Mengenal Kain Tenun di Indonesia, Ini Dia Jenis-jenisnya!
08 September 2023 14:57 WIB Cagar Budaya Budaya Kain Tenun Keterampilan Warisan IndonesiaSide.id - Kain tenun di Indonesia sangat beragam dan bisa ditemukan di sejumlah daerah. Tenun sendiri merupakan bagian dari tradisi masyarakat Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini. Pembuatan kain ini dilakukan dengan menyilangkan masing-masing benang lungsi dan pakan.
Namun, kini sebagian jenis kain tenun mulai tenggelam karena tidak diproduksi lagi. Jadi, pemerintah menjadikan 7 September sebagai Hari Tenun Nasional agar tradisi tersebut tidak benar-benar menghilang. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas kain tenun yang berbeda, mulai dari teknik, motif, hingga warnanya.
Baca juga: Mengenal Tari Cukin, Tarian Khas Kabupaten Tangerang
Pada zaman dahulu, motif kain tenun sering dikaitkan dengan aspek keagamaan dan upacara adat, seperti ritual kelahiran, pernikahan, dan kematian. Lalu, apa saja jenis kain tenun yang ada di Indonesia? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
Jenis Kain Tenun di Indonesia
Berikut ini adalah beberapa jenis kain tenun Indonesia yang perlu kamu ketahui:
1. Songket Palembang
Songket Palembang biasanya digunakan dalam acara-acara resmi atau upacara adat pernikahan. Pada saat acara pernikahan, masyarakat Palembang menggunakan songket, mulai dari mempelai pria dan wanita, keluarga mempelai, hingga para tamu yang hadir.
Bahkan, salah satu kain tenun khas Indonesia ini juga kerap dikenakan oleh penari Gending Sriwijaya (tarian selamat datang) dalam acara-acara penyambutan.
2. Troso Jepara
Selanjutnya, ada kain tenun khas Jepara yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsi. Sebelumnya, kain ini diikat untuk membentuk motif tertentu dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.
3. Sesek Lombok
Lombok memiliki kekayaan budaya yang ada dalam wujud kain tenun atau kain sesek. Kain tenun Lombok juga menjadi kebanggan masyarakat Sasak dan menjadi identitas sejak beberapa abad silam.
Biasanya, kain ini dipakai sebagai pakaian tradisional saat upacara adat. Motif yang ada dalam kain tersebut berupa rumah tradisional Sasak, lumbung padi, atau aneka bintang laut dan hewan ternak.
4. Pandai Sikek (Minangkabau)
Minangkabau tak hanya memiliki tenun Pandai Sikek, tetapi ada juga Silungkang, Nagari, Koto gadang, Koto nan Ampek, dan Kubang. Kain tenun tradisional Indonesia ini biasanya digunakan dalam acara adat, pernikahan, betagak gala (melantik penghulu), hingga penyambutan tamu-tamu penting.
Selain itu, kain khas Minangkabau juga memiliki nilai-nilai keindahan, ketekunan, ketelitian, serta kesabaran yang menjadi acuan bagi pengguna maupun pembuatnya.
Baca juga: Suku Baduy Memilih Hidup Tanpa Internet Demi Mempertahankan Tatanan Budayanya
5. Ulos Batak
Kain tenun Ulos sering dijumpai dalam bentuk selendang. Lalu, biasanya kain ini ditenun dengan benang berwarna emas dan perak, kemudian didominasi warna merah, hitam, dan putih.
Lalu, kain tersebut juga digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Namun, terkadang juga digunakan dalam upacara adat. Ada tiga jenis kain Ulos yang digunakan, yakni:
- Siabithononton (dipakai di badan) seperti Ulos Ragidup
- Sihadanghononton (dililit di kepala atau ditenteng)
- Sitalitalihononton (dililit di pinggang)
6. Baduy
Baduy merupakan suku yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Para masyarakat Baduy Luar biasanya menggunakan pakaian yang serba gelap, seperti Hitam atau Biru.
Sementara untuk Baduy Dalam, masyarakatnya menggunakan pakaian berwarna putih atau hitam. Motif tenun yang dimiliki oleh suku Baduy adalah tenun Poleng, Aros, Adu Mancung, Hideung, dan Boeh atau Bosaan.
7. Gringsing
Gringsing atau Wastra Gringsing merupakan salah satu kain tenun Bali yang terbuat dari benang katun dengan berbagai hiasan, di mana dibentuk dengan tenun ikat ganda atau tenun ganda. Caranya, mengikat benang lusi dan benang pakan menjadi satu.
Pembuatannya juga membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni satu hingga lima tahun. Kemudian, pembuatan kain tersebut harus dilakukan dengan teknik khusus yang sangat kompleks. Kain tenun yang sudah jadi akan menghasilkan pola geometris yang rapi, serasi, dan sangat indah.
Demikian informasi mengenai kain tenun di Indonesia dan jenis-jenisnya. Kain tenun perlu dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. (LIA)
Baca juga: Kampung Wadassari Siap Jadi Destinasi Wisata Budaya Jawa di Tangsel
Soffi Amira P.
[email protected]
Related Article
Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong
Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Mengenal Kain Tenun di Indonesia, Ini Dia Jenis-jenisnya!
08 September 2023 14:57 WIBCagar Budaya Budaya Kain Tenun Keterampilan Warisan Indonesia
Side.id - Kain tenun di Indonesia sangat beragam dan bisa ditemukan di sejumlah daerah. Tenun sendiri merupakan bagian dari tradisi masyarakat Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini. Pembuatan kain ini dilakukan dengan menyilangkan masing-masing benang lungsi dan pakan.
Namun, kini sebagian jenis kain tenun mulai tenggelam karena tidak diproduksi lagi. Jadi, pemerintah menjadikan 7 September sebagai Hari Tenun Nasional agar tradisi tersebut tidak benar-benar menghilang. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas kain tenun yang berbeda, mulai dari teknik, motif, hingga warnanya.
Baca juga: Mengenal Tari Cukin, Tarian Khas Kabupaten Tangerang
Pada zaman dahulu, motif kain tenun sering dikaitkan dengan aspek keagamaan dan upacara adat, seperti ritual kelahiran, pernikahan, dan kematian. Lalu, apa saja jenis kain tenun yang ada di Indonesia? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
Jenis Kain Tenun di Indonesia
Berikut ini adalah beberapa jenis kain tenun Indonesia yang perlu kamu ketahui:
1. Songket Palembang
Songket Palembang biasanya digunakan dalam acara-acara resmi atau upacara adat pernikahan. Pada saat acara pernikahan, masyarakat Palembang menggunakan songket, mulai dari mempelai pria dan wanita, keluarga mempelai, hingga para tamu yang hadir.
Bahkan, salah satu kain tenun khas Indonesia ini juga kerap dikenakan oleh penari Gending Sriwijaya (tarian selamat datang) dalam acara-acara penyambutan.
2. Troso Jepara
Selanjutnya, ada kain tenun khas Jepara yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsi. Sebelumnya, kain ini diikat untuk membentuk motif tertentu dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.
3. Sesek Lombok
Lombok memiliki kekayaan budaya yang ada dalam wujud kain tenun atau kain sesek. Kain tenun Lombok juga menjadi kebanggan masyarakat Sasak dan menjadi identitas sejak beberapa abad silam.
Biasanya, kain ini dipakai sebagai pakaian tradisional saat upacara adat. Motif yang ada dalam kain tersebut berupa rumah tradisional Sasak, lumbung padi, atau aneka bintang laut dan hewan ternak.
4. Pandai Sikek (Minangkabau)
Minangkabau tak hanya memiliki tenun Pandai Sikek, tetapi ada juga Silungkang, Nagari, Koto gadang, Koto nan Ampek, dan Kubang. Kain tenun tradisional Indonesia ini biasanya digunakan dalam acara adat, pernikahan, betagak gala (melantik penghulu), hingga penyambutan tamu-tamu penting.
Selain itu, kain khas Minangkabau juga memiliki nilai-nilai keindahan, ketekunan, ketelitian, serta kesabaran yang menjadi acuan bagi pengguna maupun pembuatnya.
Baca juga: Suku Baduy Memilih Hidup Tanpa Internet Demi Mempertahankan Tatanan Budayanya
5. Ulos Batak
Kain tenun Ulos sering dijumpai dalam bentuk selendang. Lalu, biasanya kain ini ditenun dengan benang berwarna emas dan perak, kemudian didominasi warna merah, hitam, dan putih.
Lalu, kain tersebut juga digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Namun, terkadang juga digunakan dalam upacara adat. Ada tiga jenis kain Ulos yang digunakan, yakni:
- Siabithononton (dipakai di badan) seperti Ulos Ragidup
- Sihadanghononton (dililit di kepala atau ditenteng)
- Sitalitalihononton (dililit di pinggang)
6. Baduy
Baduy merupakan suku yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Para masyarakat Baduy Luar biasanya menggunakan pakaian yang serba gelap, seperti Hitam atau Biru.
Sementara untuk Baduy Dalam, masyarakatnya menggunakan pakaian berwarna putih atau hitam. Motif tenun yang dimiliki oleh suku Baduy adalah tenun Poleng, Aros, Adu Mancung, Hideung, dan Boeh atau Bosaan.
7. Gringsing
Gringsing atau Wastra Gringsing merupakan salah satu kain tenun Bali yang terbuat dari benang katun dengan berbagai hiasan, di mana dibentuk dengan tenun ikat ganda atau tenun ganda. Caranya, mengikat benang lusi dan benang pakan menjadi satu.
Pembuatannya juga membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni satu hingga lima tahun. Kemudian, pembuatan kain tersebut harus dilakukan dengan teknik khusus yang sangat kompleks. Kain tenun yang sudah jadi akan menghasilkan pola geometris yang rapi, serasi, dan sangat indah.
Demikian informasi mengenai kain tenun di Indonesia dan jenis-jenisnya. Kain tenun perlu dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. (LIA)
Baca juga: Kampung Wadassari Siap Jadi Destinasi Wisata Budaya Jawa di Tangsel