WHO Sebut Muncul Varian JN 1, Tanda COVID Masih Berevolusi
19 December 2023 16:12 WIB COVID-19 Kesehatan NewsOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah buka suara terkait kemunculan subvarian Corona JN.1. Varian ini telah muncul dan memicu lonjakan kasus, termasuk di Singapura dan Tiongkok. Pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove menjelaskan, alasan mengenai lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi baru-baru ini.
JN.1 atau subvarian dari BA.2.86 dikategorikan sebagai variant of interest (VOI), kini penyebarannya terus meluas ke banyak negara, di mana belakangan ini terjadi lonjakan infeksi saluran pernafasan. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, seperti COVID-19, flu, rhinovirus, mycoplasma pneumonia, dan lainnya.
"Dr @mvankerkhove berbicara tentang lonjakan penyakit pernapasan saat ini #COVID19 dan subvarian JN.1. WHO terus menilai situasinya, ikuti saran kesehatan masyarakat WHO untuk menjaga keluarga dan teman Anda tetap aman selama musim liburan ini," ujar Pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Indonesia Meningkat akibat Varian Baru
Selain itu, meningkatnya kasus COVID-19 ini terjadi karena adanya musim liburan. Sebab, ada banyak orang yang berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Terlebih lagi, mereka berkumpul di dalam ruangan, kemudian sirkulasi udara di ruangan tersebut buruk. Jadi, hal tersebut akan mempercepat penyebaran virus COVID-19.
Peningkatan kasus COVID-19 disebabkan oleh evolusi virus SARS-Cov-2. Sebanyak 68 persen kasus yang terjadi saat ini merupakan kasus sublineage XBB dan kelompok lain seperti JN.1. Virus jenis baru ini biasanya hadir tanpa gejala, tetapi tidak menutup kemungkinan jika munculnya virus jenis ini juga hadir bersama penyakit parah hingga kematian.
Dengan adanya kondisi ini, pihak WHO mendesak agar negara-negara di dunia dapat memperkuat pengawasan dan melakukan langkah pencegahan penularan COVID-19. Tentunya, masyarakat juga diimbau untuk melakukan vaksinasi dan perawatan klinis jika terinfeksi.
"Semua vaksin COVID-19 terus memberikan perlindungan terhadap penyakit parah. dan kematian, dan ini mencakup semua varian yang beredar, termasuk JN.1," tutup Maria. (LIA)
Baca juga: COVID-19 Subvarian EG.5 Sedang Tinggi di Singapura, Kenali Gejalanya
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
WHO Sebut Muncul Varian JN 1, Tanda COVID Masih Berevolusi
19 December 2023 16:12 WIBCOVID-19 Kesehatan News
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah buka suara terkait kemunculan subvarian Corona JN.1. Varian ini telah muncul dan memicu lonjakan kasus, termasuk di Singapura dan Tiongkok. Pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove menjelaskan, alasan mengenai lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi baru-baru ini.
JN.1 atau subvarian dari BA.2.86 dikategorikan sebagai variant of interest (VOI), kini penyebarannya terus meluas ke banyak negara, di mana belakangan ini terjadi lonjakan infeksi saluran pernafasan. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, seperti COVID-19, flu, rhinovirus, mycoplasma pneumonia, dan lainnya.
"Dr @mvankerkhove berbicara tentang lonjakan penyakit pernapasan saat ini #COVID19 dan subvarian JN.1. WHO terus menilai situasinya, ikuti saran kesehatan masyarakat WHO untuk menjaga keluarga dan teman Anda tetap aman selama musim liburan ini," ujar Pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Indonesia Meningkat akibat Varian Baru
Selain itu, meningkatnya kasus COVID-19 ini terjadi karena adanya musim liburan. Sebab, ada banyak orang yang berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Terlebih lagi, mereka berkumpul di dalam ruangan, kemudian sirkulasi udara di ruangan tersebut buruk. Jadi, hal tersebut akan mempercepat penyebaran virus COVID-19.
Peningkatan kasus COVID-19 disebabkan oleh evolusi virus SARS-Cov-2. Sebanyak 68 persen kasus yang terjadi saat ini merupakan kasus sublineage XBB dan kelompok lain seperti JN.1. Virus jenis baru ini biasanya hadir tanpa gejala, tetapi tidak menutup kemungkinan jika munculnya virus jenis ini juga hadir bersama penyakit parah hingga kematian.
Dengan adanya kondisi ini, pihak WHO mendesak agar negara-negara di dunia dapat memperkuat pengawasan dan melakukan langkah pencegahan penularan COVID-19. Tentunya, masyarakat juga diimbau untuk melakukan vaksinasi dan perawatan klinis jika terinfeksi.
"Semua vaksin COVID-19 terus memberikan perlindungan terhadap penyakit parah. dan kematian, dan ini mencakup semua varian yang beredar, termasuk JN.1," tutup Maria. (LIA)
Baca juga: COVID-19 Subvarian EG.5 Sedang Tinggi di Singapura, Kenali Gejalanya