Bus Tayo dan Si Benteng Jadi Transportasi di Banten yang Dikelola Pemerintah
04 March 2023 16:06 WIB Pemkot Tangerang Transportasi News MerahputihPemkot Tangerang melalui Dishub dan PT Tangerang Nusantara Global (TNG) Kota Tangerang, telah memiliki dan mengelola transportasi umum. Hal itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan transportasi di Kota Tangerang yang aman, nyaman dan murah.
Transportasi yang dikelola Kota Tangerang adalah Bus Rapid Trans Tangerang Ayo (BRT Tayo) sejak Desember 2019 dan Angkutan Kota Si Benteng sejak Januari 2021.
Baca juga: Bus Tayo dan Angkot Si Benteng Kini Kembali Berbayar
Hal tersebut menjadikan Kota Tangerang sebagai satu-satunya pemerintah daerah di Provinsi Banten, yang mengelola transportasi publik. Kini, keduanya menjadi salah satu transportasi lokal yang dibanggakan warga Kota Tangerang.
Sebagai informasi, angkot Si Benteng memiliki desain dengan mengusung tema Retro ala 1990-an. Angkot ini, menggunakan basis Suzuki Carry baru. Meski begitu, angkot tersebut menawarkan fasilitas yang cukup lengkap, yaitu AC dan saklar untuk mengisi baterai HP.
Tercatat, Kota Tangerang telah mengelola 40 unit BRT Tayo dengan empat koridor dan 80 unit Si Benteng dengan sembilan rute pemukiman. BRT Tayo dan Si Benteng beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00-19.00 WIB.
BRT Tayo sendiri dapat menampung 25 hingga 30 penumpang. Sedangkan untuk Si Benteng, berkapasitas 12 penumpang. Kedua transportasi publik ini menyediakan fasilitas full AC, musik, CCTV, dan pintu otomatis.
Baca juga: Bus Trans Anggrek Bakal Jadi Transportasi untuk Pelajar Tangsel
Kepala PT TNG, Edi Chandra menjelaskan, BRT Tayo memiliki empat koridor dengan 10 unit di setiap koridornya. Koridor tersebut adalah satu rute Poris Plawad-Gor Jatiuwung-Jatake, koridor dua rute Poris Plawad-Cibodas, koridor tiga rute Ciledug-Tangcity, dan koridor empat merupakan rute Cadas-Pintu Masuk M1 Bandara Soetta.
Sementara untuk Si Benteng, ada sembilan rute dengan empat warna. Di antaranya adalah rute Gandasari-Gajah Tunggal, Gajah Tunggal-Kampung Ledug, Taman Cibodas-Situ Bulakan, Terminal Cimone-Pasar Lama, dan Perumahan BTN Pasir Jaya-GOR gandasari.
Selain itu, ada pula rute Terminal Cimone-Koang Jaya, Terminal Cimone-Jalan Dipati Unus-Jalan Ganda Sari, Terminal Cimone-GOR Pabuaran Tumpeng, dan Kavling Perkebunan Raya-RS Melati.
"Si Benteng milik Kota Tangerang ini, memang memiliki konsep rute pemukiman. Sehingga, jalurnya memang masuk ke perbatasan pemukiman, menjadikan angkutan umum utama dari permukiman masyarakat, menuju jalur kota, kawasan perkantoran maupun kawasan pasar," jelas Edi.
Jika ingin menikmati fasilitas ini, masyarakat hanya perlu membayar ongkos sebesar Rp2.000 untuk jarak jauh-dekat. Nantinya, penumpang bisa melakukan pembayaran secara non-tunai dengan cara scan QR dari HP ke barcode yang ada di kaca Bus Tayo atau Si Benteng melalui OVO, GoPay, DANA, dan LinkAja.
"Tidak sekadar menjadi fasilitas transportasi yang memudahkan dan membanggakan. Kemarin juga digunakan untuk membantu masyarakat saat penyesuaian harga BMM dengan program penggratisan transportasi BRT Tayo dan Si Benteng selama tiga bulan penuh," katanya. (*)
Baca juga: Pemkot Tangerang Luncurkan Mobil Praja, Ini Fungsinya
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Bus Tayo dan Si Benteng Jadi Transportasi di Banten yang Dikelola Pemerintah
04 March 2023 16:06 WIBPemkot Tangerang Transportasi News Merahputih
Pemkot Tangerang melalui Dishub dan PT Tangerang Nusantara Global (TNG) Kota Tangerang, telah memiliki dan mengelola transportasi umum. Hal itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan transportasi di Kota Tangerang yang aman, nyaman dan murah.
Transportasi yang dikelola Kota Tangerang adalah Bus Rapid Trans Tangerang Ayo (BRT Tayo) sejak Desember 2019 dan Angkutan Kota Si Benteng sejak Januari 2021.
Baca juga: Bus Tayo dan Angkot Si Benteng Kini Kembali Berbayar
Hal tersebut menjadikan Kota Tangerang sebagai satu-satunya pemerintah daerah di Provinsi Banten, yang mengelola transportasi publik. Kini, keduanya menjadi salah satu transportasi lokal yang dibanggakan warga Kota Tangerang.
Sebagai informasi, angkot Si Benteng memiliki desain dengan mengusung tema Retro ala 1990-an. Angkot ini, menggunakan basis Suzuki Carry baru. Meski begitu, angkot tersebut menawarkan fasilitas yang cukup lengkap, yaitu AC dan saklar untuk mengisi baterai HP.
Tercatat, Kota Tangerang telah mengelola 40 unit BRT Tayo dengan empat koridor dan 80 unit Si Benteng dengan sembilan rute pemukiman. BRT Tayo dan Si Benteng beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00-19.00 WIB.
BRT Tayo sendiri dapat menampung 25 hingga 30 penumpang. Sedangkan untuk Si Benteng, berkapasitas 12 penumpang. Kedua transportasi publik ini menyediakan fasilitas full AC, musik, CCTV, dan pintu otomatis.
Baca juga: Bus Trans Anggrek Bakal Jadi Transportasi untuk Pelajar Tangsel
Kepala PT TNG, Edi Chandra menjelaskan, BRT Tayo memiliki empat koridor dengan 10 unit di setiap koridornya. Koridor tersebut adalah satu rute Poris Plawad-Gor Jatiuwung-Jatake, koridor dua rute Poris Plawad-Cibodas, koridor tiga rute Ciledug-Tangcity, dan koridor empat merupakan rute Cadas-Pintu Masuk M1 Bandara Soetta.
Sementara untuk Si Benteng, ada sembilan rute dengan empat warna. Di antaranya adalah rute Gandasari-Gajah Tunggal, Gajah Tunggal-Kampung Ledug, Taman Cibodas-Situ Bulakan, Terminal Cimone-Pasar Lama, dan Perumahan BTN Pasir Jaya-GOR gandasari.
Selain itu, ada pula rute Terminal Cimone-Koang Jaya, Terminal Cimone-Jalan Dipati Unus-Jalan Ganda Sari, Terminal Cimone-GOR Pabuaran Tumpeng, dan Kavling Perkebunan Raya-RS Melati.
"Si Benteng milik Kota Tangerang ini, memang memiliki konsep rute pemukiman. Sehingga, jalurnya memang masuk ke perbatasan pemukiman, menjadikan angkutan umum utama dari permukiman masyarakat, menuju jalur kota, kawasan perkantoran maupun kawasan pasar," jelas Edi.
Jika ingin menikmati fasilitas ini, masyarakat hanya perlu membayar ongkos sebesar Rp2.000 untuk jarak jauh-dekat. Nantinya, penumpang bisa melakukan pembayaran secara non-tunai dengan cara scan QR dari HP ke barcode yang ada di kaca Bus Tayo atau Si Benteng melalui OVO, GoPay, DANA, dan LinkAja.
"Tidak sekadar menjadi fasilitas transportasi yang memudahkan dan membanggakan. Kemarin juga digunakan untuk membantu masyarakat saat penyesuaian harga BMM dengan program penggratisan transportasi BRT Tayo dan Si Benteng selama tiga bulan penuh," katanya. (*)
Baca juga: Pemkot Tangerang Luncurkan Mobil Praja, Ini Fungsinya