Home > News > Features > Selamat Hari Anak Nasional : Bimbing Anak-Anak dalam Menggunakan Media Sosial
Selamat Hari Anak Nasional : Bimbing Anak-Anak dalam Menggunakan Media Sosial
23 July 2019 13:37 WIB FeaturesSelamat Hari Anak Nasional, sudah tiga puluh dua tahun hari anak nasional dirayakan sejak tanggal 23 Juli 1984. Menurut Varkey Foundation di Inggris pada tahun 2016, anak-anak Indonesia usia 15-17 tahun termasuk dalam kategori anak-anak paling bahagia di dunia. BBC pun memaparkan bahwa tinggal di negara maju secara ekonomi, bukan berarti menjadi jaminan kebahagiaan untuk anak.
Dewasa ini, bersamaan dengan perkembangan teknologi, ternyata membuat efek domino untuk anak-anak terutama dalam hal penggunaan media sosial. Bukan bermaksud merenggut kebahagiaan anak dalam era kebebasan mengakses informasi, namun ada beberapa peran penting dari orang tua yang perlu diketahui demi mengawasi anaknya ketika menggunakan media sosial.
1. Kenali aturan media sosial
Rata-rata media sosial mengharuskan penggunanya berusia minimal 18 tahun untuk bisa membuat akun. Untuk media sosial seperti Facebook dan Twitter, seseorang sudah boleh membuka akun ketika berusia minimal 13 tahun. Orang tua harus berperan mengenalkan aturan media sosial yang akan diakses oleh anaknya, dan akan lebih baik lagi jika anak diawasi saat menggunakan media sosial. Hal ini dapat mencegah anak untuk aktif kedalam media sosial yang bukan pada segmentasi umurnya.
2. Jelaskan pada anak, kalau media sosial hanya fana
Pada umunya, orang-orang di media sosial sering memposting kemewahan, sedang berada dimana, makan apa, liburan kemana, naik apa dan sebagainya. Katakan pada anak bahwa kehidupan sebenarnya bukan yang terlihat di media sosial, agar anak terhindar dari rasa iri hati atas penggunaan media sosial.
3. Pilihlah sumber informasi yang baik
Anak yang baik dalam dunia nyata belum tentu menjadi anak baik dalam dunia maya, hal ini didorong dengan pola atau kebiasaan anak dalam memilih sumber informasi. Jika anak mengakses informasi yang memuat konten bullying serta banyak perkataan kasar, tentunya akan mempengaruhi kebiasaan anak dalam dunia nyata dan dunia maya secara behavioral.
4. Tentukan waktu penggunaan media sosial
Sekalipun anak sudah memiliki gadget sendiri, orang tua tetap harus mengatur screen time dengan bijak. Jika ia tak mau meletakkan gadgetnya, matikan saja wifi di rumah sehingga tidak ada akses internet lagi. Perlakukan paket data internet sebagai sesuatu yang berharga. Jangan sampai ia menyepelekan screen time karena akan menyebabkan kecanduan gadget yang membuatnya kurang konsentrasi.
5. Ingatkan kalau media sosial tidak bisa menggantikan interaksi secara langsung
Asik bermain media sosial membuat anak lupa akan sekitar. Ajarkan anak untuk tetap berkomunikasi tatap muka dengan orang disekitarnya dan jelaskan kepada anak komunikasi yang baik dan jelas bukan melalui media sosial. Media sosial cenderung menampilkan informasi yang ambigu. Ajarkan anak untuk berkata baik, memberi pujian dan memberikan apresiasi secara langsung kepada orang lain, supaya anak tumbuh sebagai mahluk sosial yang baik.
Peran orang tua dalam kehidupan anak sangatlah berarti walaupun hanya dalam penggunaan media sosial, yuk awasi anak-anak dengan baik.
Pradia Eggi
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Selamat Hari Anak Nasional : Bimbing Anak-Anak dalam Menggunakan Media Sosial
Selamat Hari Anak Nasional : Bimbing Anak-Anak dalam Menggunakan Media Sosial
23 July 2019 13:37 WIBFeatures
Selamat Hari Anak Nasional, sudah tiga puluh dua tahun hari anak nasional dirayakan sejak tanggal 23 Juli 1984. Menurut Varkey Foundation di Inggris pada tahun 2016, anak-anak Indonesia usia 15-17 tahun termasuk dalam kategori anak-anak paling bahagia di dunia. BBC pun memaparkan bahwa tinggal di negara maju secara ekonomi, bukan berarti menjadi jaminan kebahagiaan untuk anak.
Dewasa ini, bersamaan dengan perkembangan teknologi, ternyata membuat efek domino untuk anak-anak terutama dalam hal penggunaan media sosial. Bukan bermaksud merenggut kebahagiaan anak dalam era kebebasan mengakses informasi, namun ada beberapa peran penting dari orang tua yang perlu diketahui demi mengawasi anaknya ketika menggunakan media sosial.
1. Kenali aturan media sosial
Rata-rata media sosial mengharuskan penggunanya berusia minimal 18 tahun untuk bisa membuat akun. Untuk media sosial seperti Facebook dan Twitter, seseorang sudah boleh membuka akun ketika berusia minimal 13 tahun. Orang tua harus berperan mengenalkan aturan media sosial yang akan diakses oleh anaknya, dan akan lebih baik lagi jika anak diawasi saat menggunakan media sosial. Hal ini dapat mencegah anak untuk aktif kedalam media sosial yang bukan pada segmentasi umurnya.
2. Jelaskan pada anak, kalau media sosial hanya fana
Pada umunya, orang-orang di media sosial sering memposting kemewahan, sedang berada dimana, makan apa, liburan kemana, naik apa dan sebagainya. Katakan pada anak bahwa kehidupan sebenarnya bukan yang terlihat di media sosial, agar anak terhindar dari rasa iri hati atas penggunaan media sosial.
3. Pilihlah sumber informasi yang baik
Anak yang baik dalam dunia nyata belum tentu menjadi anak baik dalam dunia maya, hal ini didorong dengan pola atau kebiasaan anak dalam memilih sumber informasi. Jika anak mengakses informasi yang memuat konten bullying serta banyak perkataan kasar, tentunya akan mempengaruhi kebiasaan anak dalam dunia nyata dan dunia maya secara behavioral.
4. Tentukan waktu penggunaan media sosial
Sekalipun anak sudah memiliki gadget sendiri, orang tua tetap harus mengatur screen time dengan bijak. Jika ia tak mau meletakkan gadgetnya, matikan saja wifi di rumah sehingga tidak ada akses internet lagi. Perlakukan paket data internet sebagai sesuatu yang berharga. Jangan sampai ia menyepelekan screen time karena akan menyebabkan kecanduan gadget yang membuatnya kurang konsentrasi.
5. Ingatkan kalau media sosial tidak bisa menggantikan interaksi secara langsung
Asik bermain media sosial membuat anak lupa akan sekitar. Ajarkan anak untuk tetap berkomunikasi tatap muka dengan orang disekitarnya dan jelaskan kepada anak komunikasi yang baik dan jelas bukan melalui media sosial. Media sosial cenderung menampilkan informasi yang ambigu. Ajarkan anak untuk berkata baik, memberi pujian dan memberikan apresiasi secara langsung kepada orang lain, supaya anak tumbuh sebagai mahluk sosial yang baik.
Peran orang tua dalam kehidupan anak sangatlah berarti walaupun hanya dalam penggunaan media sosial, yuk awasi anak-anak dengan baik.