Debus: Budaya Khas Banten yang Sering Dianggap Ilmu Hitam
15 March 2021 14:11 WIB Budaya Features Banten DebusProvinsi Banten sangat dikenal dengan kebudayaannya yang kuat. Kebudayaan Banten yang paling populer adalah Suku Baduy dan berbagai kesenian bela dirinya. Salah satu budaya Banten yang masih bertahan hingga saat ini adalah debus.
Sebelumnya, debus dianggap sebagai tradisi yang sangat menyeramkan. Sebab, kesenian ini menampilkan kegiatan melukai diri. Berawal dari situ, debus sering dianggap lekat dengan ilmu hitam oleh masyarakat.
Baca juga: Pelesiran ke Tangerang, Jangan Lupa Cobain Makanan Ini!
Jangan salah, ternyata debus adalah media yang digunakan oleh para ulama untuk menyebarkan agama Islam. Bahkan, debus juga sering membawakan doa dan selawat agar pertunjukan tersebut diberi keselamatan.
Debus Berasal dari Bahasa Arab
Berdasarkan jurnal Budaya Islam dan Budaya di Banten: 'Menelisik Tradisi Debus dan Maulid' dari Hasani Ahmad Said, kata debus diambil dari bahasa Arab yang artinya 'Senjata Tajam'. Menurut jurnal ini, senjata tajam tersebut terbuat dari besi dengan ujungnya yang runcing dan agak bulat.
Debus mulai dikenal sejak abad ke-16 di Banten, karena menjadi media penyebaran Islam di masa kekuasaan Sultan Maulana Hasanuddin pada 1532-1570. Pada saat itu, masyarakat Banten masih percaya dengan kebiasaan nenek moyang sebagai agamanya.
Lalu, salah seorang tokoh bernama Nurrudin Ar-Raniry memperkenalkan debus untuk memperkenalkan Islam melalui atraksi melukai diri. Kemudian, dibarengi dengan membaca doa Al-Qur'an untuk memohon keselamatan.
Nyanyian Doa dari Mursyid
Melansir dari goodnewsfromindonesia.id, debus merupakan sebuah tradisi yang sangat dekat dengan Islam. Salah satunya adalah pembacaan 'Kalam Ilahi' dari mursyid atau guru tasawuf.
Baca juga: Tari Cukin, Tarian Khas Tangerang yang Memadukan Empat Budaya
Doa tersebut dibacakan secara lembut dan merdu selama atraksi melukai diri berlangsung. Bacaan zikir ini dimaksudkan untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT agar para pemain debus diberikan keselamatan.
Pemain Debus Tidak Terluka Sama Sekali
Seperti yang sudah dijelaskan, debus sangat identik dengan atraksi yang menampilkan ilmu kekebalan tubuh. Salah satu atraksi yang paling populer adalah mengiris bagian tubuh tertentu. Biasanya, bagian tubuh yang diiris adalah tangan atau perut. Setelah itu, bagian tersebut diiris dengan golok atau pisau.
Selain itu, debus juga sering menampilkan seseorang yang dipukul dengan besi runcing panjang atau palu raksasa. Selanjutnya, bagian perut pemain Debus akan dipukul dengan senjata tersebut.
Ada Aturan Tertentu Sebelum Debus
Sebelum melakukan debus, umumnya para pemain diharuskan untuk menyucikan diri. Mereka tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam.
Satu minggu sebelum atraksi debus dimulai, para pemain dilarang meminum alkohol, berjudi, mencuri hingga tidur dengan istri dan perempuan lain.
Debus bukanlah bagian dari ilmu hitam seperti yang dibicarakan masyarakat. Budaya khas Banten ini menjadi salah satu kesenian tradisional Indonesia yang diakui. Tentunya, setiap daerah memiliki budaya atau kesenian yang berbeda-beda. (Andrew)
Baca juga: Jadi Saksi Bisu, Ini Tempat Paling Bersejarah di Serpong
Soffi Amira P.
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Debus: Budaya Khas Banten yang Sering Dianggap Ilmu Hitam
15 March 2021 14:11 WIBBudaya Features Banten Debus
Provinsi Banten sangat dikenal dengan kebudayaannya yang kuat. Kebudayaan Banten yang paling populer adalah Suku Baduy dan berbagai kesenian bela dirinya. Salah satu budaya Banten yang masih bertahan hingga saat ini adalah debus.
Sebelumnya, debus dianggap sebagai tradisi yang sangat menyeramkan. Sebab, kesenian ini menampilkan kegiatan melukai diri. Berawal dari situ, debus sering dianggap lekat dengan ilmu hitam oleh masyarakat.
Baca juga: Pelesiran ke Tangerang, Jangan Lupa Cobain Makanan Ini!
Jangan salah, ternyata debus adalah media yang digunakan oleh para ulama untuk menyebarkan agama Islam. Bahkan, debus juga sering membawakan doa dan selawat agar pertunjukan tersebut diberi keselamatan.
Debus Berasal dari Bahasa Arab
Berdasarkan jurnal Budaya Islam dan Budaya di Banten: 'Menelisik Tradisi Debus dan Maulid' dari Hasani Ahmad Said, kata debus diambil dari bahasa Arab yang artinya 'Senjata Tajam'. Menurut jurnal ini, senjata tajam tersebut terbuat dari besi dengan ujungnya yang runcing dan agak bulat.
Debus mulai dikenal sejak abad ke-16 di Banten, karena menjadi media penyebaran Islam di masa kekuasaan Sultan Maulana Hasanuddin pada 1532-1570. Pada saat itu, masyarakat Banten masih percaya dengan kebiasaan nenek moyang sebagai agamanya.
Lalu, salah seorang tokoh bernama Nurrudin Ar-Raniry memperkenalkan debus untuk memperkenalkan Islam melalui atraksi melukai diri. Kemudian, dibarengi dengan membaca doa Al-Qur'an untuk memohon keselamatan.
Nyanyian Doa dari Mursyid
Melansir dari goodnewsfromindonesia.id, debus merupakan sebuah tradisi yang sangat dekat dengan Islam. Salah satunya adalah pembacaan 'Kalam Ilahi' dari mursyid atau guru tasawuf.
Baca juga: Tari Cukin, Tarian Khas Tangerang yang Memadukan Empat Budaya
Doa tersebut dibacakan secara lembut dan merdu selama atraksi melukai diri berlangsung. Bacaan zikir ini dimaksudkan untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT agar para pemain debus diberikan keselamatan.
Pemain Debus Tidak Terluka Sama Sekali
Seperti yang sudah dijelaskan, debus sangat identik dengan atraksi yang menampilkan ilmu kekebalan tubuh. Salah satu atraksi yang paling populer adalah mengiris bagian tubuh tertentu. Biasanya, bagian tubuh yang diiris adalah tangan atau perut. Setelah itu, bagian tersebut diiris dengan golok atau pisau.
Selain itu, debus juga sering menampilkan seseorang yang dipukul dengan besi runcing panjang atau palu raksasa. Selanjutnya, bagian perut pemain Debus akan dipukul dengan senjata tersebut.
Ada Aturan Tertentu Sebelum Debus
Sebelum melakukan debus, umumnya para pemain diharuskan untuk menyucikan diri. Mereka tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam.
Satu minggu sebelum atraksi debus dimulai, para pemain dilarang meminum alkohol, berjudi, mencuri hingga tidur dengan istri dan perempuan lain.
Debus bukanlah bagian dari ilmu hitam seperti yang dibicarakan masyarakat. Budaya khas Banten ini menjadi salah satu kesenian tradisional Indonesia yang diakui. Tentunya, setiap daerah memiliki budaya atau kesenian yang berbeda-beda. (Andrew)
Baca juga: Jadi Saksi Bisu, Ini Tempat Paling Bersejarah di Serpong