Memasuki musim hujan, virus Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menyebar ke beberapa wilayah di Kota Tangerang. Sejak Desember 2018 lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mencatat, fenomena ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspa Dewi mengatakan, ada tiga kategori dari DBD yang wajib diketahui oleh masyarakat, yaitu Kategori Tersangka, Demam Dengue, dan Demam Berdarah Dengue.

"Kalau demam berdarah dengue itu oleh virus. Semua virus itu menghasilkan panas. Kalau dia panas kita bisa bilang tersangka, kemudian kita periksa NS1-nya positif berarti dia punya virus dengue tapi tidak menyebabkan kebocoran darah. Baru yang ketiga kalau sudah bocor itulah yang dinamakan DBD," jelasnya.

Berdasarkan data dari Dinkes Kota Tangerang, jumlah pasien DBD sejak awal 2019 ada 21 kasus. Hal ini mendorong Dinkes Kota Tangerang untuk melakukan berbagai langkah agar menekan angka pasien akibat DBD, dan mencegah penyebaran DBD agar tidak semakin meluas.

Maka dari itu, Liza meminta kewaspadaan dari sekolah, kader lingkungan, dan masyarakat yang turut membantu Pemerintah Daerah dalam pengendalian penyakit DBD. "Untuk itu, 4M Plus dan Jumantik intensitasnya akan ditingkatkan, dilakukan selama sebulan penuh secara kontinyu dan terus menerus," tambahnya.

4M Plus sendiri adalah menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai, dan memantau jentik nyamuk seminggu sekali.

Plus di sini artinya menghindari gigitan nyamuk menggunakan repelen anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, melakukan larvadisasi, dan menggunakan kelambu.