepat sehingga menyebabkan produsen selalu memproduksi barang dagangnya dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi. Proses tersebut dalam jangka panjang dapat berakibat buruk pada lingkungan sehingga membuat upaya reduce, reuse, recycle menjadi sia-sia.
Sejak dahulu kita selalu dikenalkan hanya pada bahaya sampah kertas dan plastik, padahal daur ulang tidak hanya terbatas pada dua jenis sampah tersebut saja. Padahal sampah pakaian juga sama berbahayanya karena ketika dibuang, sampah pakaian bakal tetap berada di tempat pembuangan selama ratusan tahun.
Bahkan saat ini banyak pakaian yang terbuat dari bahan sintetis sehingga tidak akan terdegradasi. Bila tidak dibuang, sampah pakaian bakal mengambil sejumlah besar ruang di TPA hingga berkontribusi pada produksi gas rumah kaca yang menjadi salah satu masalah terbesar planet kita.
Tak hanya itu, pakaian yang terbuat dari bahan organik bahkan tidak dapat terurai dengan baik dan besar di tempat pembuangan sampah sehingga malah menghasilkan gas metana. Selain pencemaran udara, produksi tekstil juga berperan pada pencemaran air terutama laut karena sebagian besar baju saat ini berbahan polyester dan tidak dapat terurai di laut malah mencemari dan membahayakan spesies laut.
Maka hadirlah tren thrifting, tren yang membuat pakaian keluar dari tempat pembuangan sampah untuk dijual dan kemudian digunakan kembali dengan harga yang jauh lebih murah. Seluruh orang yang ikut berkontribusi dalam tren thrifting baik yang menyumbangkan, menjual, ataupun membeli, telah ikut berpartisipasi dalam mengurangi limbah tekstil.
Selain itu produsen pakaian juga harus ikut berperan dalam menyelamatkan lingkungan karena industri fesyen merupakan konsumen air terbesar kedua di dunia. Contohnya untuk membuat satu t-shirt saja dibutuhkan pasokan air sebanyak 650 galon dan 1.800 galon untuk sepasang jeans.
Kehadiran industri barang bekas atau thrifting tentunya membantu mengurangi penggunaan air dengan mengurangi kebutuhan atau permintaan akan pasokan pakaian baru.
Secara umum, produksi tekstil juga melibatkan penggunaan pewarna berbahaya hingga produk sampingan minyak mentah yang dapat berperan dalam mencemari udara. Melansir Merahputih.com, industri fesyen bahkan menghasilkan 10 persen dari seluruh emisi karbon manusia.
Meminimalisir polusi udara pastinya sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan serta menjaga stabilitas perubahan iklim. Tanpa kamu sadari, dengan berbelanja barang bekas seperti pakaian thrifting artinya kamu sudah ikut berperan dalam menyelamatkan lingkungan.
Pradia Eggi
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Tren Thrifting Bantu Selamatkan Lingkungan
12 September 2021 15:15 WIBFeature Thrifting
Fesyen termasuk salah satu industri yang bergerak cepat sehingga menyebabkan produsen selalu memproduksi barang dagangnya dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi. Proses tersebut dalam jangka panjang dapat berakibat buruk pada lingkungan sehingga membuat upaya reduce, reuse, recycle menjadi sia-sia.
Sejak dahulu kita selalu dikenalkan hanya pada bahaya sampah kertas dan plastik, padahal daur ulang tidak hanya terbatas pada dua jenis sampah tersebut saja. Padahal sampah pakaian juga sama berbahayanya karena ketika dibuang, sampah pakaian bakal tetap berada di tempat pembuangan selama ratusan tahun.
Bahkan saat ini banyak pakaian yang terbuat dari bahan sintetis sehingga tidak akan terdegradasi. Bila tidak dibuang, sampah pakaian bakal mengambil sejumlah besar ruang di TPA hingga berkontribusi pada produksi gas rumah kaca yang menjadi salah satu masalah terbesar planet kita.
Tak hanya itu, pakaian yang terbuat dari bahan organik bahkan tidak dapat terurai dengan baik dan besar di tempat pembuangan sampah sehingga malah menghasilkan gas metana. Selain pencemaran udara, produksi tekstil juga berperan pada pencemaran air terutama laut karena sebagian besar baju saat ini berbahan polyester dan tidak dapat terurai di laut malah mencemari dan membahayakan spesies laut.
Maka hadirlah tren thrifting, tren yang membuat pakaian keluar dari tempat pembuangan sampah untuk dijual dan kemudian digunakan kembali dengan harga yang jauh lebih murah. Seluruh orang yang ikut berkontribusi dalam tren thrifting baik yang menyumbangkan, menjual, ataupun membeli, telah ikut berpartisipasi dalam mengurangi limbah tekstil.
Selain itu produsen pakaian juga harus ikut berperan dalam menyelamatkan lingkungan karena industri fesyen merupakan konsumen air terbesar kedua di dunia. Contohnya untuk membuat satu t-shirt saja dibutuhkan pasokan air sebanyak 650 galon dan 1.800 galon untuk sepasang jeans.
Kehadiran industri barang bekas atau thrifting tentunya membantu mengurangi penggunaan air dengan mengurangi kebutuhan atau permintaan akan pasokan pakaian baru.
Secara umum, produksi tekstil juga melibatkan penggunaan pewarna berbahaya hingga produk sampingan minyak mentah yang dapat berperan dalam mencemari udara. Melansir Merahputih.com, industri fesyen bahkan menghasilkan 10 persen dari seluruh emisi karbon manusia.
Meminimalisir polusi udara pastinya sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan serta menjaga stabilitas perubahan iklim. Tanpa kamu sadari, dengan berbelanja barang bekas seperti pakaian thrifting artinya kamu sudah ikut berperan dalam menyelamatkan lingkungan.