SHARE
Home > News > Features > Selamat Hari Buruh Sedunia, Bagaimana Nasib Buruh Indonesia?

Selamat Hari Buruh Sedunia, Bagaimana Nasib Buruh Indonesia?

02 May 2018 09:49 WIB Hari Nasional

Semua manusia membutuhkan pekerjaan yang layak agar dapat memenuhi kebutuhan bahkan memaksimalkan gaya hidup. Buruh, karyawan, dan pegawai merupakan sekelompok manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan upah yang setara dengan kebutuhan hidupnya. Mudah saja, jika tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan uang.

Untuk mendapatkan kesejahteraan hidup, maka setiap manusia harus bekerja atau berbisnis. Namun, tidak semua buruh dan pekerja mendapat kesejahteraan dan upah yang layak. Hari Buruh Sedunia atau May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei yang ditetapkan oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions. Hari Buruh Sedunia diperingati oleh seluruh buruh dan pekerja di seluruh dunia.

Biasanya, ribuan buruh yang ada di setiap negara akan berdemonstrasi di pusat pemerintahan negaranya masing-masing. Hal ini dilakukan demi menambah upah yang masih tidak layak untuk diterima oleh para buruh. May Day sendiri merupakan perjalanan panjang dari perjuangan pekerja dunia yang dimulai pada awal abad 19, karena adanya problematika tenaga kerja di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada waktu itu. Pada tanggal 1 Mei 1886, sekitar 400.000 buruh Amerika Serikat mengadakan demonstrasi di Lapangan Haymarket, Chicago, Amerika Serikat.

Peristiwa ini berkaitan dengan aksi mogok yang dilakukan oleh para buruh semenjak bulan April 1886. Mereka menuntut pengurangan jam kerja dari 20 jam menjadi 8 jam sehari. Indonesia sendiri baru memperingati Hari Buruh pada tahun 1920, karena para buruh di Indonesia menyadari bahwa ada ketidakadilan dalam jam kerja dan upah yang mereka dapatkan saat itu. Pada masa pemerintahan orde baru, peringatan Hari Buruh sempat dihentikan karena dianggap menganut paham komunisme dan resmi ditiadakan pada tanggal 1 Mei 1967 oleh Presiden Soeharto. Lalu, pada tahun 2000 para buruh menuntut agar tanggal 1 Mei kembali diperingati sebagai Hari Buruh Nasional. Pada tahun 2013, Presiden SBY meresmikan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Nasional.

Di era yang serba modern ini, bagaimana nasib para buruh di Indonesia? Saat ini, pendapatan yang diterima oleh buruh Indonesia masih belum layak dan mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Para buruh di Indonesia masih menuntut kenaikan upah yang lebih layak lagi, karena Indonesia terlalu fokus pada perkembangan infrastruktur dan investasi yang “dititip” oleh negara asing sehingga sedikit melupakan nasib buruh di Indonesia.

Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Selamat Hari Buruh Sedunia, Bagaimana Nasib Buruh Indonesia?

Selamat Hari Buruh Sedunia, Bagaimana Nasib Buruh Indonesia?

02 May 2018 09:49 WIB
Hari Nasional

Semua manusia membutuhkan pekerjaan yang layak agar dapat memenuhi kebutuhan bahkan memaksimalkan gaya hidup. Buruh, karyawan, dan pegawai merupakan sekelompok manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan upah yang setara dengan kebutuhan hidupnya. Mudah saja, jika tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan uang.

Untuk mendapatkan kesejahteraan hidup, maka setiap manusia harus bekerja atau berbisnis. Namun, tidak semua buruh dan pekerja mendapat kesejahteraan dan upah yang layak. Hari Buruh Sedunia atau May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei yang ditetapkan oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions. Hari Buruh Sedunia diperingati oleh seluruh buruh dan pekerja di seluruh dunia.

Biasanya, ribuan buruh yang ada di setiap negara akan berdemonstrasi di pusat pemerintahan negaranya masing-masing. Hal ini dilakukan demi menambah upah yang masih tidak layak untuk diterima oleh para buruh. May Day sendiri merupakan perjalanan panjang dari perjuangan pekerja dunia yang dimulai pada awal abad 19, karena adanya problematika tenaga kerja di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada waktu itu. Pada tanggal 1 Mei 1886, sekitar 400.000 buruh Amerika Serikat mengadakan demonstrasi di Lapangan Haymarket, Chicago, Amerika Serikat.

Peristiwa ini berkaitan dengan aksi mogok yang dilakukan oleh para buruh semenjak bulan April 1886. Mereka menuntut pengurangan jam kerja dari 20 jam menjadi 8 jam sehari. Indonesia sendiri baru memperingati Hari Buruh pada tahun 1920, karena para buruh di Indonesia menyadari bahwa ada ketidakadilan dalam jam kerja dan upah yang mereka dapatkan saat itu. Pada masa pemerintahan orde baru, peringatan Hari Buruh sempat dihentikan karena dianggap menganut paham komunisme dan resmi ditiadakan pada tanggal 1 Mei 1967 oleh Presiden Soeharto. Lalu, pada tahun 2000 para buruh menuntut agar tanggal 1 Mei kembali diperingati sebagai Hari Buruh Nasional. Pada tahun 2013, Presiden SBY meresmikan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Nasional.

Di era yang serba modern ini, bagaimana nasib para buruh di Indonesia? Saat ini, pendapatan yang diterima oleh buruh Indonesia masih belum layak dan mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Para buruh di Indonesia masih menuntut kenaikan upah yang lebih layak lagi, karena Indonesia terlalu fokus pada perkembangan infrastruktur dan investasi yang “dititip” oleh negara asing sehingga sedikit melupakan nasib buruh di Indonesia.

Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!