Perangi Hoaks, YouTube Blokir Semua Konten Anti-Vaksin
02 October 2021 14:05 WIB Youtube Teknologi FeaturesSebagai langkah memerangi hoaks dan misinformasi, YouTube mengambil langkah tegas dengan memblokir seluruh konten yang memuat informasi terkait anti-vaksin. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran informasi palsu mengenai vaksin COVID-19 yang dianggap memiliki efek berbahaya bagi tubuh.
Nantinya, seluruh konten yang berbau anti-vaksin beserta informasi mengenai zat di dalam vaksin juga akan langsung diblokir oleh YouTube. Dilansir dari Merahputih.com yang mengutip Reuters, salah satu contoh konten anti-vaksin yang bakal diblokir adalah klaim yang menyatakan bahwa vaksin flu dapat menyebabkan kemandulan.
Baca juga: HP Alternatif Terbaik iPhone 13, Enggak Kalah Keren!
Selain itu, informasi seperti suntikan MMR yang bermanfaat untuk melindungi diri dari campak, gondongan, dan rubella dapat menyebabkan autisme juga bakal diblokir YouTube.
"Kami memperluas kebijakan terkait dengan misinformasi medis dengan pedoman baru tentang vaksin yang saat ini diberikan dan dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan setempat dan WHO," ungkap pihak YouTube dalam blog resminya.
Pihak manajemen YouTube memang menunjukkan keseriusannya dalam memberantas hoaks. Bahkan, YouTube juga sudah menghapus lebih dari 130 ribu video yang dianggap melanggar kebijakan vaksin COVID-19 milik YouTube pada tahun lalu.
Tak hanya itu, YouTube juga memblokir sejumlah kanal yang diduga berkaitan dengan aktivis anti-vaksin ternama, seperti Robert F Kennedy Jr. dan Joseph Mercola. Pemblokiran kanal tersebut dilakukan karena tak hanya memuat misinformasi terkait vaksin, tetapi juga menyebarkan ketakutan dan keraguan di masyarakat sehingga proses vaksinasi di AS terhambat.
Baca juga: Data Sertifikat Vaksin Salah? Begini Cara Memperbaikinya
Kemudian, ada pula siaran berbahasa Jerman yang didukung Rusi, yakni RT yang ikut dihapus karena YouTube menganggap mereka melanggar peraturan yang telah dibuat. Namun, langkah tersebut ditentang Rusia karena dianggap sebagai langkah agresi informasi hingga mengancam untuk menutup akses YouTube di Rusia.
Keputusan tegas YouTube tersebut tentunya berangkat dari kritik pengguna pada beberapa waktu sebelumnya terkait lemahnya penanganan YouTube terhadap konten hoaks dan anti-vaksin. Bahkan, kritik tersebut tak hanya untuk YouTube, tetapi juga sejumlah platform lainnya seperti Facebook dan Twitter.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden juga sudah meminta kepada setiap platform media sosial untuk lebih tegas dalam menangani misinformasi terkait vaksin COVID-19. Langkah yang diambil YouTube ini bisa jadi salah satu implementasi dari permintaan tersebut. (WAF)
Baca juga: 5 Kamera Vlog Terbaik dengan Harga Terjangkau untuk Youtuber Pemula
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Perangi Hoaks, YouTube Blokir Semua Konten Anti-Vaksin
02 October 2021 14:05 WIBYoutube Teknologi Features
Sebagai langkah memerangi hoaks dan misinformasi, YouTube mengambil langkah tegas dengan memblokir seluruh konten yang memuat informasi terkait anti-vaksin. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran informasi palsu mengenai vaksin COVID-19 yang dianggap memiliki efek berbahaya bagi tubuh.
Nantinya, seluruh konten yang berbau anti-vaksin beserta informasi mengenai zat di dalam vaksin juga akan langsung diblokir oleh YouTube. Dilansir dari Merahputih.com yang mengutip Reuters, salah satu contoh konten anti-vaksin yang bakal diblokir adalah klaim yang menyatakan bahwa vaksin flu dapat menyebabkan kemandulan.
Baca juga: HP Alternatif Terbaik iPhone 13, Enggak Kalah Keren!
Selain itu, informasi seperti suntikan MMR yang bermanfaat untuk melindungi diri dari campak, gondongan, dan rubella dapat menyebabkan autisme juga bakal diblokir YouTube.
"Kami memperluas kebijakan terkait dengan misinformasi medis dengan pedoman baru tentang vaksin yang saat ini diberikan dan dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan setempat dan WHO," ungkap pihak YouTube dalam blog resminya.
Pihak manajemen YouTube memang menunjukkan keseriusannya dalam memberantas hoaks. Bahkan, YouTube juga sudah menghapus lebih dari 130 ribu video yang dianggap melanggar kebijakan vaksin COVID-19 milik YouTube pada tahun lalu.
Tak hanya itu, YouTube juga memblokir sejumlah kanal yang diduga berkaitan dengan aktivis anti-vaksin ternama, seperti Robert F Kennedy Jr. dan Joseph Mercola. Pemblokiran kanal tersebut dilakukan karena tak hanya memuat misinformasi terkait vaksin, tetapi juga menyebarkan ketakutan dan keraguan di masyarakat sehingga proses vaksinasi di AS terhambat.
Baca juga: Data Sertifikat Vaksin Salah? Begini Cara Memperbaikinya
Kemudian, ada pula siaran berbahasa Jerman yang didukung Rusi, yakni RT yang ikut dihapus karena YouTube menganggap mereka melanggar peraturan yang telah dibuat. Namun, langkah tersebut ditentang Rusia karena dianggap sebagai langkah agresi informasi hingga mengancam untuk menutup akses YouTube di Rusia.
Keputusan tegas YouTube tersebut tentunya berangkat dari kritik pengguna pada beberapa waktu sebelumnya terkait lemahnya penanganan YouTube terhadap konten hoaks dan anti-vaksin. Bahkan, kritik tersebut tak hanya untuk YouTube, tetapi juga sejumlah platform lainnya seperti Facebook dan Twitter.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden juga sudah meminta kepada setiap platform media sosial untuk lebih tegas dalam menangani misinformasi terkait vaksin COVID-19. Langkah yang diambil YouTube ini bisa jadi salah satu implementasi dari permintaan tersebut. (WAF)
Baca juga: 5 Kamera Vlog Terbaik dengan Harga Terjangkau untuk Youtuber Pemula