Home > News > Features > Kematian Raden Otto Iskandar di Nata di Mauk Tangerang yang Masih Menjadi Misteri
Kematian Raden Otto Iskandar di Nata di Mauk Tangerang yang Masih Menjadi Misteri
24 September 2018 17:26 WIB Sejarah Tangerang Sejarah Raden Otto Iskandar Di NataMempunyai nama asli Raden Otto Iskandar di Nata, pahlawan yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 mempunyai julukan Si Jalak Harupat atau dalam Bahasa Sunda nya adalah sejenis ayam jantan yang dimitoskan sebagai ayam yang kuta, pemberani, nyaring saat berkokok dan selalu menang saat diadu. Julukan yang didapatnya karena Otto menjadi salah satu di antara tokoh dunia yang terkenal karena memiliki keahlian orasi dan menulis yang baik.
Otto Iskandar di Nata di angkat sebagai pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973. Pasca kemerdekaan setelah proklamasi, Otto menjabat sebagai Menteri Negara pada kabinet yang pertama Republik Indonesia tahun 1945 kemudian ia bertugas mempersiapkan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) dari lascar-laskar rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia tahun 1945.
Menurut sejarah dalam melaksanakan tugasnya Otto diperkirakan menimbulkan ketidakpuasan pada salah satu laskar yang bernama Laskar Hitam, akhirnya para anggota dari laskar tersebut menculik dan menjebloskannya ke penjara Tana Tinggi, Kota Tangerang pada 10-15 Desember 1945.
Photo by Abouttng
Dilansir dari abouttng setelah dari Kota Tangerang, ia dipindahkan kerumah tahanan yang sekarang menjadi Kantor Pegadaian Mauk. Pada tanggal 20 Desember 1945, Otto dieksekusi dengan cara dipancung dipesisir pantai Mauk, tepatnya di Blok Toa Sia, Kampung Pelelangan, Desa Ketapang, Kabupaten Tangerang. Kisah tragis ini pun masih menjadi misteri dikarenakan tak ada yang mengetahui dengan pasti penyebab diculik dan dibunuhnya Otto di Pantai Mauk.
Untuk menghormati dan mengenang jasa-jasanya, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang mendirikan monument Otista (Otto Iskandar di Nata) ditengah-tengah pertigaan Mauk. Monument trsebut telah mengalami dua kali perubahan bentuk (1990 dan 1996). Monumen yang diresmikan oleh Bupati Tangerang H. Muchdi pada tahun 1966 ini, didirikan dengan tujuan untuk mengenang semangat perjuangan Raden Otto Iskandardinata yang tak pernah padam.
Febrian Adi
[email protected]
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Kematian Raden Otto Iskandar di Nata di Mauk Tangerang yang Masih Menjadi Misteri
Kematian Raden Otto Iskandar di Nata di Mauk Tangerang yang Masih Menjadi Misteri
24 September 2018 17:26 WIBSejarah Tangerang Sejarah Raden Otto Iskandar Di Nata
Mempunyai nama asli Raden Otto Iskandar di Nata, pahlawan yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 mempunyai julukan Si Jalak Harupat atau dalam Bahasa Sunda nya adalah sejenis ayam jantan yang dimitoskan sebagai ayam yang kuta, pemberani, nyaring saat berkokok dan selalu menang saat diadu. Julukan yang didapatnya karena Otto menjadi salah satu di antara tokoh dunia yang terkenal karena memiliki keahlian orasi dan menulis yang baik.
Otto Iskandar di Nata di angkat sebagai pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973. Pasca kemerdekaan setelah proklamasi, Otto menjabat sebagai Menteri Negara pada kabinet yang pertama Republik Indonesia tahun 1945 kemudian ia bertugas mempersiapkan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) dari lascar-laskar rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia tahun 1945.
Menurut sejarah dalam melaksanakan tugasnya Otto diperkirakan menimbulkan ketidakpuasan pada salah satu laskar yang bernama Laskar Hitam, akhirnya para anggota dari laskar tersebut menculik dan menjebloskannya ke penjara Tana Tinggi, Kota Tangerang pada 10-15 Desember 1945.
Photo by Abouttng
Dilansir dari abouttng setelah dari Kota Tangerang, ia dipindahkan kerumah tahanan yang sekarang menjadi Kantor Pegadaian Mauk. Pada tanggal 20 Desember 1945, Otto dieksekusi dengan cara dipancung dipesisir pantai Mauk, tepatnya di Blok Toa Sia, Kampung Pelelangan, Desa Ketapang, Kabupaten Tangerang. Kisah tragis ini pun masih menjadi misteri dikarenakan tak ada yang mengetahui dengan pasti penyebab diculik dan dibunuhnya Otto di Pantai Mauk.
Untuk menghormati dan mengenang jasa-jasanya, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang mendirikan monument Otista (Otto Iskandar di Nata) ditengah-tengah pertigaan Mauk. Monument trsebut telah mengalami dua kali perubahan bentuk (1990 dan 1996). Monumen yang diresmikan oleh Bupati Tangerang H. Muchdi pada tahun 1966 ini, didirikan dengan tujuan untuk mengenang semangat perjuangan Raden Otto Iskandardinata yang tak pernah padam.