Produk Tembakau Alternatif Diklaim Bisa Kurangi Prevalensi Perokok
25 May 2023 11:07 WIB lifestyle Vape FeaturesSejumlah pakar di Innovation Summit Southeast Asia 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia, menjelaskan bahwa manfaat produk tembakau alternatif bisa menurunkan prevalensi perokok dibanding melalui pelarangan secara total.
Mengutip dari Merahputih.com yang melansir Antara pada Selasa (23/5), Presiden Advance Centre for Addiction Therapy Advocacy (ACATA) Malaysia, Arifin Fii mengatakan, jika dampak positif atas tersedianya akses terhadap produk tembakau alternatif dapat dilihat di sejumlah negara, seperti Inggris dan Selandia Baru.
“Mereka menganut Consumer Product Model di mana konsumen memiliki akses terhadap produk tembakau alternatif. Hasilnya sangat menjanjikan karena prevalensi perokok turun secara signifikan,” jelas Arifin.
Baca juga: Daftar Tarif yang Bakal Naik pada 2023, Cek di Sini!
Sementara itu, Walter de Wit dari EY Global Trade Indirect Tax Partner Belanda menambahkan, pemanfaatan terhadap produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektronik dan kantung nikotin oleh pemerintah melalui penetapan pajak yang lebih rendah dibandingkan rokok juga memberikan dampak yang lebih baik dalam penurunan prevalensi perokok, salah satunya seperti yang sudah diterapkan oleh Inggris.
“Di Inggris dari 2011 ke 2021, terjadi penurunan (jumlah perokok) yang signifikan, dari 20 persen ke angka 13 persen,” ucap Walter.
Berdasarkan data di Inggris, ia mengatakan sangat penting untuk mempertimbangkan pemberian perlakuan yang berbeda dan berdasarkan kajian risiko dalam pembuatan kebijakan.
“Pajak dan fiscal bisa digunakan (sebagai salah satu pendekatan) untuk mendorong orang berpindah ke alternatif lebih baik,” lanjutnya.
Baca juga: Vape Society, Vape Store Terlengkap di Gading Serpong!
Sejumlah riset, termasuk yang dilakukan oleh Public Health England (atau yang kini dikenal sebagai UK Health Security Agency) menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, bisa mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah dibanding rokok. Dengan demikian, produk ini layak mendapatkan cukai lebih rendah.
Selain itu, Philip Thompson dari Tholos Foundation, Amerika Serikat juga mengajak pemerintah di setiap negara untuk berpikir ulang terkait kebijakan pelarangan total terhadap suatu komoditas. Sebab, boleh jadi langkah tersebut justru akan berdampak buruk.
"Kebijakan pelarangan bisa mengakibatkan praktik korupsi hingga perdagangan ilegal," kata Thompson.
Dalam konteks produk tembakau alternatif, kata dia, dampak buruk dari pelarangan tersebut ialah maraknya produk ilegal yang justru akan melanggengkan kebiasaan merokok. (FAR)
Artikel ini sudah tayang di Merahputih.com dengan Judul "Produk Tembakau Alternatif Konon dapat Kurangi Prevalensi Perokok"
Baca juga: Meta Bantu Pertumbuhan Bisnis dan Industri di Indonesia, Fokus di 3 Area
Soffi Amira P.
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Produk Tembakau Alternatif Diklaim Bisa Kurangi Prevalensi Perokok
25 May 2023 11:07 WIBlifestyle Vape Features
Sejumlah pakar di Innovation Summit Southeast Asia 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia, menjelaskan bahwa manfaat produk tembakau alternatif bisa menurunkan prevalensi perokok dibanding melalui pelarangan secara total.
Mengutip dari Merahputih.com yang melansir Antara pada Selasa (23/5), Presiden Advance Centre for Addiction Therapy Advocacy (ACATA) Malaysia, Arifin Fii mengatakan, jika dampak positif atas tersedianya akses terhadap produk tembakau alternatif dapat dilihat di sejumlah negara, seperti Inggris dan Selandia Baru.
“Mereka menganut Consumer Product Model di mana konsumen memiliki akses terhadap produk tembakau alternatif. Hasilnya sangat menjanjikan karena prevalensi perokok turun secara signifikan,” jelas Arifin.
Baca juga: Daftar Tarif yang Bakal Naik pada 2023, Cek di Sini!
Sementara itu, Walter de Wit dari EY Global Trade Indirect Tax Partner Belanda menambahkan, pemanfaatan terhadap produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektronik dan kantung nikotin oleh pemerintah melalui penetapan pajak yang lebih rendah dibandingkan rokok juga memberikan dampak yang lebih baik dalam penurunan prevalensi perokok, salah satunya seperti yang sudah diterapkan oleh Inggris.
“Di Inggris dari 2011 ke 2021, terjadi penurunan (jumlah perokok) yang signifikan, dari 20 persen ke angka 13 persen,” ucap Walter.
Berdasarkan data di Inggris, ia mengatakan sangat penting untuk mempertimbangkan pemberian perlakuan yang berbeda dan berdasarkan kajian risiko dalam pembuatan kebijakan.
“Pajak dan fiscal bisa digunakan (sebagai salah satu pendekatan) untuk mendorong orang berpindah ke alternatif lebih baik,” lanjutnya.
Baca juga: Vape Society, Vape Store Terlengkap di Gading Serpong!
Sejumlah riset, termasuk yang dilakukan oleh Public Health England (atau yang kini dikenal sebagai UK Health Security Agency) menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, bisa mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah dibanding rokok. Dengan demikian, produk ini layak mendapatkan cukai lebih rendah.
Selain itu, Philip Thompson dari Tholos Foundation, Amerika Serikat juga mengajak pemerintah di setiap negara untuk berpikir ulang terkait kebijakan pelarangan total terhadap suatu komoditas. Sebab, boleh jadi langkah tersebut justru akan berdampak buruk.
"Kebijakan pelarangan bisa mengakibatkan praktik korupsi hingga perdagangan ilegal," kata Thompson.
Dalam konteks produk tembakau alternatif, kata dia, dampak buruk dari pelarangan tersebut ialah maraknya produk ilegal yang justru akan melanggengkan kebiasaan merokok. (FAR)
Artikel ini sudah tayang di Merahputih.com dengan Judul "Produk Tembakau Alternatif Konon dapat Kurangi Prevalensi Perokok"
Baca juga: Meta Bantu Pertumbuhan Bisnis dan Industri di Indonesia, Fokus di 3 Area