Home > News > Beauty and Health > Kamu Lebih Berharga, Waktunya Menyudahi Hubungan Toxic
Kamu Lebih Berharga, Waktunya Menyudahi Hubungan Toxic
05 February 2023 15:10 WIB Tips KesehatanPernahkan kamu mendengar kata Toxic Relationship? Toxic Relationship merupakan hubungan yang menguras tenaga dan menyulitkan. Pasangan yang terikat dalam hubungan toxic relationship tidak saling mendukung, sering menunjukkan persaingan serta rasa tidak hormat, dan mencoba untuk merusak satu sama lain.
Jika kamu mengalami perilaku seperti itu dalam hubunganmu, mungkin ini menjadi waktu yang tepat untuk pergi.
Dari tampak luarnya, mungkin hubungan toxic mudah dikenali. Tetapi, hal-hal bisa menjadi rumit ketika toxic relationship terkait dengan hubungan romantis.
Jika ini masalahnya, dan kamu mungkin merasa main hati dalam hubungan toxic, mungkin sudah waktunya untuk membuat beberapa perubahan kearah yang lebih sehat, mengingat hubungan ini dapat merusak kesehatan mental kamu.
"Selain dapat menurunkan harga diri, kondisi ini (toxic relationship) bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, depresi. Ditambah lagi, beban mental ini bukannya tidak mungkin menyebabkan gangguan kesehatan fisik, misalnya gangguan psikosomatik," demikian penjelasan dalam artikel Toxic Relationship: Arti, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya di Alodokter yang ditinjau oleh dr. Meva Nareza.
Namun, untuk meninggalkan hubungan 'beracun' ini bisa sangat sulit, banyak emosi dan waktu yang sudah terbuang untuk mencoba membuat hubungan tersebut berhasil.
Melansir Merahputih.com Meninggalkan hubungan seperti itu bisa terasa seperti kegagalan internal, atau menyerah pada sesuatu yang telah kamu investasikan. Meskipun ada cara untuk mengubah hubungan toxic, penting untuk mengakui bahwa tidak semua toxic relationship dapat diselamatkan.
Penting untuk mengenali semua keuntungan dari mengakhiri toxic relationship, dan berfokus pada peluang baru untuk menemukan hubungan yang akan memuaskanmu. Berikut, mungkin beberapa langkah yang bisa membantu kamu untuk meninggalkan toxic relationship yang dilansir choosingtherapy.com.
1. Tegaskan diri untuk pergi
Perilaku toxic pasangan biasanya memanipulasi prinsip kamu untuk mengakhiri hubungan yang sedang terjalin. Ketika kamu memutuskan untuk pergi, kemungkinan dia akan meminta belas kasihan agar kamu kembali kepadanya. Alhasil, kamu akan merasa bersalah karena telah meninggalkannya.
Baca juga: Ada 5 Jenis Tes untuk Mengukur Kesehatan Mental
Jangan heran ketika setelah putus hubungan dengan kamu, ia akan memakai seribu alasan agar hubungan kamu dan dia bisa berlanjut. Dia bisa saja mengatakan "please aku mau balikan, aku demam nih tanpa kamu." Jika ini masalahnya, kamu harus sering mengingatkan diri sendiri bahwa itu bukan salah kamu, dan boleh jadi pada kenyataannya dia memang tidak demam.
Intinya dia memang syok berat karena pada akhirnya kamu berani mengambil keputusan untuk meninggalkannya. Padahal jika kamu kembali bersama, peluangnya untuk kembali ke perilaku beracun sangat tinggi. Menyudahi hubungan beracun membutuhkan ketegasan, maka jangan goyang ya!
2. Pentingnya mencintai diri sendiri
Butuh waktu untuk menyembuhkan luka, berikan diri kamu kesempatan untuk membuktikan bahwa kamu layak dicintai dan berada dalam hubungan yang sehat. Ingatlah untuk mencintai diri sendiri bahkan di hari-hari yang sulit dan paling menantang, yakni saat proses move on.
Baca juga: Ternyata, Makanan Ini Bisa Mempengaruhi Mood Seseorang!
Cintai diri kamu dengan kembali ke hobi yang dulu kamu nikmati. Pergi ke tempat yang kamu suka sendirian, karena kamu tidak membutuhkan pasangan untuk membuat kamu merasa istimewa.
3. Tidak menghubunginya kembali
Akan sangat penting bagi kamu untuk memutuskan kontak dengan mantan kamu setelah hubungan berakhir. Tetap berhubungan dengan mantan kamu merupakan cikal bakal membuka pintu untuk kembali bersama.
Baca juga: Jangan Keliru, Healing dan Refreshing Berbeda Arti Secara Ilmiah
Orang toxic dapat memanipulasi secara emosional dan dapat menggunakan pemerasan emosional untuk memikat kamu kembali. Ketika kamu memutuskan untuk meninggalkan pasangan kamu, akhiri segala bentuk komunikasi dengan mereka kecuali kamu memiliki anak dan perlu menjadi orang tua bersama. Jika ini masalahnya, cukup berkomunikasi tentang anak-anak.
4. Bangun support system
Perasaan yang kamu alami setelah toxic breakup mirip dengan perpisahan yang dialami pada hubungan sehat. Kamu akan merasa sedih, berkonflik, mabuk cinta, lega, depresi, dan banyak lagi. Meninggalkan hubungan toxic bahkan lebih menantang jika kamu bergantung secara finansial pada mantanmu, tetapi jangan putus asa.
Baca Juga : Mengenal Gangguan Kesehatan Mental OCD yang Diderita Sejumlah Selebritis
Daripada berfokus pada mengapa ini akan sulit, fokuslah untuk membangun sistem pendukung yang kamu perlukan ketika memutuskan untuk pergi. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan teman selama masa-masa sulit dapat mengurangi tekanan psikologis. Memiliki sistem pendukung untuk bersandar akan membuat transisi lebih mudah.
5. Cari bantuan profesional
Tergantung pada tingkat keseriusannya, meninggalkan hubungan toxic dapat membutuhkan bantuan dalam membuat perencanaannya. Percaya pada teman dan keluarga atau menemukan terapis untuk diajak bicara juga dapat membantu. Seorang terapis yang baik dapat membangun kembali rasa harga diri kamu. (ahs)
Pradia Eggi
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Beauty and Health > Kamu Lebih Berharga, Waktunya Menyudahi Hubungan Toxic
Kamu Lebih Berharga, Waktunya Menyudahi Hubungan Toxic
05 February 2023 15:10 WIBTips Kesehatan
Pernahkan kamu mendengar kata Toxic Relationship? Toxic Relationship merupakan hubungan yang menguras tenaga dan menyulitkan. Pasangan yang terikat dalam hubungan toxic relationship tidak saling mendukung, sering menunjukkan persaingan serta rasa tidak hormat, dan mencoba untuk merusak satu sama lain.
Jika kamu mengalami perilaku seperti itu dalam hubunganmu, mungkin ini menjadi waktu yang tepat untuk pergi.
Dari tampak luarnya, mungkin hubungan toxic mudah dikenali. Tetapi, hal-hal bisa menjadi rumit ketika toxic relationship terkait dengan hubungan romantis.
Jika ini masalahnya, dan kamu mungkin merasa main hati dalam hubungan toxic, mungkin sudah waktunya untuk membuat beberapa perubahan kearah yang lebih sehat, mengingat hubungan ini dapat merusak kesehatan mental kamu.
"Selain dapat menurunkan harga diri, kondisi ini (toxic relationship) bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, depresi. Ditambah lagi, beban mental ini bukannya tidak mungkin menyebabkan gangguan kesehatan fisik, misalnya gangguan psikosomatik," demikian penjelasan dalam artikel Toxic Relationship: Arti, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya di Alodokter yang ditinjau oleh dr. Meva Nareza.
Namun, untuk meninggalkan hubungan 'beracun' ini bisa sangat sulit, banyak emosi dan waktu yang sudah terbuang untuk mencoba membuat hubungan tersebut berhasil.
Melansir Merahputih.com Meninggalkan hubungan seperti itu bisa terasa seperti kegagalan internal, atau menyerah pada sesuatu yang telah kamu investasikan. Meskipun ada cara untuk mengubah hubungan toxic, penting untuk mengakui bahwa tidak semua toxic relationship dapat diselamatkan.
Penting untuk mengenali semua keuntungan dari mengakhiri toxic relationship, dan berfokus pada peluang baru untuk menemukan hubungan yang akan memuaskanmu. Berikut, mungkin beberapa langkah yang bisa membantu kamu untuk meninggalkan toxic relationship yang dilansir choosingtherapy.com.
1. Tegaskan diri untuk pergi
Perilaku toxic pasangan biasanya memanipulasi prinsip kamu untuk mengakhiri hubungan yang sedang terjalin. Ketika kamu memutuskan untuk pergi, kemungkinan dia akan meminta belas kasihan agar kamu kembali kepadanya. Alhasil, kamu akan merasa bersalah karena telah meninggalkannya.
Baca juga: Ada 5 Jenis Tes untuk Mengukur Kesehatan Mental
Jangan heran ketika setelah putus hubungan dengan kamu, ia akan memakai seribu alasan agar hubungan kamu dan dia bisa berlanjut. Dia bisa saja mengatakan "please aku mau balikan, aku demam nih tanpa kamu." Jika ini masalahnya, kamu harus sering mengingatkan diri sendiri bahwa itu bukan salah kamu, dan boleh jadi pada kenyataannya dia memang tidak demam.
Intinya dia memang syok berat karena pada akhirnya kamu berani mengambil keputusan untuk meninggalkannya. Padahal jika kamu kembali bersama, peluangnya untuk kembali ke perilaku beracun sangat tinggi. Menyudahi hubungan beracun membutuhkan ketegasan, maka jangan goyang ya!
2. Pentingnya mencintai diri sendiri
Butuh waktu untuk menyembuhkan luka, berikan diri kamu kesempatan untuk membuktikan bahwa kamu layak dicintai dan berada dalam hubungan yang sehat. Ingatlah untuk mencintai diri sendiri bahkan di hari-hari yang sulit dan paling menantang, yakni saat proses move on.
Baca juga: Ternyata, Makanan Ini Bisa Mempengaruhi Mood Seseorang!
Cintai diri kamu dengan kembali ke hobi yang dulu kamu nikmati. Pergi ke tempat yang kamu suka sendirian, karena kamu tidak membutuhkan pasangan untuk membuat kamu merasa istimewa.
3. Tidak menghubunginya kembali
Akan sangat penting bagi kamu untuk memutuskan kontak dengan mantan kamu setelah hubungan berakhir. Tetap berhubungan dengan mantan kamu merupakan cikal bakal membuka pintu untuk kembali bersama.
Baca juga: Jangan Keliru, Healing dan Refreshing Berbeda Arti Secara Ilmiah
Orang toxic dapat memanipulasi secara emosional dan dapat menggunakan pemerasan emosional untuk memikat kamu kembali. Ketika kamu memutuskan untuk meninggalkan pasangan kamu, akhiri segala bentuk komunikasi dengan mereka kecuali kamu memiliki anak dan perlu menjadi orang tua bersama. Jika ini masalahnya, cukup berkomunikasi tentang anak-anak.
4. Bangun support system
Perasaan yang kamu alami setelah toxic breakup mirip dengan perpisahan yang dialami pada hubungan sehat. Kamu akan merasa sedih, berkonflik, mabuk cinta, lega, depresi, dan banyak lagi. Meninggalkan hubungan toxic bahkan lebih menantang jika kamu bergantung secara finansial pada mantanmu, tetapi jangan putus asa.
Baca Juga : Mengenal Gangguan Kesehatan Mental OCD yang Diderita Sejumlah Selebritis
Daripada berfokus pada mengapa ini akan sulit, fokuslah untuk membangun sistem pendukung yang kamu perlukan ketika memutuskan untuk pergi. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan teman selama masa-masa sulit dapat mengurangi tekanan psikologis. Memiliki sistem pendukung untuk bersandar akan membuat transisi lebih mudah.
5. Cari bantuan profesional
Tergantung pada tingkat keseriusannya, meninggalkan hubungan toxic dapat membutuhkan bantuan dalam membuat perencanaannya. Percaya pada teman dan keluarga atau menemukan terapis untuk diajak bicara juga dapat membantu. Seorang terapis yang baik dapat membangun kembali rasa harga diri kamu. (ahs)