Asal Muasal Nama Jalan Daan Mogot
11 September 2018 23:03 WIB Sejarah Tangerang Tangerang Daan MogotSiders pasti tau banget kan jalan Daan Mogot? Jalan yang menghubungkan jalur Grogol dan Cengkareng di Jakarta Barat dengan Kota Tangerang ini, ternyata berasal dari nama Mayor yang mendirikan Akademi Militer di Tangerang yaitu Mayor Elias Daniel Mogot atau biasa dikenal dengan Daan Mogot, seorang pahlawan yang lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 28 Desember 1928 dan meninggal di Tangerang Selatan pada 25 Januri 1946 dalam pertempuran bersejarah Lengkong.
Photo by Indonesiaone
Bergabung Dengan PETA di Masa Penjajahan Jepang Ketika tahun 1942, Jepang menduduki Indonesia. Ditahun itu juga, pemuda bernama Daan Mogot direkrut oleh Seinen Dojo yaitu pasukan paramiliter pribumi bentukan Jepang di Tangerang. walaupun pada saat itu usia Daan Mogot belum memenuhi syarat, namun Karena kepandaiannya dan prestasi selama pendidikan militer akhirnya berhasil di promosikan menjadi pembantu instruktur Pembela Tanah Air (PETA).
Bergabung dengan BKR di Masa Kemerdekaan Indonesia Setelah kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Daan Mogot bergabung dengan Barisan Keamanan Rakyat (BPR) dan akhirnya mendapat pangkat mayor, saat itu usia baru menginjak 16 tahun.
Mendirikan Akademi Militer Di Tangerang Setelah itu berbekal dengan pengalamanya sebagai pelatih PETA dan juga pangkat mayornya, Daan Mogot, bersama rekan-rekannya sesama perwira menengah TKR, seperti Kemal Idris, Daan Jachja dan Taswin, menggagas pendirian akademi militer untuk melatih calon-calon perwira TKR dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Gagasannya ditanggapi serius oleh Markas Besar Tentara (MBT) di Jakarta dan pada 18 November 1945 berdirilah Militaire Academie Tangerang (MAT), dan Daan Mogot pun dilantik sebagai Direktur.
Pertempuran Bersejarah Lengkong Pada tanggal 24 Januari 1946, Kepala Staf Resimen IV Tangerang Mayor Daan Jahja menerima informasi intelijen bahwa pasukan Belanda dan KNIL sudah menduduki Parung dan akan merebut depot senjata tentara Jepang di Lengkong. Gerakan militer Belanda itu akan mengancam kedudukan Resimen IV Tangerang dan Akademi Militer Tangerang secara serius.
Pertempuran bersejarah itu berakhir pada 26 Januari 1946, Dalam pertempuran, Mayor Daan Mogot terkena peluru pada paha kanan dan dada. Tapi ketika melihat anak buahnya yang memegang senjata mesin mati tertembak, ia kemudian mengambil senapan mesin tersebut dan menembaki lawan sampai ia sendiri dihujani peluru tentara Jepang dari berbagai penjuru. Berkat kegigihan dan keberanianya akhirnya nama Daan Mogot diabadikan dalam sebuah jalan yang menghubungkan antara Kota Tangerang dengan Jakarta Barat.
Febrian Adi
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Asal Muasal Nama Jalan Daan Mogot
11 September 2018 23:03 WIBSejarah Tangerang Tangerang Daan Mogot
Siders pasti tau banget kan jalan Daan Mogot? Jalan yang menghubungkan jalur Grogol dan Cengkareng di Jakarta Barat dengan Kota Tangerang ini, ternyata berasal dari nama Mayor yang mendirikan Akademi Militer di Tangerang yaitu Mayor Elias Daniel Mogot atau biasa dikenal dengan Daan Mogot, seorang pahlawan yang lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 28 Desember 1928 dan meninggal di Tangerang Selatan pada 25 Januri 1946 dalam pertempuran bersejarah Lengkong.
Photo by Indonesiaone
Bergabung Dengan PETA di Masa Penjajahan Jepang Ketika tahun 1942, Jepang menduduki Indonesia. Ditahun itu juga, pemuda bernama Daan Mogot direkrut oleh Seinen Dojo yaitu pasukan paramiliter pribumi bentukan Jepang di Tangerang. walaupun pada saat itu usia Daan Mogot belum memenuhi syarat, namun Karena kepandaiannya dan prestasi selama pendidikan militer akhirnya berhasil di promosikan menjadi pembantu instruktur Pembela Tanah Air (PETA).
Bergabung dengan BKR di Masa Kemerdekaan Indonesia Setelah kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Daan Mogot bergabung dengan Barisan Keamanan Rakyat (BPR) dan akhirnya mendapat pangkat mayor, saat itu usia baru menginjak 16 tahun.
Mendirikan Akademi Militer Di Tangerang Setelah itu berbekal dengan pengalamanya sebagai pelatih PETA dan juga pangkat mayornya, Daan Mogot, bersama rekan-rekannya sesama perwira menengah TKR, seperti Kemal Idris, Daan Jachja dan Taswin, menggagas pendirian akademi militer untuk melatih calon-calon perwira TKR dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Gagasannya ditanggapi serius oleh Markas Besar Tentara (MBT) di Jakarta dan pada 18 November 1945 berdirilah Militaire Academie Tangerang (MAT), dan Daan Mogot pun dilantik sebagai Direktur.
Pertempuran Bersejarah Lengkong Pada tanggal 24 Januari 1946, Kepala Staf Resimen IV Tangerang Mayor Daan Jahja menerima informasi intelijen bahwa pasukan Belanda dan KNIL sudah menduduki Parung dan akan merebut depot senjata tentara Jepang di Lengkong. Gerakan militer Belanda itu akan mengancam kedudukan Resimen IV Tangerang dan Akademi Militer Tangerang secara serius.
Pertempuran bersejarah itu berakhir pada 26 Januari 1946, Dalam pertempuran, Mayor Daan Mogot terkena peluru pada paha kanan dan dada. Tapi ketika melihat anak buahnya yang memegang senjata mesin mati tertembak, ia kemudian mengambil senapan mesin tersebut dan menembaki lawan sampai ia sendiri dihujani peluru tentara Jepang dari berbagai penjuru. Berkat kegigihan dan keberanianya akhirnya nama Daan Mogot diabadikan dalam sebuah jalan yang menghubungkan antara Kota Tangerang dengan Jakarta Barat.