SHARE
Home > News > Features > Indonesia Lakukan Rekayasa Cuaca untuk Atasi Polusi Udara, Begini Caranya
Indonesia Lakukan Rekayasa Cuaca

Indonesia Lakukan Rekayasa Cuaca untuk Atasi Polusi Udara, Begini Caranya

30 August 2023 16:30 WIB Polusi Udara Kualitas Udara Pencemaran

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menguraikan bahwa mereka telah menerapkan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) dalam dua tahap untuk mengatasi masalah polusi udara yang kian buruk.

Pertama, pelaksanaan tahap pertama berlangsung pada tanggal 19-21 Agustus 2023 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, sementara tahap kedua dilakukan pada periode 24 Agustus - 2 September 2023 di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

"Hingga saat ini, kami telah melaksanakan 13 kali sortie untuk penyemaian garam dengan total 8.800 kilogram garam dan 1.600 kilogram CaO. Penggunaan CaO dilakukan untuk mengatasi polusi dengan cara menyebar bahan penyemaian terlebih dahulu guna mendisperse polutan-polutan baru," ungkap Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, mengungkapkan,

Menurut BPPT, Kepala BBTMC BPPT, Tri Handoko Seto, proses hujan buatan dilakukan dengan cara menyebarkan bahan penyemaian awan atau cloud seeding. Metode cloud seeding memanfaatkan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (mampu menyerap air), bertujuan untuk merangsang pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan sehingga mempercepat terjadinya hujan.

"Untuk melakukan Operasi TMC pun butuh pesawat yang biasanya dimodifikasi khusus untuk operasi TMC, guna mengangkut kru serta bahan semai, berupa garam halus yang nantinya akan disemai di dalam awan," tandasnya.

Garam dengan jumlah besar disemai untuk membuat hujan. Foto: Kenali.co.id.

Melansir American Meteorological Society, seeding adalah proses kompleks yang melibatkan pengenalan partikel atau bahan kimia ke dalam awan untuk merangsang pembentukan tetes air atau kristal es, yang pada akhirnya dapat membantu menciptakan hujan.

Langkah-langkah umum melakukan cloud seeding dalam rekayasa cuaca

1. Pemantauan Cuaca

Tim meteorologi akan memantau kondisi cuaca secara cermat untuk mengidentifikasi awan yang memiliki potensi untuk di-seed. Awan dengan kondensasi relatif tinggi, yang berarti mereka memiliki banyak uap air, adalah calon yang baik.

2. Pemilihan Bahan Seeding

Bahan yang digunakan untuk seeding harus dipilih dengan hati-hati. Biasanya, ini adalah bahan yang memiliki kemampuan untuk menarik molekul air di awan dan membentuk tetes air atau kristal es di sekitarnya. Bahan-bahan yang umumnya digunakan termasuk garam kalium atau natrium, perak iodida, atau bahkan produk yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Baca juga: Pemkot Tangerang Gunakan Sistem Pemantauan untuk Mengontrol Kualitas Udara

3. Pesawat atau Sistem Peluncuran Darat

Ada dua cara umum untuk melakukan cloud seeding: melalui pesawat terbang atau sistem peluncuran darat. Jika menggunakan pesawat, pesawat akan dilengkapi dengan peralatan yang dapat menghembuskan bahan seeding ke dalam awan. Jika menggunakan sistem peluncuran darat, bahan seeding ditembakkan ke awan menggunakan alat seperti roket atau kanon.

4. Pengiriman Bahan Seeding

Bahan seeding akan disebarkan ke dalam awan. Ini bisa dilakukan dengan menghembuskan partikel-partikel bahan ke udara dari pesawat atau meluncurkannya dari darat menggunakan roket atau kanon. Bahan-bahan ini akan naik ke dalam awan dan mulai berinteraksi dengan uap air yang ada di dalamnya.

Baca juga: Pemkot Tangsel Bakal Ambil Langkah untuk Antisipasi Polusi Udara

5. Pembentukan Tetes Air atau Kristal Es

Partikel-partikel bahan seeding berfungsi sebagai inti bagi tetes air atau kristal es di dalam awan. Molekul-molekul air mulai mengembun atau membeku pada partikel ini, membentuk tetes air atau kristal es yang lebih besar seiring waktu.

6. Pembentukan Hujan

Ketika tetes air atau kristal es tumbuh menjadi ukuran yang cukup besar, gravitasi akan menariknya ke bawah, membentuk hujan. Tetes-tetes air ini akan berkumpul dan tumbuh hingga cukup berat untuk jatuh ke bumi.

Efektivitas cloud seeding tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis dan jumlah partikel seeding yang digunakan, kondisi awan, dan lingkungan sekitarnya.

Baca juga: Bukan Hanya Pernapasan, Ini 7 Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Tubuh


Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Indonesia Lakukan Rekayasa Cuaca untuk Atasi Polusi Udara, Begini Caranya

Indonesia Lakukan Rekayasa Cuaca untuk Atasi Polusi Udara, Begini Caranya

30 August 2023 16:30 WIB
Polusi Udara Kualitas Udara Pencemaran

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menguraikan bahwa mereka telah menerapkan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) dalam dua tahap untuk mengatasi masalah polusi udara yang kian buruk.

Pertama, pelaksanaan tahap pertama berlangsung pada tanggal 19-21 Agustus 2023 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, sementara tahap kedua dilakukan pada periode 24 Agustus - 2 September 2023 di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

"Hingga saat ini, kami telah melaksanakan 13 kali sortie untuk penyemaian garam dengan total 8.800 kilogram garam dan 1.600 kilogram CaO. Penggunaan CaO dilakukan untuk mengatasi polusi dengan cara menyebar bahan penyemaian terlebih dahulu guna mendisperse polutan-polutan baru," ungkap Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, mengungkapkan,

Menurut BPPT, Kepala BBTMC BPPT, Tri Handoko Seto, proses hujan buatan dilakukan dengan cara menyebarkan bahan penyemaian awan atau cloud seeding. Metode cloud seeding memanfaatkan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (mampu menyerap air), bertujuan untuk merangsang pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan sehingga mempercepat terjadinya hujan.

"Untuk melakukan Operasi TMC pun butuh pesawat yang biasanya dimodifikasi khusus untuk operasi TMC, guna mengangkut kru serta bahan semai, berupa garam halus yang nantinya akan disemai di dalam awan," tandasnya.

Garam dengan jumlah besar disemai untuk membuat hujan. Foto: Kenali.co.id.

Melansir American Meteorological Society, seeding adalah proses kompleks yang melibatkan pengenalan partikel atau bahan kimia ke dalam awan untuk merangsang pembentukan tetes air atau kristal es, yang pada akhirnya dapat membantu menciptakan hujan.

Langkah-langkah umum melakukan cloud seeding dalam rekayasa cuaca

1. Pemantauan Cuaca

Tim meteorologi akan memantau kondisi cuaca secara cermat untuk mengidentifikasi awan yang memiliki potensi untuk di-seed. Awan dengan kondensasi relatif tinggi, yang berarti mereka memiliki banyak uap air, adalah calon yang baik.

2. Pemilihan Bahan Seeding

Bahan yang digunakan untuk seeding harus dipilih dengan hati-hati. Biasanya, ini adalah bahan yang memiliki kemampuan untuk menarik molekul air di awan dan membentuk tetes air atau kristal es di sekitarnya. Bahan-bahan yang umumnya digunakan termasuk garam kalium atau natrium, perak iodida, atau bahkan produk yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Baca juga: Pemkot Tangerang Gunakan Sistem Pemantauan untuk Mengontrol Kualitas Udara

3. Pesawat atau Sistem Peluncuran Darat

Ada dua cara umum untuk melakukan cloud seeding: melalui pesawat terbang atau sistem peluncuran darat. Jika menggunakan pesawat, pesawat akan dilengkapi dengan peralatan yang dapat menghembuskan bahan seeding ke dalam awan. Jika menggunakan sistem peluncuran darat, bahan seeding ditembakkan ke awan menggunakan alat seperti roket atau kanon.

4. Pengiriman Bahan Seeding

Bahan seeding akan disebarkan ke dalam awan. Ini bisa dilakukan dengan menghembuskan partikel-partikel bahan ke udara dari pesawat atau meluncurkannya dari darat menggunakan roket atau kanon. Bahan-bahan ini akan naik ke dalam awan dan mulai berinteraksi dengan uap air yang ada di dalamnya.

Baca juga: Pemkot Tangsel Bakal Ambil Langkah untuk Antisipasi Polusi Udara

5. Pembentukan Tetes Air atau Kristal Es

Partikel-partikel bahan seeding berfungsi sebagai inti bagi tetes air atau kristal es di dalam awan. Molekul-molekul air mulai mengembun atau membeku pada partikel ini, membentuk tetes air atau kristal es yang lebih besar seiring waktu.

6. Pembentukan Hujan

Ketika tetes air atau kristal es tumbuh menjadi ukuran yang cukup besar, gravitasi akan menariknya ke bawah, membentuk hujan. Tetes-tetes air ini akan berkumpul dan tumbuh hingga cukup berat untuk jatuh ke bumi.

Efektivitas cloud seeding tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis dan jumlah partikel seeding yang digunakan, kondisi awan, dan lingkungan sekitarnya.

Baca juga: Bukan Hanya Pernapasan, Ini 7 Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Tubuh

Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!