Google Bakal Hapus Tempat yang Bisa Memicu Masalah Hukum
05 July 2022 12:19 WIB Google NewsPerusahaan teknologi ternama dunia, Google kabarnya akan menghapus informasi tentang pengguna yang mengunjungi klinik aborsi, atau tempat lain yang bisa memicu masalah hukum. Ini imbas dari permasalahan aborsi yang diumumkan oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat pada bulan lalu.
Seperti yang dikutip dari MerahPutih.com, Google menguraikan perlindungan privasi baru pada unggahan di blog resminya. Selain secara otomatis akan menghapus kunjungan ke klinik aborsi, Google pun menyebutkan bahwa pusat konseling, pusat kesuburan, fasilitas perawatan kecanduan, klinik penurunan berat badan, hingga klinik bedah kosmetik pun akan dihapus dari riwayat lokasi pengguna.
Baca juga: Jutaan Aplikasi Bakal Dihapus dari App Store dan Google Play Store
Meski pengguna selalu memiliki opsi untuk mengedit riwayat lokasi mereka sendiri. Namun Google akan secara proaktif melakukannya untuk penggunanya, sebagai tingkat perlindungan tambahan.
"Kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan privasi yang kuat bagi orang-orang yang menggunakan produk kami. Kami akan terus mencari cara baru untuk memperkuat dan meningkatkan perlindungan ini," jelas Wakil Presiden Senior Google Jen Fitzpatrick seperti yang dikutip dari laman Associated Press.
Janji itu muncul di tengah meningkatnya tekanan pada Google serta perusahaan teknologi raksasa lainnya, untuk bertindak melindungi informasi pribadi yang sensitif lewat layanan dan produk digital dari otoritas pemerintah dan pihak luar lainnya.
Baca juga: Google Maps 2022 Dilengkapi Fitur Baru, Bisa Cek Tarif Tol!
Ada pun seruan untuk kontrol privasi yang lebih ketat, pemicu utamanya ialah keputusan Mahkamah Agung AS baru-baru ini yang membatalkan putusan Roe v. Wade yang melegalkan aborsi.
Masalah tersebut mengakibatkan aborsi ilegal di lebih dari belasan negara bagian dan meningkatkan momok bahwa catatan lokasi, teks, pencarian dan email bisa digunakan untuk penuntutan terhadap prosedur aborsi, atau bahkan untuk perawatan medis terkait yang dicari.
Seperti sejumlah perusahaan teknologi besar lainnya, setiap tahunnya Google menerima ribuan permintaan dari pemerintah untuk catatan digital pengguna, sebagai bagian dari investigasi pelanggaran.
Namun, Google mengatakan bahwa pihaknya menolak surat perintah penggeledahan dan tuntutan lain yang terlalu luas atau tuntutan yang tidak berdasar. (*)
Baca juga: Ingin Tolak Foto Rumah di Google Street View? Ini Solusinya
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Google Bakal Hapus Tempat yang Bisa Memicu Masalah Hukum
05 July 2022 12:19 WIBGoogle News
Perusahaan teknologi ternama dunia, Google kabarnya akan menghapus informasi tentang pengguna yang mengunjungi klinik aborsi, atau tempat lain yang bisa memicu masalah hukum. Ini imbas dari permasalahan aborsi yang diumumkan oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat pada bulan lalu.
Seperti yang dikutip dari MerahPutih.com, Google menguraikan perlindungan privasi baru pada unggahan di blog resminya. Selain secara otomatis akan menghapus kunjungan ke klinik aborsi, Google pun menyebutkan bahwa pusat konseling, pusat kesuburan, fasilitas perawatan kecanduan, klinik penurunan berat badan, hingga klinik bedah kosmetik pun akan dihapus dari riwayat lokasi pengguna.
Baca juga: Jutaan Aplikasi Bakal Dihapus dari App Store dan Google Play Store
Meski pengguna selalu memiliki opsi untuk mengedit riwayat lokasi mereka sendiri. Namun Google akan secara proaktif melakukannya untuk penggunanya, sebagai tingkat perlindungan tambahan.
"Kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan privasi yang kuat bagi orang-orang yang menggunakan produk kami. Kami akan terus mencari cara baru untuk memperkuat dan meningkatkan perlindungan ini," jelas Wakil Presiden Senior Google Jen Fitzpatrick seperti yang dikutip dari laman Associated Press.
Janji itu muncul di tengah meningkatnya tekanan pada Google serta perusahaan teknologi raksasa lainnya, untuk bertindak melindungi informasi pribadi yang sensitif lewat layanan dan produk digital dari otoritas pemerintah dan pihak luar lainnya.
Baca juga: Google Maps 2022 Dilengkapi Fitur Baru, Bisa Cek Tarif Tol!
Ada pun seruan untuk kontrol privasi yang lebih ketat, pemicu utamanya ialah keputusan Mahkamah Agung AS baru-baru ini yang membatalkan putusan Roe v. Wade yang melegalkan aborsi.
Masalah tersebut mengakibatkan aborsi ilegal di lebih dari belasan negara bagian dan meningkatkan momok bahwa catatan lokasi, teks, pencarian dan email bisa digunakan untuk penuntutan terhadap prosedur aborsi, atau bahkan untuk perawatan medis terkait yang dicari.
Seperti sejumlah perusahaan teknologi besar lainnya, setiap tahunnya Google menerima ribuan permintaan dari pemerintah untuk catatan digital pengguna, sebagai bagian dari investigasi pelanggaran.
Namun, Google mengatakan bahwa pihaknya menolak surat perintah penggeledahan dan tuntutan lain yang terlalu luas atau tuntutan yang tidak berdasar. (*)
Baca juga: Ingin Tolak Foto Rumah di Google Street View? Ini Solusinya