SHARE
Home > News > Features > Selamat Ulang Tahun Indonesia! Yuk, Mengenang Hari Proklamasi 17 Agustus 1945

Selamat Ulang Tahun Indonesia! Yuk, Mengenang Hari Proklamasi 17 Agustus 1945

17 August 2018 18:51 WIB Hari Nasional 17 Agustus

Dibalik pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 2018, ada peristiwa penting yang tidak boleh terlupakan. Peristiwa penting tersebut merupakan perjuangan dari para tokoh atau pejuang kemerdekaan yang telah memerdekakan Indonesia.

Untuk mengenang kembali tentang proses proklamasi dan kemerdekaan Indonesia, yuk kita ketahui bagaimana sejarah berdirinya Indonesia ini. Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom telah mengguncang Kota Nagasaki. Lalu, pada tanggal 9 Agustus 1945, giliran Kota Hiroshima yang diguncang bom oleh Amerika Serikat.

Peristiwa pemboman Nagasaki dan Hiroshima ini menjadi simbol menyerahnya Jepang kepada Amerika Serikat dan sekutu lainnya. Sehari setelah itu, BPUPKI mengganti namanya dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk menegaskan keinginan dan tujuan dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom kedua jatuh di Kota Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini akhirnya dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno dan Hatta selaku Pimpinan PPKI, serta Radjiman Wedyodiningrat selaku mantan ketua BPUPKI terbang menuju Dalat, 250km disebelah timur laut Saigon, Vietnam. Rencananya, mereka akan bertemu dengan Marsekal Terauchi. Mereka juga dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang berada diujung kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia.

Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir sudah mendengar berita bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutunya lewat radio. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan Jepang sudah menerima ancaman dari sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal tersebut melalui siaran radio luar negeri, yang saat itu dilarang.

Berita ini kemudian menyebar ke lingkungan para pemuda, terutama pendukung Sutan Syahrir. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengatakan kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan bisa dilakukan dalam beberapa hari, tergantung dengan cara kerja PPKI.

Sebenarnya, Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia dilakukan pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, ketika Soekarno, Hatta, dan Radjiman sampai di Indonesia, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat itu sebagai kebohongan.

16 Agustus 1945, tekanan yang dilatarbelakangi oleh pengikut Syahrir dalam mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Jepang semakin memuncak. Pada siang hari, mereka berkumpul di rumah Hatta. Lalu, sekitar pukul 22.00 WIB di rumah Soekarno.

Sekitar 15 pemuda telah menuntut Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, lalu disusul dengan pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.

Peristiwa Rengasdengklok Rapat PPKI yang diadakan pada 16 Agustus pagi tidak dilaksanakan, karena Soekarno dan Hatta tidak ada. Peserta rapat tidak tahu dengan terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Para pejuang muda, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah pada 16 Agustus dini hari menculik Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur) dan Hatta, ia membawanya ke Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno jika Jepang sudah menyerah dan para pejuang siap untuk melawan Jepang dengan segala resiko.

Pertemuan Soekarno/ Hatta dengan Jenderal Yamamoto Pada malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan Jenderal Yamamoto. Mereka bermalam di kediaman wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari pembicaraan yang dilakukan, Soekarno dan Hatta yakin jika Jepang sudah menyerah kepada Sekutu, dan mereka tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.

Naskah Proklamasi Indonesia Soekarno, Hatta, dan anggota PPKI lainnya melakukan rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang akan dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945. Sebelumnya, para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dan orang asing yang masih menguasainya. Namun, mayoritas anggota PPKI menolak dan menyetujui naskah proklamasi seperti yang ada hingga sekarang. Pada pemuda juga menuntut enam pemuda untuk menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta, dan bukan anggota PPKI. Para pemuda menganggap bahwa PPKI membela Jepang. Akhirnya, kompromi pun terwujud dengan meneriakkan kalimat “atas nama bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta. Rancangan naskah proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Sehingga pada 17 Agustus 1945, dibacakanlah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibaca oleh Soekarno dan Hatta dan kemudian hari menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama.

Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Selamat Ulang Tahun Indonesia! Yuk, Mengenang Hari Proklamasi 17 Agustus 1945

Selamat Ulang Tahun Indonesia! Yuk, Mengenang Hari Proklamasi 17 Agustus 1945

17 August 2018 18:51 WIB
Hari Nasional 17 Agustus

Dibalik pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 2018, ada peristiwa penting yang tidak boleh terlupakan. Peristiwa penting tersebut merupakan perjuangan dari para tokoh atau pejuang kemerdekaan yang telah memerdekakan Indonesia.

Untuk mengenang kembali tentang proses proklamasi dan kemerdekaan Indonesia, yuk kita ketahui bagaimana sejarah berdirinya Indonesia ini. Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom telah mengguncang Kota Nagasaki. Lalu, pada tanggal 9 Agustus 1945, giliran Kota Hiroshima yang diguncang bom oleh Amerika Serikat.

Peristiwa pemboman Nagasaki dan Hiroshima ini menjadi simbol menyerahnya Jepang kepada Amerika Serikat dan sekutu lainnya. Sehari setelah itu, BPUPKI mengganti namanya dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk menegaskan keinginan dan tujuan dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom kedua jatuh di Kota Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini akhirnya dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno dan Hatta selaku Pimpinan PPKI, serta Radjiman Wedyodiningrat selaku mantan ketua BPUPKI terbang menuju Dalat, 250km disebelah timur laut Saigon, Vietnam. Rencananya, mereka akan bertemu dengan Marsekal Terauchi. Mereka juga dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang berada diujung kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia.

Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir sudah mendengar berita bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutunya lewat radio. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan Jepang sudah menerima ancaman dari sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal tersebut melalui siaran radio luar negeri, yang saat itu dilarang.

Berita ini kemudian menyebar ke lingkungan para pemuda, terutama pendukung Sutan Syahrir. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengatakan kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan bisa dilakukan dalam beberapa hari, tergantung dengan cara kerja PPKI.

Sebenarnya, Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia dilakukan pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, ketika Soekarno, Hatta, dan Radjiman sampai di Indonesia, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat itu sebagai kebohongan.

16 Agustus 1945, tekanan yang dilatarbelakangi oleh pengikut Syahrir dalam mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Jepang semakin memuncak. Pada siang hari, mereka berkumpul di rumah Hatta. Lalu, sekitar pukul 22.00 WIB di rumah Soekarno.

Sekitar 15 pemuda telah menuntut Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, lalu disusul dengan pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.

Peristiwa Rengasdengklok Rapat PPKI yang diadakan pada 16 Agustus pagi tidak dilaksanakan, karena Soekarno dan Hatta tidak ada. Peserta rapat tidak tahu dengan terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Para pejuang muda, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah pada 16 Agustus dini hari menculik Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur) dan Hatta, ia membawanya ke Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno jika Jepang sudah menyerah dan para pejuang siap untuk melawan Jepang dengan segala resiko.

Pertemuan Soekarno/ Hatta dengan Jenderal Yamamoto Pada malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan Jenderal Yamamoto. Mereka bermalam di kediaman wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari pembicaraan yang dilakukan, Soekarno dan Hatta yakin jika Jepang sudah menyerah kepada Sekutu, dan mereka tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.

Naskah Proklamasi Indonesia Soekarno, Hatta, dan anggota PPKI lainnya melakukan rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang akan dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945. Sebelumnya, para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dan orang asing yang masih menguasainya. Namun, mayoritas anggota PPKI menolak dan menyetujui naskah proklamasi seperti yang ada hingga sekarang. Pada pemuda juga menuntut enam pemuda untuk menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta, dan bukan anggota PPKI. Para pemuda menganggap bahwa PPKI membela Jepang. Akhirnya, kompromi pun terwujud dengan meneriakkan kalimat “atas nama bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta. Rancangan naskah proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Sehingga pada 17 Agustus 1945, dibacakanlah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibaca oleh Soekarno dan Hatta dan kemudian hari menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama.

Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!