Mengulik Sejarah dan Asal Usul dari Tradisi Mudik
30 November -0001 00:00 LMT Lebaran MudikLebaran merupakan salah satu momentum bagi masyarakat Indonesia untuk pulang ke kampung halaman atau mudik. Tiap tahun menjelang lebaran, istilah mudik ini menjadi hal yang akan sering kita dengar. Fenomena mudik di Indonesia sendiri memang jarang ditemukan di negara lain.
Seminggu sebelum lebaran, para pemudik biasanya meninggalkan Ibukota dan kembali ke kampung halamannya. Lalu, kenapa pulang kampung saat lebaran dinamakan mudik? Istilah mudik ternyata memiliki arti dan makna tersendiri, apa ya artinya?
Sejarah Mudik Katanya, tradisi mudik ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit lho. Mudik adalah tradisi yang berasal dari para petani Jawa. Pada zaman kerajaan dulu, orang-orang yang merantau akan pulang ke kampung halamannya untuk membersihkan makam leluhurnya. Momen ini juga dimanfaatkan untuk meminta rezeki dan keselamatan. Sekitar tahun 1970-an, istilah mudik lebaran baru berkembang. Saat itu, Jakarta merupakan satu-satunya kota besar di Indonesia. Orang dari desa pun berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk bekerja dan mengubah nasibnya. Bagi mereka yang mendapatkan pekerjaan, mereka akan mendapatkan jatah libur panjang. Libur panjang tersebut biasanya jatuh pada saat hari raya Idul Fitri. Momen ini digunakan untuk mudik dan berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.
Asal Usul Kata “Mudik” Kata mudik berasal dari mana ya? Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kata mudik berasal dari Bahasa Jawa. Mudik merupakan singkatan dari mulih dilik, jika diterjemahkan artinya adalah pulang sebentar. Istilah mudik juga dikaitkan dengan kata “udik” yang berarti kampung, desa atau dusun. Maka dari itu, mudik diartikan sebagai pulang kampung. Ada juga yang mengatakan jika kata mudik berasal dari Bahasa Betawi. Mudik bisa diartikan sebagai ‘menuju udik’ atau menuju kampung. Dulu, banyak orang dari luar Jawa yang merantau ke Jakarta untuk bekerja. Jadi, mau tidak mau mereka harus menetap di Pulau Jawa, saat hari raya Idul Fitri mereka akan pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Soffi Amira P.
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Mengulik Sejarah dan Asal Usul dari Tradisi Mudik
30 November -0001 00:00 LMTLebaran Mudik
Lebaran merupakan salah satu momentum bagi masyarakat Indonesia untuk pulang ke kampung halaman atau mudik. Tiap tahun menjelang lebaran, istilah mudik ini menjadi hal yang akan sering kita dengar. Fenomena mudik di Indonesia sendiri memang jarang ditemukan di negara lain.
Seminggu sebelum lebaran, para pemudik biasanya meninggalkan Ibukota dan kembali ke kampung halamannya. Lalu, kenapa pulang kampung saat lebaran dinamakan mudik? Istilah mudik ternyata memiliki arti dan makna tersendiri, apa ya artinya?
Sejarah Mudik Katanya, tradisi mudik ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit lho. Mudik adalah tradisi yang berasal dari para petani Jawa. Pada zaman kerajaan dulu, orang-orang yang merantau akan pulang ke kampung halamannya untuk membersihkan makam leluhurnya. Momen ini juga dimanfaatkan untuk meminta rezeki dan keselamatan. Sekitar tahun 1970-an, istilah mudik lebaran baru berkembang. Saat itu, Jakarta merupakan satu-satunya kota besar di Indonesia. Orang dari desa pun berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk bekerja dan mengubah nasibnya. Bagi mereka yang mendapatkan pekerjaan, mereka akan mendapatkan jatah libur panjang. Libur panjang tersebut biasanya jatuh pada saat hari raya Idul Fitri. Momen ini digunakan untuk mudik dan berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.
Asal Usul Kata “Mudik” Kata mudik berasal dari mana ya? Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kata mudik berasal dari Bahasa Jawa. Mudik merupakan singkatan dari mulih dilik, jika diterjemahkan artinya adalah pulang sebentar. Istilah mudik juga dikaitkan dengan kata “udik” yang berarti kampung, desa atau dusun. Maka dari itu, mudik diartikan sebagai pulang kampung. Ada juga yang mengatakan jika kata mudik berasal dari Bahasa Betawi. Mudik bisa diartikan sebagai ‘menuju udik’ atau menuju kampung. Dulu, banyak orang dari luar Jawa yang merantau ke Jakarta untuk bekerja. Jadi, mau tidak mau mereka harus menetap di Pulau Jawa, saat hari raya Idul Fitri mereka akan pulang ke kampung halamannya masing-masing.